webnovel

Sang Iblis dan Adiknya Jadi Pelayan di Pagi itu,,,

Keesokan harinya,, Mentari yang masih belum pulih,,saat terbangun.

bajunya sudah di ganti,,dan tubuhnya sudah bersih,,seperti ada yang membersihkan,,

itu seharusnya pekerjaan pelayan,,

tapii,,,iya sadar di ujung ruangan,, ada Sang Iblis,,memakai Tuksedo,, Hitam.denga bis merah,sedang mencuci tangannya,,

"pelayan bawa air dan pakaian kotor nyonya,,

seketika Mentari kaget,,

" sayang,,kamu yg menggantikan bajuku selama ini??/tanya Mentari,???

"yaa, sayang,,, sambil mengecup kening Mentari,,

" itu bukan tugas mu,,.dan aku sangat malu,,kau membersihkan tubuh kotorku,, ucap Mentari,,, tersipu malu,,

"sayaang ,,ini caraku,, menikmati Tubuh Indahmu,,aku tidak akan membiarkan siapa pun menyentuhmu,,dan Aroma Tubuhmu sangat memikat,,kau tau ,,?

kalau Dokter tidak melarangku untuk menunggumu pulih,, selama Sebulan,,aku akan menerkammu, habis,,

sambil mencium Mentari,,

" kau membuatku malu sayang,, sambil merangkulkan tangan di leher Sang Iblis,,

"jangan memancingku,,kalau kau belum sanggup,, melayaniku,,sambil,, mambalas pelukan Mentari erat,,,

" mari sayang kita turun ke bawah,,sarapan sudah menunggu,,,,

sesampainya di bawah para pelayan mengenakan..seragam lengkap,,hitam putih semua,,berbaris dan berkata,,

"selamat pagi,,Lady Marie Ane,,

Mentari menatap,,Sang Iblis,,

kenapa mereka memanggilku begitu sayang,,

" kau sepantasnya di panggil begitu,,agar dunia tau,, siapa kau,, terlebih lagi,,kalau ,,Hilda dan antek anteknya tau,, ucap Sang Iblis..

tiba tiba Adik Sang iIblis membawa Teko kaca kristal,, menghampiri Mentari,,

"yang mulia,,,lady marie ane,,hari ini,

"LORD SANJAYA " akan melayani anda,,

kakak ipar,,sambil mengedipkan matanya,,

"silahkan duduk,,lalu menuangkan air minum,ke cangkirentari,,

mentari terkejut,,dengan perlakuan ini,,

" loh kok,kamu,,pelayan segini banyak,,tidak ada yg melayani,,

"pelayan yang mulya ada disini,,

ucap Sang Iblis membungkuk,,

" Ratuku,,,kau mau makan apa,,?? akan ku hidangkan..ucap Burhan..

"ini lelucon apa??tanya Mentari..

ini bukan Ulang Tahunku,,

sang adik membisikan ke telinga kakanya,,

" kak rupanya kakak ipar belum sadar akan tanda ke Ratuannya,akan Cap itu,,

derajatnya kini di atas kita,di tambah iya ibu Pangeran kecil,gelar Ibu Suri telah di tangannya,, untungb dia belum.sadar kalau tidak ,habis kau kak,, suami takut istri,,,hehhehe,,goda adiknya..

"diam kau,,awas kalau berani ,buka mulut lagi,, nampak Sang Iblisn ingin menyembunyikan,,identitas Mentari,, egonya sudah di tekan sangat dalam dengan menjadi pelayan,, benaknya berkata,," biarlah kalau aku jadi pelayannya aku rela,,

"hey kalian berdua berbisik apa??? ucap Mentari,,

" makanlah Daging Rusa ini,, sayang ucap Sang Iblis,, itu baik untuk kesehatanmu,,

"ini juga kaka Ipar,,sayuran segar dari pegunungan alpen,,,dan ini Kaviar,, langka kiriman Nenek, ucap Sang Adik,,

" duduk kalian berdua,, ucap Mentari lantang,,

"temani aku makan,,sambil mengalungkan serbet di leher Sang Iblis,,

" hahaaha ,kakak ipar.kau tidak tega yaa,,melihat kakakku melayanimu,,

"sudah tau nanya,, adikk,, kau jahat sekali,,, ucap Mentari,,

" baik,, mari makan,,ucap Sanng adik

mereka, bertiga menikmati makanan pagi itu seperti makan siang,,,

kakak ipar kau sangat hebat ucap adik Sang Iblis,.sambil mengedipkan mata pada Sang Iblis,

Sang Iblis sudah mengerti akan sindiran..itu..

"hey Lord Sanjaya kau ku perintahkan membersihkan kandang kuda saja ya..

ucap Burhan..

" tenang kak,,,,aku becanda,,,tutup mulut rapat,rapat,, canda sang adik,..

"kalian ini.kapan dewasanya sih ucap Mentari,,??

" hahahahha,,.sayang,, dia Adik.kesayanganku,, dan kau adalah Belahan jiwaku,,, sambil mengecup keningnya,, setelah ini kita berkunjung ke rumah utama mu yaacch,,ucap Burhan,,

"apa,,Mentari kaget,mau apa Burhan kesana, di sana ada Hilda dan Ana,,

sontak iya tersadar akan pertunangan Burhan dan Ana,,,

iya menjadi kecewa,,

Burhan yg melihat kesedihan Mentari,

membelai,,rambut Mentari,,

" iya tidak ada.seujung kukumu,,.sayang,,,ucap Sang Iblis..

yg menyadari kecemburuan Mentari,

Next chapter