webnovel

Membawa Masalah yang Lebih Buruk

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

"Apakah kamu memiliki hubungan yang baik dengannya?" tanya Xing Chensheng sambil melihat kepala jamur Mo Jintian. Ia merasa anak laki-laki kecil ini begitu menyenangkan.

Mo Jintian mengangguk dan menjawab dengan sangat serius, "Iya, dia adalah temanku."

Xing Chensheng tertegun sejenak, lalu tersenyum dan bertanya, "Oh, dia adalah temanmu?"

Mo Jintian mengangguk, "Iya. Tapi, Paman Dokter, apakah Paman bisa menuliskan nomor ponselnya untukku? Aku mencarinya karena ada urusan."

"Dia temanmu, tapi kamu tidak punya nomor ponselnya?"

"Nomornya hilang," jawab Mo Jintian sambil menggaruk kepalanya. Padahal, sebenarnya ia tidak punya nomornya. Maaf karena berbohong, batin Mo Jintian.

Xing Chensheng mengangkat alisnya dan pura-pura tidak mempercayai Mo Jintian, "Dia memberitahuku bahwa dia tidak bisa memberikan nomornya kepada orang sembarangan. Apa kamu berbohong? Aku tidak bisa melakukannya. Maafkan aku, teman."

"Kalau begitu, Paman Dokter telepon saja dia. Biarkan aku berbicara dengannya," kata Mo Jintian sambil menatap ke arah Xing Chensheng.

Otak Xing Chensheng cukup cerdik sehingga ia berkata, "Tapi, ponselku ada di kantor. Aku akan meneleponnya nanti dan memberitahunya. Jika dia bilang iya, aku akan kembali untuk menemuimu."

Mo Jintian mengulurkan tangan kecilnya dan meraih seragam putih Xing Chensheng, lalu berkata dengan suara imut, "Dia bisa memberitahu Dokter untuk mengobati mamaku, jadi sudah pasti hubungan kami baik. Semua orang yang punya otak pasti akan berpikir begini," kata Mo Jintian.

Perkataan polos Mo Jintian membuat Xing Chensheng terdiam. Maksudnya, jika aku tidak memberikan nomor ponselnya, berarti aku tidak punya otak? batin Xing Chensheng. Untuk pertama kalinya Xing Chensheng dikalahkan oleh seorang anak kecil. Ia pun kembali ke kantor dan langsung menelepon Bai Yanshen.

Setelah telepon tersambung, Xing Chensheng mengerutkan kening dan duduk di kursinya, lalu berkata, "Kapan seleramu berubah menjadi begitu unik?"

Bai Yanshen terdiam selama beberapa detik, kemudian suaranya yang tenang terdengar dari ujung telepon, "Apa?"

"Asen, Su Xiqin adalah wanita yang sudah menikah dan putranya juga sudah besar. Katamu..."

"Kakak Xing, aku sudah bilang, kami hanyalah teman biasa. Jangan berpikir terlalu berlebihan."

Xing Chensheng tidak membahas topik ini lagi. Ia langsung membahas Mo Jintian dan berkata, "Barusan ada seorang anak yang mengatakan bahwa dia adalah temanmu." Xing Chensheng diam sejenak, lalu meneruskan kata-katanya, "Sangat menyakitkan karena ternyata itu adalah anak Su Xiqin."

"Dan kamu memberikannya?" tanya Bai Yanshen.

"Memangnya bisa jika aku tidak memberikannya? Dia bilang jika aku tidak memberikannya, berarti aku tidak punya otak," kata Xing Chensheng yang saat itu sedang duduk di kursi sambil memijat dahinya.

Bai Yanshen tersenyum sedikit. Tak lama kemudian, ia mendengar suara Xing Chensheng lagi, "Asen, aku ingat kamu tidak suka anak kecil. Bagaimana bisa kamu berteman dengannya?"

"Kakak Xing, anak itu cukup cerdas dan aku sengaja menggodanya. Tapi, anak-anak itu memang pada dasarnya masih naif. Tidak heran jika dia menganggapku sebagai temannya."

Xing Chensheng diam sejenak, lalu berkata, "Asen, akan lebih baik jika seperti ini. Kamu telah kehilangan teman selama bertahun-tahun dan kamu juga seseorang yang dingin. Aku hanya ingin mengingatkanmu bahwa keluargamu tidak akan membiarkanmu menjalin hubungan dengan wanita yang sudah menikah, terlebih lagi jika dia sudah mempunyai anak."

"Kakak Xing, kamu berpikir terlalu berlebihan," kata Bai Yanshen dengan tenang dan membuat Xing Chensheng terkekeh.

"Baiklah kalau begitu. Kamu selesaikan kesibukanmu. Su Xiqin sudah tidak ada masalah lagi dan dia akan keluar dari rumah sakit sebentar lagi. Aku akan membantunya menyelesaikan urusannya dulu. Aku harap kamu bisa mencariku lagi untuk urusan yang lebih baik nanti."

"Terima kasih, Kakak Xing. Lain kali, mari kita keluar bersama untuk minum."

"Baiklah, aku tunggu."

———

Ketika Bai Yanshen menerima telepon dari Xing Chensheng, ia sedang berada di Amerika Serikat dan baru saja selesai mengadakan pertemuan. Sekarang, ia sedang berdiri di dekat jendela kantor sambil menyilangkan tangannya di depan dada. Matahari dari luar jendela menerangi tubuhnya dan membuatnya terlihat seperti dewa perang. Matanya menyambut sinar matahari dengan berat dan memancarkan aura yang suram.

———

Setelah Xing Chensheng meninggalkan kamar Su Xiqin, Mo Xigu membantu mengepak barang-barang Su Xiqin. Sebenarnya tidak ada yang perlu dikemas, tapi Mo Xigu masih terlihat sibuk melakukan sesuatu.

"Ayah bilang, jika kamu sudah keluar dari rumah sakit, dia menyuruhku membawa anak itu untuk tinggal di rumah," Mo Xigu tiba-tiba berkata sambil terus beres-beres.

Su Xiqin yang baru saja keluar dari kamar mandi kini mengerutkan kening. Ia berpikir, Ternyata Mo Xigu berubah karena ingin aku kembali ke rumah. Ia berjalan ke arah Mo Xigu sambil tersenyum mencibir, lalu mengambil tas dari tangannya, "Aku tidak akan kembali. Saat itu aku sudah menjelaskannya kepada Ayah."

"Menjelaskan? Menjelaskan apa? Kamu menjelaskan ke Ayah bahwa kamu ingin bercerai?" tanya Mo Xigu dengan tatapan melotot.

"Jika sudah benar-benar tiba saatnya, aku akan menjelaskan yang sebenarnya kepadanya," jawab Su Xiqin sambil memasukkan handuk dan pakaian.

Mo Xigu mengerutkan kening dan menatap Su Xiqin dengan tatapan marah yang begitu tajam. Ia tidak menyangka bahwa tekat Su Xiqin begitu kuat dan semua ini sungguh di luar dugaannya. Sebelum Mo Xigu benar-benar bisa mencerna kata-kata Su Xiqin, ia kembali mendengar Su Xiqin berkata, "Kamu tenang saja. Aku tidak akan meninggalkan perusahaan."

Setelah selesai mendengarkan kata-kata Su Xiqin, Mo Xigu sedikit tertawa dan bertanya, "Apakah penghitunganmu sudah tepat?"

Su Xiqin mengangkat kepalanya dan menatap orang yang sedang berdiri di sampingnya. Matanya yang pucat menatap ke arah Mo Xigu dan bertanya, "Mo Xigu, kita sudah cukup lama saling menjelek-jelekkan. Sekarang, apa maksudmu?"

Mo Xigu sempat khawatir dan bingung sejenak. Mo Xigu merasa seakan ada jarum yang menusuk jantungnya saat seseorang mengatakan bahwa ia tidak ingin lagi berhubungan dengannya. Wanita yang pernah menganggap Mo Xigu sebagai dewa sebelumnya tidak pernah berkata seperti itu. Tanpa diduga, sekarang wanita itu mengatakan dengan tegas bahwa ia benar-benar ingin bercerai dari Mo Xigu. Ini benar-benar tidak sesuai dengan harapan Mo Xigu.

Mo Xigu menatap Su Xiqin lumayan lama. Matanya terjebak oleh rasa kepanikan yang tidak bisa ia jelaskan. Lalu, ia berkata dengan pelan, "Aku bilang, aku tidak mau cerai!"

"Jika kamu tidak setuju, aku akan naik banding. Mo Xigu, aku harap kita bisa sama-sama saling melepaskan. Meskipun ada banyak kebencian di antara kita, aku tetap harap kita bisa berdamai."

Mo Xigu tertawa seakan ia baru saja mendengar candaan. Ia pun berkata, "Su Xiqin, kamu pikir kamu bisa benar-benar pergi? Jika kamu ingin pergi, kamu harus ingat bahwa anak itu tidak akan membiarkanmu meninggalkan keluarga Mo."

Alasan ini adalah satu-satunya hal yang bisa Mo Xigu gunakan untuk menghentikan perceraian mereka. Namun, Su Xiqin menatap Mo Xigu dengan tatapan dingin dan dengan tegas berkata, "Anak itu adalah milikku! Jika kamu ingin menahanku atas dasar anak itu, aku bisa meminta pengadilan untuk melakukan tes DNA. Walaupun nanti aku berada dalam kondisi yang buruk, aku akan tetap bisa bercerai."

Hari itu, Su Xiqin sudah membawa masalah mereka ke hal yang lebih buruk.

Next chapter