webnovel

EPISODE AWAL: MENJADI ORANG TERPILIH

"Selamat datang, wahai orang yang terpilih!"

Perlahan kubuka kelopak mata ini, setelah mendengar kalimat itu. Dapat kulihat, ada sosok yang bercahaya di depanku.

"Perkenalkan, saya adalah Dewi! Saya memanggilmu kemari bukan tanpa sebab."

Sepertinya aku berada di dunia lain, mungkin tepatnya dunia sebelum ke alam baka.

"Kamu adalah satu dari seperteriliun orang yang ditakdirkan menjadi orang terpilih!"

Aku tahu ini. Sangat tahu sekali.

Aku ingat kalau aku tertabrak oleh truk karena menolong anak kecil yang secara polosnya berlari mengejar bolanya yang berguling ke tengah jalan. Lalu, aku ingat juga kalau anak kecil itu selamat bersama dengan bolanya dan aku dikerumuni oleh banyak orang sebelum akhirnya menutup mata.

Dengan situasiku yang sudah mati dan aku terpanggil oleh Dewi ke tempat ini, lalu kalimat kalau aku adalah orang tepilih. Maka, sudah jelas. Kalau aku akan dihidupkan kembali ke dunia lain, dunia pedang dan sihir. Begitulah yang aku baca dari cerita dan tonton dari anime isekai.

Tidak kusangka kejadian seperti itu benar-benar terjadi, terlebih menimpa kepadaku. Ada perasaan senang sih, karena dunia yang menurutku menarik dapat kuhuni dan hidup menjadi seorang pahlawan. Tapi, di sisi lain, aku sedih. Karena harus meninggalkan orang tuaku. Selain itu, aku pasti akan bernasib sial kalau ternyata Dewa ini tidak akan memberiku kekuatan cheat atau malah dihidupkan dengan kesialan yang tinggi.

"Berbanggalah! Karena, kamu adalah orang yang terpilih menjadi kelinci percobaanku!"

Menjadi kelinci percobaan…

Tunggu!

Apa maksud dari kalimat itu?!

"Kamu sangat beruntung sekali, jadi berterima kasihlah sambil mengeluarkan air mata sampai mengeringkan bola matamu!"

Apa-apaan ini?! Kenapa kedengarannya Dewi di depanku ini seorang S atau dikenal sadis?!

Ah, sekarang aku bisa melihatnya dengan jelas. Sosok yang di depanku adalah seorang wanita berambut pirang panjang dengan ekpresi wajah menakutkan, walau kurasa dia cantik dan menawan. Sosok di depanku ini sedang duduk di atas kursi yang kutahu seperti singgasana seorang raja, sambil mengarahkan iris coklatnya kepadaku. Dari sudut pengelihatannya, dia melihatku seolah aku berada di bawah.

Benar juga, kenapa aku tidak bisa bergerak, ya? Rasanya ada yang melilit seluruh tubuhku, lumayan sakit juga. Terus, kakiku tidak bisa digerakkan dan rasanya seperti tertekuk.

Oh, setelah melihat diriku. Seluruh tubuhku terlilit oleh tali tambang yang menutupi seluruh tubuhku dan kedua tanganku terikat ke belakang. Lalu, aku sedang di posisi duduk seiza. Duduk ini kuketahui adalah posisi duduk ala orang Jepang, di mana kakiku ditekuk dan menjadikannya sebagai dudukan.

"HEEEHHHHH!!"

Spontan setelah mengetahui kondisiku sekarang, aku langsung berteriak terkejut dengan keras sekali.

"Diam kamu, babi! Tidak ada yang mengijinkanmu berteriak, bahkan mengeluarkan suara sekecil apapun!"

Tunggu, apa?!

Wanita di depanku, yang mengaku sebagai Dewi, mengatakan hal seperti itu?! Mengatakan kalimat yang aku tahu adalah kalimat yang sering diucapkan oleh wanita sadis yang merendahkan kaum laki-laki!

"Tidak ada yang mengijinkamu untuk panik. Jadi diamlah, dasar makhluk rendahan!"

Tiba-tiba, aku merasakan ada sengatan yang membuatku merinding sekali. Bahkan, sampai-sampai seluruh tubuhku tegang dan membuatku tidak berani meronta-ronta agar terlepas dari ikatan ini.

"Mana ucapan terima kasihmu?"

"Terima kasih!" teriakku, dengan sendirinya.

"Cih, dasar rendahan! Dasar tidak tahu malu! Harusnya kamu berterima kasih sambil menangis!"

"Aku sangat berterima kasih! Aku makhluk yang sangat beruntung telah terpilih menjadi kelinci percobaanmu, Dewi yang sangat agung!" ucapku sambil berlinang air mata, dengan sendirinya.

"Bagus. Tapi jangan berlebihan, saya tidak sudi air mata menjijikanmu mengotori lantai tempat ini!"

"Baik! Maafkan atas kejijian makhluk sepertiku!"

"Bagus, kamu menyadari posisimu, makhluk rendahan."

Apa-apaan ini?!

Kenapa aku tidak bisa mengendalikan diriku, bahkan kalimat yang kukeluarkan?!

Bukankah harusnya aku dipanggil kemari dan akan dinobatkan menjadi pahlawan. Atau paling tidak, aku diberitahu kalau aku akan memulai kehidupan baru di dunia lain. Tapi kenapa malah ini yang terjadi kepadaku?

Terlebih, menjadi kelinci percobaan. Memangnya aku akan dijadikan kelinci percobaan apa oleh Dewi sadis di depanku?!

"Sekarang, saya akan memberitahumu beberapa hal. Tapi, kamu tidak kuijinkan untuk bertanya. Jadi, kamu cukup diam dan terima saja, makhluk rendahan."

Aku ingin sekali memberikan sejuta pertanyaan kepada Dewi sadis di depanku, tapi mulutku tidak bisa kubuka. Benar-benar terkunci.

Selain itu, tubuhku benar-benar tidak bisa kugerakkan lagi. Dengan perasaan yang menakutkan sehingga membuat perasaan merinding menjalar ke seluruh tubuhku, aku terdiam mematung.

Ah, rasanya aku ingin mengompol. Tapi, aku tidak bisa mengeluarkannya!

"Seperti yang saya katakan, bahwa kamu, makhluk rendahan, terpilih menjadi kelinci percobaanku. Saya tidak akan memberitahu secara detail percobaan apa itu, tapi saya akan beritahu satu kalimat. Kamu akan menjadi kelinci percobaan kekuatan yang kubuat.

Lalu, kamu akan dihidupkan kembali ke dunia lain, yang kamu kenal sebagai isekai seperti yang kamu ketahui. Kamu akan memulai hidup di sana dengan kekuatan yang kubuat dan penderitaan.

Oh iya, akibat kekuatan yang kubuat ini. Maka kamu tidak akan bisa berkembang, status-mu itu akan tetap sama seperti saat di duniamu. Mau seberapa besar apapun kamu berlatih dan menempa tubuhmu, tetap saja status-mu tidak akan berubah.

Selain itu, kamu akan tetap bisa merasakan rasa sakit. Dicincang, dikuliti, dibakar, dan apapun yang menimpamu akan kamu rasakan tanpa pengurangan rasa sakit sedikit pun. Benar-benar seperti sebenarnya! Hahahahaha!"

Aku ingin sekali mengompol! Aku ingin sekali mengeluarkannya agar rasa takut dan merinding ini bisa hilang, atau paling tidak sedikit mereda.

Aku benar-benar ketakutan dengan kalimat-kalimat yang dikeluarkannya itu!

Aku lebih memilih menonton film atau game yang banyak sekali dengan jumpscare-nya sehingga membuatku jantungan, daripada menerima kenyataan ini!

"Hanya segitu saja. Karena saya tidak sudi melihat makhluk menjijikan sepertimu berlama-lama ada di sini. Jadi, saya akan segera mengirimmu."

Kenapa aku bisa bernasib seperti ini? Kenapa aku bisa menjadi sangat ultra super sial seperti ini? Apa karena aku menyelamatkan anak kecil itu, sehingga nasibku menjadi begini?

Mamah, Papah. Aku harap kalian tidak akan bernasib sial seperti ini. Aku harap juga, kalian tidak bertemu dengan Dewi sadis ini apabila kelak meninggal dunia. Begitu juga dengan seluruh keluargaku, teman-teman, dan seluruh manusia di bumiku.

"Selamat menikmati kehidupan barumu, makhluk rendahan."

MANA MUNGKIN AKU BISA MENIKMATIKANYA!!

Next chapter