1 Liburan Yang Kacau

"Hei, cantik! Kamu sendirian?" sapa salah satu pria mendekati seorang gadis. Si gadis tersenyum menggoda dan mengangguk lalu menggeleng kemudian tertawa. Si pria agak bingung tapi ikut tertawa. Si gadis sepertinya tengah mabuk.

Suara musik hip hop latin terus berdentum bersahutan memanjakan telinga. Seorang DJ yang memang menjadi bintang di klub malam tersebut terus memutar campuran hentak musik yang membuat seluruh pengunjung otomatis menggoyangkan pinggulnya.

"You're so sexy girl, what does it take to get close to you? Girl I'm loving the things that you do ..." terdengar bunyi lirik lagu yang menjadi tembang utama musik yang tengah diputar. Seorang gadis cantik tengah meliukkan tubuhnya mengikuti irama yang mengiringinya.

"Sebenarnya aku bersama kekasihku tapi dia pergi dengan wanita lain ... ah, pria dimana-mana sama saja, iya kan?" sahut gadis itu dengan tingkah manja namun seksi.

Pakaiannya yang cukup terbuka membuat pemandangan kian sensual. Kulit mulus sedikit kecoklatan terbias sinar cahaya lampu klub malam yang berkerlap-kerlip. Beberapa pria mulai menatap liar ke arah gadis itu. Tarian sensualnya makin banyak mengudang para pria untuk mendekat.

Pria itu mendekat lalu merangkul untuk membawanya ke arah bar. Ia sempat menoleh ke belakang dan memberikan kode pada temannya di belakang.

"Siapa namamu, Cantik?" si pria mulai merayu lagi dengan berbisik padanya. Gadis itu tersenyum sekilas melenguh sambil memesan minuman pada bartender.

"Sophie ..." jawabnya agak genit. Tangan pria itu mulai menjalarkan rengkuhannya di pinggang Sophie. Sophie tampak tak peduli dan mengambil minumannya. Pria itu lantas merebut gelas wiski milik Sophie yang hampir mampir di bibir merah cherry miliknya.

"Tunggu dulu! Kamu sudah mabuk!" ujar pria itu memindahkan gelas itu ke arah samping tubuhnya. Sophie merengek manja dan makin tidak sadar dengan apa yang sedang ia lakukan.

"Berikan minumanku!" rengek Sophie pada pria baru yang bersamanya. Pria itu menyeringai jahat dan menggeserkan kembali gelasnya pada Sophie. Sementara itu seorang pria lain yang tadi mendekat di samping pria yang bersama Sophie berbalik pergi usai membubuhkan obat pada minuman yang digeser sebelumnya.

"Ini minumanmu, Sophie. Aku hanya ingin memastikan bahwa minumannya baik-baik saja," jawabnya tidak masuk akal. Sophie hanya menyengir saja. Tentu saja dia tidak bisa berpikir lurus saat ini. Sophie sedang mabuk dan seseorang akan mengambil keuntungan darinya malam ini.

"Hmm ... sayang sekali kamu sendirian. Padahal kamu sangat cantik dan seksi ..." rayu pria itu mulai membelai pinggang Sophie sambil mencoba mencari kesempatan untuk menciumnya.

Sophie terkekeh tak jelas dan menggelengkan kepalanya. Ia menghindar dari kemungkinan ciuman kecelakaan yang disengaja oleh pria asing tersebut.

"Aku sudah bilang, aku tidak sendiri!" tegas Sophie dengan suara mulai berat.

"Lalu di mana kekasihmu?" Sophie merengek kesal dan memukul lengan pria itu seperti kesal tengah bercanda.

"Dia menikah dengan wanita lain. Oh, apa kamu tahu betapa hancurnya hatiku? Dia bilang dia akan menungguku, tapi dia malah berselingkuh dan menikah dengan wanita itu!" ujar Sophie panjang lebar malah bercerita tentang kehidupan cintanya.

"Oh ya? Jadi kamu sedang patah hati ya?" Sophie menoleh pada pria itu dan pandangannya kabur lalu kembali dan kabur lagi. Sophie mencoba menggelengkan cepat kepalanya tapi kesadaran itu tidak kembali. Pandangannya makin kabur dan berbayang.

"Aku rasa aku harus pulang ..." Sophie mencoba berbalik untuk pergi tetapi ia limbung dan tubuhnya ditangkap oleh pria yang bersamanya.

"Ayo aku antarkan!" tawar pria itu merangkul lekukan pinggang Sophie untuk merekat padanya. Sophie hampir tidak bisa berjalan lagi karena kepalanya sudah sangat pusing.

Pria itu memberi kode pada dua pria lainnya yang sudah siap di dekat pintu masuk klub. Salah satunya mengikuti Sophie tepat di belakangnya sementara yang satunya lagi agak sedikit menjauh untuk menjaga agar dua temannya bisa aman bergerak.

Mereka keluar dari klub dengan salah satunya memapah Sophie menuju lift yang akan membawa mereka ke hotel.

Setibanya di salah satu lantai, para pria itu memapah Sophie untuk di bawa ke salah satu kamar yang sudah mereka sewa sebelumnya. Sophie yang masih memiliki sedikit kesadaran lalu menolak salah satu pria yang mendekat hendak mencumbunya.

"Pergi! Siapa kamu?!" hardik Sophie dengan kepala makin berputar-putar. Rasanya ia seperti mau pingsan.

"Hei, jangan kasar, Sayang. Aku suka permainan lembut!" sindir si pria itu hendak membelai wajah Sophie. Sophie menepis tangannya dan dia terhuyung. Para pria itu tertawa seolah ada yang lucu.

Sementara di ujung koridor, Cassidy Belgenza keluar dari salah satu kamar dan ingin pergi ke klub di hotel tersebut. Ia tengah menginap satu malam untuk bekerja di kamarnya. Sekarang dia ingin bersenang-senang.

Baru melangkah beberapa langkah, Cass berhenti dan mengernyit heran. Seorang wanita terlihat mabuk dan tiga orang pria mencoba mengerayanginya. Salah satunya bahkan hendak membuka pintu kamar.

"Hei … apa yang kalian lakukan? Lepaskan wanita itu!" hardik Cass dengan sikap santai tidak takut.

"Jangan ikut campur! Dia kekasihku!" sahut pria yang sedang membuka pintu. Sophie sudah hampir pingsan dan akhirnya salah satu pria menangkap tubuhnya.

"Dia sudah pingsan, apa yang kalian lakukan? Apa kalian yang memberikan dia obat?" tuding Cass lagi. Tiga pria tadi mulai cemas dan makin tidak senang dengan kedatangan orang asing yang mengganggu mereka.

"Pergi dari sini! Jangan macam-macam!" tunjuk pria yang memegang Sophie. Cass mendengus kesal dan mendekat. Tangannya hendak meraih Sophie.

"Berikan dia padaku!" Cass menarik tangan Sophie namun sayangnya pria-pria yang memegang Sophie berontak. Mereka mencoba meringsek ke depan untuk memberikan tinju pada pria yang mengganggu mereka.

Cass berkelit dengan cepat dan malah balik memutar lengan pria itu dan menghempaskannya ke arah dinding. Sementara kakinya dengan cepat memberikan satu tendangan T ke arah kanan tepat di perut temannya. Cass memutar lagi dan mendorong pria yang ia cekal ke arah teman-temannya sampai mereka tersungkur ke depan.

Sophie sudah jatuh ke lantai berbaring menyamping dan mengerang pelan. Ia masih belum sadar tentang apa yang terjadi.

"Jika kalian macam-macam, aku akan memanggil Polisi. Kalian kira aku tidak tahu jika kalian ingin melecehkan dia?" tukas Cass menunjuk pada pria-pria itu. mereka mengerang kesakitan dan akhirnya memilih untuk meninggalkan Sophie. Mereka tidak ingin memperoleh masalah gara-gara tuduhan pelecehan.

Ketiganya berlari masuk kembali ke arah lift dan meninggalkan lantai tersebut. Sedangkan Cass kini ditinggalkan masalah baru.

"Uh, dasar sial! Kenapa jadi aku yang harus membereskan ini? aku kan tidak mengenalmu!" gerutu Cass melihat gadis seksi mabuk di depannya. Mau tidak mau Cass lalu menarik untuk memapah namun Sophie begitu mabuk dan tidak mau berjalan. Cass akhirnya menggendongnya dan menghela napas panjang.

Cass menoleh ke kiri dan kanan. Ia tengah berpikir harus seperti apa. Jika ia membawa gadis itu dengan keadaan mabuk digendong ke lobi pasti akan menarik banyak perhatian.

"Ahh ... liburan dan healing time ku kacau!" rutuk Cass yang akhirnya memutuskan kembali ke kamarnya saja.

Susah payah ia menunduk untuk menempelkan kartu di pintu kamarnya. Sementara Sophie malah seperti bergelantungan padanya.

Saat Cass sudah berhasil memasukkan gadis itu ke kamar, Sophie malah bangun dan berjalan sempoyongan. Di tengah kamar, Sophie menggesekkan kedua pahanya bersamaan dengan tangannya merogoh bagian dalam dari rok super pendek yang ketat di atas paha.

Di belakang Cass tercengang melihat yang terjadi. Seorang gadis yang tidak ia kenal tengah melorotkan celana dalamnya di depannya.

avataravatar
Next chapter