2 si cupu kacamata

"kamu sudah pulang nak," sapa sang mama yang berdiri di dekat jendela sedang membersihkan guci kuno kesayangan.

melodi tersenyum sebelum dirinya masuk dan mengucap salam

wanita paruh baya itu tersenyum kecil saat melodi menghampiri nya dan mencium tangan ibunya

"hari ini masak apa ma, aku lapar" ucapnya manja

ibu melodi hanya tersenyum tipis dan melangkahkan kakinya kearah dapur

"cuma ada tempe goreng sama sayur bening, ga apa-apa kan nak, nanti kalo ayam di belakang sudah besar, kita bisa potong" sahutnya nya pelan

melodi yang hendak merengut hanya terkekeh guna melupakan rasa sedihnya, dia tak ingin membuat ibunya merasa sedih karena keinginan melodi

mungkin saat ini melodi serta keluarga harus benar-benar kembali ke titik nol dimana mereka harus terbiasa dengan rasa susah

dahulu, sebelum ayah melodi terkena PHK massal, keluarga mereka cukup lumayan berkecukupan.. namun sekarang, saat nya mereka mengikat pinggang untuk kebutuhan yang seharusnya tidak perlu di beli

melodi menarik bangku dan membuka piring di meja, dengan senyum terkembang..gadis itu mulai menyendok nasi serta lauk

"gimana hari pertama kamu sekolah? sudah dapat teman baru?"

melodi mengangguk sambil terus mengunyah

"semoga kamu betah ya, karena sekolah itu adalah sekolah terbaik di kota ini, mama ingin pendidikan kamu itu tetap yang no satu meskipun dengan keadaan kita sekarang" ujar mama melodi

melodi menatap wajah ibunya dan tersenyum tipis

"iya ma" sahutnya enteng

mama melodi kini bernafas lega saat melihat wajah sang putri yang terlihat tidak terlalu sedih dengan semua keadaan ini.

tak lama setelah selesai makan, gadis tersebut masuk kedalam kamar dan membuka seragam sekolah lalu merebahkan tubuhnya di atas kasur

"aku suka suasana sepi di desa ini" batin melodi

gadis tersebut beranjak bangun menuju meja belajarnya, membuka laci dan meraih sebuah buku besar berwarna merah

"aku harus mulai menulis lagi" pikir nya

****

seperti biasa, pagi-pagi sekali melodi pergi ke sekolah menaiki angkot depan gang rumah nya,

hembusan angin dingin kota Bandung serta segar nya udara pagi membuat gadis itu memejamkan matanya

suasana yang tidak pernah dia rasakan di Jakarta kini dia mulai merasa betah berada di kota ini

"kiri pak" ucap melodi memberikan kode untuk supir berhenti

gadis tersebut meronggoh uang 5000 dari saku bajunya dan pergi setelah mendapatkan uang kembalian

Tin...Tin..Tin..

"woey, cewe kacamata.. minggir Lo! udah tau jalanan lebar kenapa kudu jalan di tengah sih. mau gue tabrak Lo!" teriak pria dengan suara bariton nya sontak membuat melodi meminggirkan langkahnya

pria tersebut melajukan mobilnya lebih lambat agar bisa beriringan dengan langkah kaki melodi

"heh.. jalan tuh di pinggir, ntar kalo Lo gue tabrak, minta ganti rugi deh.. padahal lo yang salah" gerutunya

melodi membulatkan matanya sambil bergumam

"iya, maaf kak" ucapnya pelan

Dion melengos melihat wajah melodi yang sok polos menurut nya.

namun melodi hanya menghela nafas panjang dan kembali melangkahkan kakinya menuju koridor kelas

***

Dion memarkirkan mobilnya di parkiran VIP, pria blasteran itu menarik tas nya dan menaruhnya di punggung

Dion masuk kedalam koridor sambil tertawa bersama tiga teman-temannya

bugh...

"adaw" pekik Melodi

Dion menarik nafas dalam-dalam dan melotot kearah gadis tersebut

"lu lagi..lu lagi! lu tuh kayak kuman tau ga si.. dimana-mana ada. lama-lama gue kudu bawa obat nyamuk deh kalo ketemu lu..biar lu jauh-jauh dari gue.. ngeselin banget nih anak lama-lama" geram Dion

lagi-lagi melodi berdiri sambil mengucapkan kata maaf

"maaf..maaf" __melodi

"pagi-pagi gue harus ngeliat muka lu yang nggak banget, bikin mood gue rusak aja lu.. minggir gue mau lewat" ujar Dion sambil mendorong tubuh melodi hingga kembali tersungkur

melodi terdiam, dia menundukkan kepalanya dan kemudian berdiri membersihkan lututnya yang memerah

"ya ampun Mel, lu kenapa?" tanya senja yang berlari menuju sahabatnya dan membantunya berdiri

melodi berusaha tersenyum menatap wajah sahabat nya, namun mata yang berair tak bisa menutupi jika dia terlihat sedih

"aku tadi ga sengaja nabrak Kaka kelas" sahut melodi

"siapa" tanya Senja

melodi terdiam sesaat

"yang blasteran itu loh" jawabnya

senja mengernyitkan keningnya

"lu jangan cari masalah sama dia, bahaya..suka bully anak-anak di sini"

melodi menoleh cepat

"tapi kan aku ga sengaja" racau nya

senja membantu Melodi berjalan hingga kelas

"semoga lu ga jadi target kegilaan dia nantinya" bisik senja di telinga melodi

melodi tersentak dan menoleh kaget

"maksudnya"

"lu kan tau dia siapa, salah satu manusia yang harus di hindari di sekolah ini..apa lu tau di sekolah ini udah ada beberapa siswa yang bunuh diri karena ga kuat sama Bullyan dia" ucap senja

"trus sekolah ga ada pembelaan apa gitu?" tanyanya

senja menghela nafas berat

"boro-boro, kasusnya adalah bunuh diri bukan pembullyan"

melodi seketika bergetar, gadis itu sedikit beringsut takut..dan semoga dia bukan salah satu incaran dari Dion and the gank

waktu masih menunjukkan pukul 6.30 dan masih tersisa 30 menit untuk memulai pelajaran,

saat senja dan melodi hendak melangkahkan kakinya kedalam kelas, tiba-tiba seseorang menarik kuncir kuda milik melodi dan membuatnya terhuyung ke belakang

"mau kamana lo? urusan gue sama lo belom kelar, " ucap Dion

Dion yang bertubuh lebih tinggi dari Melodi membuat gadis itu meringis dan tak bisa meraih lengan kekarnya

"aduh duh, kak tolong lepasin. tadi kan aku udah minta maaf..aku yang salah jalan ga liat-liat" ucapnya memelas

Dion dan tiga temannya hanya tertawa melihat melodi berkali-kali kesulitan menjangkau lengan Dion yang menarik ikatan rambutnya

sementara, melodi masih mencoba meraih tangan tersebut

"Lo itu kayak kuman, harus di singkirin..klo ngga, pasti ada dimana-mana dan bikin mood gue rusak setiap hari"

melodi tersungkur saat Dion mendorong dan melepaskan ikatan rambut melodi

"payah," decih pria tersebut

melodi berdiri dengan nafas yang memburu

"kamu kenapa sih, aku kan udah minta maaf sama kamu berkali-kali apa itu belum puas? dan lagian kenapa kamu harus membully aku padahal aku perempuan, memalukan ga sih" ucap melodi yang mulai kesal

pasalnya, di sekolah dia yang dulu..tak pernah sekalipun dia merasa di perlakukan seperti ini, semua siswa di sekolah nya saling perduli satu sama lain, berbeda dengan sekolah barunya kini

"apa Lo bilang! memalukan? ini yang Lo sebut memalukan"

brak

Dion mendorong melodi hingga ke tembok dan membuat melodi meringis kesakitan pada lengannya

senja yang melihat itu langsung membantu melodi berdiri

"Lo tolong dia, abis Lo!" ancam Dion kearah senja

senja sontak memundurkan langkahnya dan menundukkan pandangannya

"dengar ya cewe kacamata, urusan kita belom selesai" ucap Dion dan beranjak pergi meninggalkan Melodi di depan kelasnya

setetes air mata jatuh dari pelupuk mata gadis itu, melodi berusaha menahan air matanya namun gagal

gadis itu menangis duduk di bangkunya, sedangkan senja hanya mampu mengusap punggung melodi pelan

"Mel, maafin aku ga bisa bantu kamu tadi"

melodi menoleh sesaat

"ga apa-apa nja, justru nanti kamu yang bakal kena sangsinya" sahut melodi lirih

"ini hanya permulaan, sepertinya aku harus siapin tenaga ekstra saat Dion kembali dan mencoba membully ku" tambahnya lagi

senja terdiam membisu, melihat wajah melodi dengan mata yang sembab.

tak lama gadis tersebut berlari menuju toilet, mengunci nya dan membasuh wajah nya dengan air setelah itu di lap dengan tissu

"apakah ini sekolah terbaik? kenapa ada pembullyan di sekolah bertaraf internasional ini?" batin melodi bertanya tanya

gadis tersebut menghela nafas kasar dan berjongkok sambil menekuk tangan nya di lutut

"aku ga betah sekolah disini " lirih Mel dan kembali meneteskan air matanya

avataravatar
Next chapter