7 Pertemuan Yang Membingungkan

Hari ini Bian bangun lebih awal, ia segera menuju ke kamar mandi. 1 jam sudah berlalu dan Bian kembali memastikan dirinya di cermin, ketika merasa sudah cukup, Bian kembali melihat apa saja yang akan dibawanya.

Hari ini adalah hari pertama Bian untuk magang di perusahaan J, ia tidak mengindahkan ucapan Jackran waktu itu. Menurutnya tidak ada orang yang bisa mengubah keputusannya selain dirinya sendiri. Bian menghembuskan napas panjang sebelum melangkahkan kaki meninggalkan kos, hal ini ia lakukan untuk menghilangkan kegugupan yang di alaminya.

Angin sepoi meniup manja rambutnya yang dikuncir bagai ekor kuda, kakinya melangkah riang menyusuri jalan menuju halte bus. Pagi seakan menyambut Bian dalam menjalani rutinitas barunya sebagai anak magang, perusahaan J adalah perusahaan yang sudah sejak lama ia inginkan.

Setelah 30 menit diperjalanan Bian akhirnya sampai di perusahaan J. Saat ini banyak orang-orang yang memasuki gedung, Bian tidak menyangka ia akan menjadi bagian dari orang-orang tersebut. Mereka terlihat rapi dengan pakaiiannya, wajah mereka terlihat segar dengan langkah kaki yang ringan.

Beberapa diantara mereka ada yang berjalan dengan secangkir kopi, mungkin habis menikmati kopi dari kafe diseberang perusahaan yang menjadi andalan para pekerja disini. Beberapa juga ada yang bertegur sapa dengan rekannya dan memulai obrolan ringan sambil menuju ke gedung.

"Hy, anak magang juga," sapa seorang gadis yang Bian tebak usianya sama dengan dia, dia menggunakan make up yang terlihat natural dengan lipstik berwarna pink, pakaiiannya pun sederhana, yang menggambarkan bahwa dia juga hendak magang di sini.

"Iya, lo juga?" tanya Bian,

"Gue Andin," ia menyodorkan tangannya pada Bian dan disambut hangat oleh Bian,

"Bianatya," balas Bian. Bian sangat berterima kasih pada Andin, karena sudah mengajaknya berbicara duluan, Bian sangat susah untuk memulai percakapan dengan orang asing.

Saat ini ada sekitar 5 orang anak yang akan magang di perusahaan ini, dua laki-laki dan 3 orang perempuan. Mereka diajak berkeliling oleh Clara yang bertugas sebagai direktur bagian yang akan mengurus mereka selama mereka berada disini. Clara memberikan pengarahan kepada mereka apa yang harus mereka kerjakan dan juga informasi penting lainnya mengenai magang, dan hal yang sangat dibanggakan adalah magang mereka dibayar oleh perusahaan setiap bulannya.

Selama tiga bulan mereka akan menghabiskan waktu disini namun mereka juga bisa memperpanjang waktu mereka magang disini. Tentu saja hal ini sangat menggiurkan bagi mereka, apalagi mereka diperlakukan layaknya karyawan disini, mereka diberi meja kerja pribadi.

Mereka dibagi menjadi dua kelompok, kelompok Bian yang akan bergabung dengan tim perencanaan yang terdiri dari Bian dan Andin yang akan membantu Clara dalam menyiapkan peluncuran produk baru, sedangkan kelompok satunya merupakan kelompok produksi yang terdiri dari 3 orang lainnya yang akan membantu tim produksi dalam menghandle memproduksi produk tersebut.

Saat Bian tengah asyik berdiskusi dengan Andin, tiba-tiba Clara datang dan memperkenalkan kepada mereka satu lagi anak magang yang akan membantu mereka.

"Hy, gue Tiara," ucap Tiara dengan senyum tipisnya, ia menggunakan mini dress yang simple yang membuat ia terlihat manis menggunakannya nan terlihat mewah. Setelah perkenalan singkat yang tidak jelas menurut Bian itu, kini seluruh anak magang dibawa ke Direktur utama untuk divisi Produk.

Direktur menyambut mereka dengan sangat professional dan tidak begitu menyenangkan menurut Bian, Ia sangat kaku dalam penyambutan ini. Direktur utama divisi produk adalah Jackran. Setelah keluar dari ruangan Bian semakin menyadari ia tak sepenuhnya mengenal Jackran.

Saat jam istirahat dimulai, Bian dan Andin menuju kafe diseberang perusahaan, mereka mulai menjadi dekat satu sama lain. Makanan disini lumayan enak apalagi desert dan vanilla latte nya. Saat tengah asyik menyantap makanan, Clara menghampiri mereka, awalnya Bian menyambut ramah hal tersebut, namun ternyata Clara tidak sendiri.

"Kalian berdua doang di sini?" sapa Clara ramah,

"Kita boleh gabung nggak?" lanjutnya,

"Oh iya Kak, silahkan," ucap Andin canggung, karena ini jam istirahat maka kafe ini sangat penuh dengan para karyawan. Tidak ada lagi kursi yang kosong, dan karena yang datang di kafe ini karyawan maka tidak ada kursi untuk berdua, jadilah mereka tidak bisa menghindar. Clara datang bersama Jackran, Tiara, dan dua orang lainnya, ia adalah Ria dan Jei.

"Kenalin mereka Ria dan Jei, mereka anak divisi pemasaran," ucap Clara memperkenalkan mereka, mereka tersenyum dan memperkenalkan diri, Bian juga ikut memperkenalkan diri, tingkah Bian ini tentu membuat Ria dan Jei bingung, mengingat mereka saling mengenal tapi Bian seolah-olah tidak saling mengenal.

Sebenarnya ini sedikit canggung untuk Bian dan juga Andin. Tapi Clara berhasil menjadi penghubung untuk mereka.

"Aku toilet bentar ya," ucap Clara beranjak pergi,

"Aku ikut," Andin segera berjalan bersama Clara tanpa mengetahui kecanggungan yang luar biasa yang akan terjadi diantara mereka yang ditinggalkan.

"Aku udah cari penginapan buat kita liburan minggu ini," ucap Ria yang sengaja membahas topic tersebut,

"gimana tempatnya bagus kan, awas aja ya kalau nggak ada pantainya," Tiara terlihat sangat antusias. Sedangkan diseberang sana Jackran terlihat menatap Bian, dan Bian sibuk memainkan ponselnya, ntah apa yang dia lakukan.

Jei pun berusaha mencairkan suasana, ia tahu Ria sengaja melakukannya.

"Kamu mau ikut nggak Bi?",

"Kenapa ngajak Bian, kan ini buat penyambutan Tiara," ucap Ria yang terang-terangan menolak Bian untuk bergabung dengan mereka.

"Tenang aja, gue nggak bakal ikut juga," ucap Bian sinis,

"Bagus deh kalau lo tau diri," balas Ria lebih sinis lagi.

"Ria," tegur Jei.

"Kenapa? Gue cuma pengen biar ni anak tau diri," ucap Ria.

"Ria, why?" Tiara terlihat bingung.

"Dia sensi gue sama Jackran pacaran," ucap Bian sinis, semua mata di meja itu melotot mendengar ucapan Bian, termasuk Clara dan Andin yang baru saja habis dari toilet.

"Lo sama Jackran pacaran," ucap Tiara kaget, ia tahu jika Jackran sudah punya pacar tapi ia tidak tahu bahwa pacar yang dimaksud adalah Bian, orang yang baru dikenalnya hari ini.

"Gue, balik kantor dulu," Jackran segera berdiri dan diikuti yang lainnya, sedangkan Andin dan Bian masih berdiam diri di tempat itu.

"Nggak nyangka gue lo ternyata pacaran sama Jackran," ucap Andin.

"Berapa lama? " tanyanya penasaran,

"7 tahun," balas Bian singkat.

"Gue kira Jackran pacaran sama Tiara, soalnya dia kan anak magang tapi kok bisa bareng mereka terus," tanya Andin yang dibalas dengan pelototan oleh Bian,

"Sorry," dia pun tersenyum malu.

"Ya udah yuk, balik kantor, jam istirahat udah mau habis," ajak Bian,

"Tapi lo yakin Bi, lo biasa aja liat Tiara sama Jackran, bahkan tadi di toilet kantor gue dengar desas desus, Tiara ama Jackran...."

"Emang mereka keliatan kayak pacaran?" potong Bian sebelum Andin melanjutkan ucapannya.

"Menurut lo, gue pikir cuma orang bego yang ngeliat mereka biasa aja," balas Andin,

"Sorry, gue kalau ngomong suka gini," lanjut Andin merasa bersalah. Sedangkan Bian memilih untuk mengabaikan ocehan Andin, meskipun sedikit banyaknya ucapan Andin sangat mempengaruhinya. Andin yang ditinggalkan segera berlari mengejar Bian dan memeluk lengan Bian,

"Sorry Bi," ucapnya tak enak hati, Bian hanya tersenyum menanggapi Andin yang memperlihatkan wajah polosnya.

avataravatar
Next chapter