17 17.Hanya mereka yang tau

Beberapa hari kemudian

Andrea berencana membicarakan tentang rencananya yang akan membawa istrinya keluar negeri 4 hari lagi.

Fely dan Andrea sedang menonton tv dikamarnya. Ini saat yang tepat untuk membicarakannya dengan istrinya.

"Sayang?" panggil Andrea. Fely melihat suaminya sekilas.

"Kita pindah ke luar negeri 3 hari lagi ya" ucap Andrea. Begitulah reaksi Fely , ia langsung mengangkat kepalanya.

"Kenapa tiba-tiba?, kenapa kamu enggak bilang aku dulu?" tanya Fely tidak terima.

"Aku udah ngerencanain ini dari sebelum kita menikah sayang, aku takut kamu enggk mau, tapi aku mohon disana lebih baik, aku khawatir sama kamu" jelas Andrea.

"Aku enggk mau ninggalin mereka" ucap Fely terisak. Andrea memeluknya.

"Ayo lah sayang, aku enggak mau kamu terus sedih kayak gini, mereka pasti ikut sedih disana"

"Aku enggk bisa jauh dari mereka" Fely terus menangis. Andrea kasihan pada istrinya, begitu beratnya penderitaan istrinya selama ini, diluar ia tampak bahagia namun saat sendiri ia begitu rapuh.

"Udah jangan nangis, kita bahas lagi besok, kamu tidur ya" Andrea menenangkan Fely. Fely tidur dipelukan suaminya. Andrea menyelimuti Fely dan ikut membaringkan diri disamping istrinya.

Pukul 2 pagi

"Mama, mama , Fely enggak mau ma, Fely takut ma " Fely mengigau, Andrea terbangun saat mendengar suara istrinya menangis memanggil mamanya. Diluar hujan deras, Andrea berdiri menutup Horgen kamarnya lalu duduk disamping istrinya.

"Sayang tenang, disini ada aku" ucap Andrea menenangkan Fely.

"Ma , Fely takut ma" Fely terus memanggil mamnya menangis namun matanya terpejam.

"Sayang bangun, aku disini" Andrea menggenggam tangan Fely, Dingin yang ia rasakan, Andrea lalu memegang kening Fely, panas.

"Sayang kamu demam" ucap Andrea , ia langsung berdiri mengambil kompresan untuk Fely ,namun tangannya digenggam istrinya.

"Jangan pergi, aku takut" Fely menggenggam erat tangan Andrea, matanya masih terpejam.

"Saya sebentar, aku ambil kompres buat kamu" Andrea berusaha melepas tangannya dari Fely namun tidak bisa , ia kembali duduk dan memeluk Fely.

Fely menggigil , tangannya masih menggenggam erat Andrea. "Di..ng..in" racau Fely yang sudah tidak terlalu jelas.

"Hipotermia" batin Andrea "Fely sayang, ayo buka matamu , aku mohon jangan tutup mata ,aku bantu kamu menghangatkan tubuhmu"

Fely membuka matanya sedikit "aku enggk kuat Ndre" jawab Fely lemah, wajahnya sudah pucat pasi, tangannya terasa mati.

"Sayang aku minta maaf, tapi ini satu satunya cara buat kamu enggk kedinginan, aku akan menghangatkanmu" ucap Andrea

"Dingin dre" ucap Fely hampir menutup matanya.

"Maafin aku sayang, aku melakukan ini saat kamu kayak gini, tapi ini demi kamu" Andrea mencium kening istrinya dan melakukan tugasnya ,menghangatkan tubuh istrinya.

Fely sempat menolak tapi ditahan oleh Andrea. Andrea melepas pakaian Fely begitu juga dirinya. Dengan cara ini rasa dingin yang ada ditubuh istrinya akan berkurang saat kulit mereka saling bersentuhan.

Setelah itu hanya mereka yang tau

_______________"_____________"___________

Hari ini Fely sangat sibuk, ia sedang mengemasi barang barang yang akan ia bawa keluar negeri. Jujur saja ia sangat takut ,namun suaminya yaitu Andrea terus meyakinkannya kalau semua akan baik-baik saja. Fely mengemasi pakaiannya dan Andrea memasukannya kedalam koper ,sedangkan Andrea pergi kekantor bersama kakeknya. Rumah Fely akan ditinggali oleh neneknya.

Setelah selesai semuanya Fely merebahkan dirinya kekasur, entah kenapa ia sangat lelah . padahal, biasanya ia tidak mudah lelah walau bekerja dari pagi hingga sore. Berbeda dengan hari ini, bahkan sekarang baru pukul 10 pagi.

Ia berusaha menutup matanya hanya sekedar untuk istirahat sebentar saja ,namun sangat sulit.

Huekk,huekk . Saat Fely mencoba tidur ia malah ingin muntah. Ia berlari kekamar mandi , tidak ada yang ia muntahkan, kepalanya pusing.

"Aku kenapa sih" batin Fely. Ia berniat akan pergi keapotik membeli obat, mungkin ia kecapekan aja.

"Fely mau kemana?" tanya nenek.

"Fely mau keluar sebentar nek" jawab Fely pada nenek.

"Kamu sakit? kamu pucat" tanya nenek.

"Enggk kok nek, cuma kecapek an aja, Fely pergi dulu ya nek, enggak lama kok" Fely mengambil kunci mobil lalu pergi.

Berapa menit kemudian ia sampai didepan apotik namun tutup. "Apa aku kedokter sekalian ya?" batin Fely bertanya tanya.

"Iya deh, kedokter sekalian aja" Fely menjalankan mobilnya menuju dokter langganan keluarganya sedari ia kecil. Namun tanpa Fely sadari sedari tadi ada mobil yang mengikutinya sejak masih berada dirumah.

"Permisi mbak, dokter Gibran ada?" tanya Fely pada resepsionis.

"Eh mbak Fely, ada mbak didalam, silakan masuk" ucap Resepsionis tersebut, ia memang sudah lumayan akrab dengan semua pegawai dokter Gibran jadi mereka kenal Fely.

Tokk.tokk.

"Masuk" suara dari dalam. Fely membuka pintu ruangan dokter Gibran.

"Siang kak" sapa Fely, ia memang memanggil dokter Gibran dengan sebutan kak.

"Hey Fely, udah lama enggk kesini" sapa dokter Gibran.

"Emang aku suruh sakit tiap hari" kesal Fely.

"Ya enggk juga, ini kenapa kamu kesini? Kamu sakit?" tanya dokter Gibran.

"Tadi sih aku niatnya mau ke apotik aja beli obat ,berhubung tutup jadi aku kesini aja, aku tadi mual , pusing, terus lemes banget, padahal kan biasanya juga enggak papa kerja berat" ucap Fely.

Dokter Gibran bangkit dari duduknya dan meminta Fely tiduran di bankar untuk diperiksa "sini kaka periksa" ucap dokter Gibran. Fely berbaring di bankar.

"Kapan kamu terahir haid?" tanya dokter.

"Kalo enggak salah 1 bulan yang lalu" ingat-ingat Fely.

"Kapan kamu melakukan hubungan?" tanya dokter.

"Ih kaka kok tanya gitu sih, kan itu privasi" elak Fely tak terima ,karena itu sudah mencangkup privasinya.

"Heih, kamu ini ya tinggal jawab juga, jawab aja enggk usah malu-malu" ucap Gibran tertawa.

"2 hari yang lalu" jawab Fely kesal.

"Pantesan , udah sini turun" Gibran kembali duduk dikursinya.

"Kenapa kaka tanya kayak gitu?" tanya Fely.

"Kenapa kamu dateng sendiri?" tanya Gibran balik.

"Andrea kekantor, pamitan sama karyawannya, mau pindah ke luar negeri" jawab Fely.

"Ya udah deh, aku bilang kamu aja. Selamat ya kamu mau jadi ibu, jaga baik-baik kandungannya, masih sangat muda jadi rawan" Gibran menyalami Fely. Fely sendiri sedikit terkejut.

"Udah 1 minggu, usianya masih rentan jadi kamu jangan capek capek" nasehat Gibran.

"Apa hamil? Tapi aku kan ngelakuinnya baru 2 hari ka , terus aku hamil anak siapa?" bingung Fely bertanya tanya, Gibran geram fengan tingkah adiknya itu.

"Buset dah, ya suami kamu siapa sih Fely, Andrea kan ya berarti ayah anakmu ya Andrea" kesal Gibran. "Kamu melakukan saat sama subur, jadi usia kandungannya lebih tua" jelas Gibran.

"O gitu ya"

"Ini resep vitamin penguat kandungan buat kamu" Gibran menyerahkan selembar resep obat kepada Fely.

"Makasih ka, aku pulang dulu" Fely keluar dari ruangan Gibran. Ia menebus vitamin yang disarankan kakanya itu lalu berjalan keparkiran mencari mobilnya, saat hendak memasuki mobil tiba-tiba ada yang membekap mulutnya, ia melihat sekilas orang disamping yang membekapnya namun setelah itu semuanya gelap.

Orang-orang itu membawa Fely masuk kedalam mobil mereka.

"Halo bos, kita udah bawa itu cewek" ucap salah satu orang yang menculik Fely.

"Bawa dia ketempat yang jauh, dan gak ada yang bisa temuin dia, jangan bunuh dia ,tapi buat dia sengsara, hahahaha" ucap orang diseberang telepon.

"Baik bos"

________🍃________

avataravatar
Next chapter