1 BERAWAL DARI HUJAN

Seoul, 28 Febuari 2019 hari itu hujan turun begitu deras. Langit berwarna gelap. Suasana jalan raya saat itu sangat sepi. Seorang lelaki sedang menatap hujan yang menari di udara. Wajahnya tampak datar tanpa ekspresi apapun.Hari itu adalah hari ulang tahunnya yang ke 28 tahun. Sepi menjadi teman saat hari ulang tahun tiba sama seperti tahun tahun yang telah ia lalui sebelumnya. Tidak ada keluarga atau sahabat, tidak ada acara tiup lilin, ucapan selamat, dan sup rumput laut yang biasa ada setiap orang Korea berulang tahun pada umumnya.

Ia berdiri di sebuah halte bus. Ia menjulurkan tangannya hingga air hujan menyentuh telapak tangannya. Ia memejamkan matanya merasakan air hujan yang jatuh membasahi jari jemarinya. Ia memakai hoddie abu abu yang dibalut dengan jacket jeans gelap. Pandangan matanya kosong menatap ke jalan raya.

Kesepian sudah menjadi temannya dalam waktu yang sangat lama. Hatinya sudah membeku dalam waktu yang lama. Ia tidak pernah mengharapkan seseorang hadir dalam hidupnya. Sambil menutup matanya Yootaeyang melangkah meninggalkan halte dan berjalan raya.

Entah apa yang ada pikirannya saat itu. Tiba tiba seorang gadis yang mengendarai sepeda motor melintas dengan kecepatan yang lumayan tinggi. Ia membunyikan klakson karena terkejut melihat seorang lelaki yang berjalan tanpa arah di jalan raya.

Disisi lain Hye Na mengendarai sepeda motornya dengan terburu buru karena cuaca sedang hujan. Ia ingin segera tiba dirumahnya.

"Titttt....tit..." Hye Na membunyikan klakson sepeda motornya seraya membanting setir mengelak dari arah Yootaeyang.

"Aishhh.... ada apa dengannya?" teriak Hye Na kesal dengan wajah bingung saat berada diatas sepeda motornya.

Yootaeyang terkejut dengan bunyi klakson itu. Ia menghalau wajahnya dengan tangan karena merasa silau ketika melihat ke arah depannya. Kemudian terjatuhlah Hye Na dari atas sepeda motornya.

"Arghhhhh... sakit!" teriaknya spontan saat terjatuh.

Lutut dan siku nya sedikit tergores hingga menjadi luka. Kemudian gadis itu berusaha bangkit dan ingin melampiaskan amarahnya.

"Hei...apa kamu buta? Kenapa kamu seenaknya saja berjalan tanpa arah yang jelas di jalan raya." teriak Hye Na pada Yootaeyang

Mendadak amarah itu berubah menjadi rasa kagum. Ketampanan wajah Yootaeyang menghipnotisnya dalam sekejap. Matanya terpaku menatap wajah dingin Yootaeyang yang juga menatapnya saat itu. Topi hoodie Yootaeyang terbuka karena tiupan angin yang kencang. Rambutnya terurai dan air hujan menyentuh wajahnya saat itu.

"Astaga...wajahnya sangat sempurna" Desah hati Hye Na dengan mata terbebelalak menatap Yootaeyang.

Kedua bola mata mereka bertemu satu sama lain. Saling menatap dibawah rintik rintik hujan yang sudah mulai reda.

Jantungnya berdebar dengan sangat kencang. Perasaannya menjadi tidak karuan. Tergambar jelas didepan mata Hye Na bagaimana tampannya wajah lelaki itu. Hidungnya yang mancung, alisnya tebal, kulit putih, mata yang sangat indah serta tinggi yang ideal mencapai 181 cm menyempurnakan fisiknya.

Yootaeyang hanya bersikap dingin dan diam saja kemudian meninggalkan Hye Na sendirian ditengah jalan. Seketika Hye Na tersadar dari lamunannya dan berbalik badan. Lalu ia berusaha memanggil lelaki itu.

" Hei kamu... kenapa kamu pergi dengan begitu saja. Kamu seharusnya meminta maaf." Teriak Hye Na keras

Namun Yootaeyang hanya menoleh dan menatap dingin kemudian pergi. Hye Na semakin kesal atas perlakuaan lelaki itu.

"Apa dia manusia vampir yang berhati dingin. Aishh .... dasar manusia vampir semoga aku tidak lagi bertemu dengannya." Hye Na menggerutu kesal sambil berjalan pincang karena kakinya terluka.

Kemudian Ia mendirikan sepeda motornya sambil menahan sedkit sakit. Lalu gadis itu kembali pulang kerumahnya.

Bersambung....

avataravatar
Next chapter