webnovel

bab 1

Seorang wanita paruh baya berjalan mendekati seorang gadis yang sedang merias wajahnya di depan cermin. "ayo sayang, semua orang sudah menunggu kita"

"Bu, apa aku tidak salah menerima lamaran anak temen bapak?" tanyanya kepada yang berdiri di sampingnya yang tidak lain ibunya.

"sayang, kalau kamu ragu tidak apa-apa, kita bisa membatalkannya" ucap ibu Salma seraya mengelus puncak kepala Keyla.

Keyla menggeleng karena dia tidak mungkin membatalkan acara yang sudah di persiapkan karena dia tidak ingin membuat kedua orang tuanya malu jika sampai dirinya membatalkan acara lamaran tersebut

Salma segera tersenyum mendapatkan jawaban seperti itu dengan lembut Salma segera mengajak Keyla keluar kamar karena Hardi dan kedua orang tuanya sedang menunggu di ruang tamu.

Keyla segera berdiri dan segera melingkarkan tangannya di lengan ibunya sambil tersenyum. keduanya segera melangkah keluar kamar dan berjalan bersamaan menuju ke ruang keluarga dimana acara lamaran akan dilaksanakan

Sedangkan di ruang keluarga Hardi berharap cemas karena untuk pertama kalinya dia akan bertemu dengan calon istrinya dengan memainkan kedua tangannya yang sudah basah dengan keringat karena ini merupakan pengalaman pertamanya apalagi sebelumnya dia belum pernah sama sekali berpacaran

"Kamu gugup?" tanya mami Heni sambil berbisik

"Iya mi" Hardi menjawabnya seraya menoleh ke arah maminya yang duduk tepat di sampingnya.

Heni mengerti apa yang di rasakan oleh anak kedunya itu karena mereka tidak pernah bertemu sama sekali wajar saja jika anaknya merasa gugup sedangkan di sisi lain dua orang pria sedang sibuk mengobrol

hingga suara langkah kaki membuat semua yang ada di ruangan itu memandang ke arah dua orang wanita yang berbeda generasi itu seketika pandangan mata Hardi terpana melihat sosok wanita yang akan dia lamar hari ini bagaimana tidak karena kecantikan yang Keyla miliki mampu menghipnotisnya

"cantik banget calon mantu kita Pi" ucap Tiara kepada suaminya dan segera di angguki oleh Dava

Keyla yang berjalan dengan ibunya segera mendudukan dirinya di hadapan Hardi tentu saja ini pertemuan mereka yang pertama. sesekali Hardi yang duduk di depan Keyla mencuri pandang pada wanita yang kelak akan menjadi istrinya itu

acara pun di mulai Hardi segera menyematkan cincin sebagai tanda pengikat antara dirinya dan juga Keyla setelah menyematkan cincin di jari manis Keyla dengan cepat Hardi menarik tangannya sedangkan Keyla yang masih tidak percaya melihat ke jari manisnya dimana sekarang sudah melingkah cincin

"sekarang kalian sudah terikat satu sama lain dan kami berharap setelah ini kalian bisa saling mengenal satu sama lain" pinta Dava

Hardi serta Keyla mengagukan kepalanya bersamaan sebagai jawaban

"liat jeng mereka menjawab saja sudah kompak begitu" ucap Heni sambil menoleh ke arah calon besannya.

"iya jeng, mungkin ini yang dinamakan jodoh" sahut Tiara sambil tersenyum.

"memang mereka sekarang sudah berjodoh" ujar Hendra yang bahagia karena anaknya bisa kompak dengan suaminya

"benar mas, aku sudah tidak sabar lagi menginginkan mereka cepat menikah" ucap Dava dengan antusias

seketika Hardi dan Keyla menggakat kepalanya saat mendengar itu tentunya keduanya masih tidak percaya bahwa kedua orang tua mereka ingin segera menikah. tentu saja Hardi kaget begitu juga dengan Keyla yang masih tidak menyangka akan menikah secepat itu padahal mereka belum saling mengenal satu sama lainnya

Hardi yang duduk di samping Keyla melirik dengan tajam tentunya dia masih bermimpi bahwa sekarang dirinya sudah memiliki calon istri bahkan dalam mimpi pun dia tidak memikirkan akan menikah di usia yang begitu muda

berbeda dengan Keyla yang hanya pasrah saja saat kedua orang tuanya menerima lamaran dari kolega ayahnya tentunya Keyla yang masih terluka dengan kisah cintanya tanpa pikir panjang menerima lamaran itu

"Om, Tante, saya boleh mengajak Keyla sebentar?" tanya Hardi kepada calon mertuanya

"tentu saja boleh" sahut Heni

"iya kalian harus mengobrol biar saling kenal" ucap Hendra yang menyetujui permintaan calon menantunya itu

setelah mendapatkan persetujuan dari keduanya Hardi segera mengajak Keyla untuk mengobrol berdua dan tanpa berkata apapun Keyla segera beranjak dari duduknya dan segera melangkah mengikuti Hardi

mereka sampai di taman belakang merasa sudah jauh dari ruang keluarga dimana kedua orang tua mereka berada dengan cepat Hardi membalikan badannya dan seketika membuat Keyla menghentikan langkahnya

"tadi siapa nama Lo?" tanya Hardi

Keyla langsung mengangkat kepalanya setelah mendapatkan pertanyaan seperti itu. " Keyla"

"oh Keyla, sorry gue lupa" ucap Hardi yang bersikap dingin bahkan nada bicaranya berbanding terbalik dari sebelumnya

Keyla masih menatap bingung melihat tingkah pria di hadapannya tentu saja karena dia melihat beberapa saat lalu pria itu bicara begitu sopan namun kali ini justru berbanding terbalik

"gue tidak mau basa basi, sekarang kita sudah tunangan dan mungkin akan segera menikah tapi sebelum itu terjadi gue mau ngomong sesuatu"

"kamu mau ngomong apa?"

"gue harap Lo jangan pernah berharap apa-apa dari hubungan ini dan iya setelah kita menikah Lo akan tinggal dengan gue tapi dengan catatan kita hanya bersikap suami istri di depan orang tua gue dan Lo, tapi selebihnya kita hanya orang asing yang di satukan dalam ikatan pernikahan ini"

keyla terbelalak mendengar perkataan yang beberapa saat keluar dari mulut pria yang beberapa saat lalu melamarnya, dia tidak pernah menyangka bahwa akan mendengar hal seperti itu tentunya seperti tamparan yang sangat keras karena ternyata pria itu tidak sama sekali menginginkan pernikahan ini

Keyla terdiam seribu bahasa bahkan tubuhnya terasa gemetar saat mendengarnya sedangkan Hardi yang masih memasang wajah datar terus memerhatikan gadis yang berdiri dihadapannya tentunya Hardi mengakui bahwa dia sempat terpesona dengan kecantikan keyla tapi sayang itu tidak membuat dirinya bisa menerima perjodohan ini

"dengan Lo diam berarti Lo menyetujuinya dan satu lagi gue harap setelah pernikahan ini terjadi Lo harus bisa memposisikan siapa Lo dalam hidup gue karena gue tidak ingin jika suatu saat Lo memiliki perasaan terhadap gue"

"kamu tidak usah takut aku juga tidak menginginkan pernikahan ini jadi jangan berpikir sejauh itu" Keyla memberanikan diri membuka mulutnya walau sebenarnya hatinya begitu sakit

"bagus karena gue tidak ingin sampai ada yang tahu tentang pernikahan kita yang hanya di landasi perjodohan ini dan satu lagi Lo harus ingat dengan status Lo nanti jangan membuat gue malu sebagai seorang suami" ucap Hardi kembali mengingatkan

"aku akan ingat statusku yang dinikahi karena perjodohan dan aku minta setelah menikah kamu masih membiarkan aku untuk tetap kuliah karena aku tidak ingin sampai pendidikan aku terhenti" pinta Keyla

"terserah gue tidak peduli yang penting adalah Lo tahu tugas Lo sebagai seorang istri itu saja" sahut Hardi yang tidak memperdulikan tentang hal itu

Keyla kembali terdiam bagaimana dia bisa menjalani pernikahan seperti itu bahkan pria di hadapannya tidak menginginkan dirinya sama sekali bahkan luka di hatinya belum sembuh tetapi sekarang justru luka itu bertambah dengan kenyataan yang menyakitkan seperti ini

Next chapter