webnovel

Siapa Bilang Aku Menolakmu?

"Alex....apa yang harus aku lakukan sekarang?"Zahra memandangi mobil itu dengan tangan kanannya yang memegang tangan kiri Alex,itu spontan dia lakukan bahkan Zahra juga tidak melihat perubahan dari raut wajah Alex setelah melihat kejadian ini.

"Ini hari spesial bagi Amira,berlakulah seperti biasa,jangan ungkap kejadian ini pada siapapun,termasuk Denis."Alex melembut setelah Zahra menggenggam tangannya.

"Kenapa Denis tidak boleh tau?Zahra heran.

"Denis jatuh cinta pada Amira,perlu waktu yang tepat untuk memberitahukan hal ini padanya.Setelah kejadian ini Denis tidak boleh bersatu dengannya."Alex terdengar tegas dengan kata-katanya.

"Alex....maafkan aku,"Zahra merasa tidak enak,dia merasa bersalah atas perbuatan Amira.

"Kamu tidak perlu meminta maaf,ini bukan salahmu,"Alex tersenyum pada Zahra.

"Ayo pergi kerumahku,oma sudah menunggu kita untuk sarapan."Alex memutarkan mobil ke arah menuju rumah besarnya.

30 menit kemudian.

Mereka masuk kedalam rumah,oma sudah menyambut mereka diruang tamu depan.

"Zahra....apa kabarmu?"Oma berjalan mendekat kearah Zahra dan Alex datang.

"Baik oma,bagaimana dengan oma?"Zahra menyalam tangan kanan oma lalu menciumnya.

"Oma selalu sehat,dan merasa seperti berusia 18 tahun."Oma berkata dengan genitnya keoada Zahra.

Zahra tersenyum mendengar perkataan oma,kemudian matanya melirik Alex.Betapa beruntungnya Alex masih mempunyai oma yang selalu riang seperti ini.

"Kalian dari mana pagi-pagi?"Oma memberikan pertanyaannyang sulit untuk dijawab oleh Alex dan Zahra.

"Oma...nanti saja ngobrolnya,ayo kita sarapan dulu."Alex memgalihkan pembicaraan.

"Ah....kalian selalu terburu-buru,setelah sarapan pasti kalian akan segera pergi."Oma cemberut.

"Tidak oma....kita disini sampai pukul 09.00,setelah itu baru kita pergi memghadiri wisuda saudarinya Zahra."Alex berkata tanpa berkompromi terlebih dahulu dengan Zahra.Mendengar itu Zahra sedikit terkejut.

"Tapi aku harus bersiap-siap dulu,aku tidak membawa baju,semua ada dirumah."Zahra memprotes keputusan Alex.

"Kamu bisa memakai bajuku,atau baju oma."Alex berkata sambil tersenyum.

"Kamu bercanda?"Zahra bingung.

"Tentu saja aku bercanda,aku sudah menyuruh seseorang untuk mempersiapkannya,kita tidak akan mempunyai cukup waktu jika harus kembali kerumahmu,lagi pula Oma sangat merindukan kamu."Alex menjelaskan dan membuat Zahra mengerti.

"Kamu harus sering-sering kesini,kita akan banyak bercerita tentang rencana pernikahan kalian berdua."Oma memberikan kejutan lagi pada Zahra,ini membuat Zahra ingat tentang Alex yang masih berhutang penjelasan tempo hari saat pertama kalinya Zahra bertemu oma dirumah ini.

"Oma ayo kita kemeja makan."Lagi-lagi Alex mengalihkan pembicaraan.

Saat oma lengah dan tidak memperhatikan mereka berdua Zahra mencubit perut Alex dengan sekuat tenaganya,itu sengaja ia lakukan,agar Alex mengingat hutangnya kemaren.

"Aduh....."Alex sedikit berteriak.ini membuat oma kembali memperhatikan mereka berdua.

"Ada apa?"Oma penasaran.

"Tidak apa oma,Alex digigit nyamuk."Alex meringis sambik memegang perutnya.

"Nyamuk apa yang menggigit di perutmu?"Oma tidak percaya kemudian melirik Zahra.

Zahra menggelengkan kepalanya."Dia sangat kelaparan oma."Zahra memberikan alasan yang masuk akal.

"Ayolah kita segera sarapan."oma mengajak mereka berdua masuk keruangan makan.

Disana sudah duduk menunggu Denis dan mamanya,mereka saling berhadapan.

"Zahra.....?"Denis bingung dengan kehaduran Zahra dirumah itu.

"Hai Denis."Zahra tersenyum pada Denis.

"Siapa ini?"Tanya mama Denis Kartika Wijaya.

"Dia calon istri Alex."Oma menjawab pertanyaan Mama Denis.

Semua orang tidak menyangka atas jawaban oma terutama Zahra.Zahra melihat Alex dengan mengerucutkan bibirnya.Alex memberikan isyarat pada Zahra agar dia tenang.

"Apa...?"Kartika terkejut mendengar jawaban Oma.

"Alex darimana kamu bisa mengenalnya,apa dia berasal dari keluarga baik-baik,apakah keluarganya sederajat dengan keluarga kita?"Kartika menunjukkan rasa tidak senangnya,dia berencana mengenalkan Alex pada anak dari seorang relasi bisnisnya.

"Yang pasti dia orang baik,lagi pula apa urusannya dengan mama,jangan coba-coba campuri kehiduoan pribadi kakak."Denis sangat mengenal mamanya.

"Diam kamu anak bodoh,kamu selalu berkata tanpa memikirkannya terlebih dahulu."Kartika menyemprot Denis dengan kata-katanya yang pedas.

Melihat dan mendengar kejadian ini,Zahra jadi merasa bersalah.Alex memperhatikan perubahan sikap Zahra dari raut wajahnya.Alex menggenggam tangan Zahra kemudian berkata,"Tante....jangan khawatir Alex tidak akan salah memilih,karena Alex telah mengenal Zahra dengan baik."

"Tapi tidak bisa seperti ini,seenaknya saja kamu membawa orang asing masuk kedalam rumah ini."Kartika ngotot dengan kata-katanya.

"Kamu lupa rumah ini milik siapa?Dan aku tegaskan padamu tidak ada seorangpun yang bisa melangkahi keputusanku selama aku masih hidup.Dan aku sudah memutuskan bahwa Alex akan segera menikahi Zahra,tidak perduli dia dari keluarga seperti apa."Oma sedikit emosi saat mengatakan itu.

Zahra semakin pusing mendengar perkataan oma,kemudia Zahra mencubit kecil tangan Alex sebagai isyarat bahwa dia tidak setuju dengan perkataan oma.

"Tolong bantu aku kali ini."Alex berbisik pada Zahra.Zahra menarik nafas panjang mendengar itu.

"Ayo duduk semuanya,kita saraoan,jangan ada keributan lagi."Oma memberikan oerintah pada semua orang.

Kartika,mamanya Denis tidak bisa berkutik atas semua perkataan oma.

Denis berpindah tempat duduknya kesebelah mamanya dan memberikan temoat duduknya untuk Zahra.

"Kamu duduk disin,disebelah kakak."

Zahra hanya mengangguk tidak mengeluarkan suaranya.Dia tidak tau harus berkata apa ditengah-tengah suasana yang membuatnya harus menerimah pembicaraan yang dia sendiri tidak mengerti dari mana mulanya.

"Ayo nikmati makanannya."Oma memberikan perintah untuk memulai sarapan pada semua orang.

"Papa tidak sarapan ma?"Denis heran tidak melihat papanya.

"Dia tidak pulang sudah 3hari ini,mengurus kantor cabang di luar kota,kapan kamu bisa membantu kami?"Mamanya menjawab dengan ketus.

"Belum tau ma,sepertinya Denis tidak berbakat dibidang itu."Denis menjawab pertanyaan mamanya sambil terus mengunyah makanannya.

"Tidak berbakat dibidang itu,tapi kenapa kamu bisa membantu kakakmu."mamanya menuntut.

"Sudahlah ma...jangan bahas itu."Denis sedikit melembutkan suaranya pada mamanya.

"Aku sudah selesai,aku harus cepat,ada rapat pagi ini."Kartika menyudahi sarapannya kemudian berjalan menuju oma untuk berpamitan.

"Mama...."Denis memanggil saat mamanya sudah berjalan menuju keluar dari ruangan itu.Mamanya membalikan badannya dan melihat ke arah Denis.Denis bangkit dari tempat duduknya kemudian berjalan menuju mamanya.

"Ada apa?"Mamanya bertanya pada Denis.

Denis mengambil tangan kanan mamanya lalu menciumnya."Hati-hati dijalan."

perbuatan Denis sungguh sangat menyentuh hati mamanya,hampir saja airmatanya jatuh,rasa bahagia ini membuatnya tersenyum dalam keharuan.Denis tidak pernah melakukan ini sebelumnya.Dia selalu menjaga jarak pada orang tuanya.

"Mama sungguh bahagia."Tangan mama mengusap kepala Denis dengan lembut.

"Mama harus buru-buru."Mama kembali ingat rapatnya pagi ini.Denis hanya menganggukkan kepalanya.

"Ayo lanjutkan kembali makanmu Zahra."Oma memperhatikan Zahra yang terperangah melihat adegan antara Denis dan mamanya.

"Baik oma."Zahra merasa heran melihat hubungan antara anak dan mamanya itu,sepertinya mamanya sangamerindukan Denis.

"Ngomong-ngomong dimana Amira,kenapa kalian tidak mengajaknya kesini juga?"Denis menyadari sesuatu.

"Dia sedang mempersiapkan dirinya untuk acaranya nanti."Alex menjawabnya dengan santai.Zahra bernafas lega Alex memberikan alasan yang tepat pada Denis.

"Sepertinya aku akan datang terlambat nanti,ada beberapa hal yang akan ku urus,kakak pergilah duluan bersama Zahra."Denis ingin memberikan hadiah spesial untuk Amira.

"Kalau kau tidak bisa hadir juga tidak apa-apa."Alex memastikan kata-katanya.

"Mana mungkin aku tidak datang,ini Hari spesial untuk Amira."Denis berkata dengan keyakinannya.

"Bagaimana urusan perusahaan?"Alex mencoba cara yang lebih halus lagi.

"Sudah beres kak,tenang saja aku selalu dapat diandalkan."Denis menjawabnya dengan mantab.

Zahra mengerti maksud dan tujuan dari emua pertanyaan Alex pada Denis.Namun dia tidak bisa berkata-kata saat ini.

"Apakah kalian sudah selesai?"Oma.mengusap mulutnya dengan serbetbyang sudah disediakan.

"Sudah oma."Mereka bertiga menjawab hampir bersamaan.

"Kalau begitu sekarang saatnya aku mengobrol dengan Zahra kalian jangan mengganggu kami,ini urusan wanita,laki-laki tidak boleh ikut campur."Oma mempertegas kata-katanya.

"Baiklah oma,tapi sebelumnya Alex meminta waktu sedikit,Alex ingin mengatakan sesuatu pada Zahra."Alex sedikit khawatir dengan kata-kata oma,Zahra pasti akan bingung dibuatnya.

"Baikkah oma akan menunggu diruangan keluarga."Oma berjalan meninggalkan Mereka bertiga.

"Kau mau apa disini?"Alex melotot pada Denis.

"Baiklah...baiklah aku akan menyusul oma."Denis pergi menyusul oma.

Zahra menatap Alex dengan tatapan mengerikan,lalu tangannya mencubit kembali perut Alex...

"Rasakan....apa yang kamu katakan pada oma,sehingga oma beranggapan seperti itu,bagaimana aku akan menjawab pertanyaan-pertanyaan oma nanti."Zahra memberikan cubitan-cubitan kecil pada perut Alex...

"Aduh...hentikan Zahra itu sakit sekali"Alex berbisik pada Zahra dan memohon padanya.

"Aku tidak mau..."Zahra masih terus melakukannya.

Alex memegangi kedua tangan Zahra agar dia menghentikan aksinya itu.

"kamu akan menyakitiku,berhentilah,pliss..."Alex masih berbisik,dia takut suaranya akan terdengar orang lain.

"Sssssttttt...."Alex memberi isyarat pada Zahra agar tidak berisik.Dengan kedua tangannya yang masih memegangi tangan Zahra dan jarak antara mereka yang begitu dekat,Zahra bisa merasakan nafas Alex yang berhembus lembut di wajahnya.

"Aku mempunyai alasan untuk itu semua."Alex kembali melanjutkan kata-katanga dengan masih berbisik lembut.

Saat ini Zahra terpaku menatap mata indah Alex.Suaranya yang lembut mampu menghipnotis Zahra sehingga dia bisa begitu tenang saat ini.

"Maafkan aku,aku tidak bermaksud membuatmu berada ditempat yang sulit.Aku hanya ingin membuat nenek tenang tanpa harus mengkhawatirkan dan memikirkan lagi untuk memcarikan jodoh untukku.Aku terpaksa berbohong padanya dengan mengatakan bahwa kamu adalah calon istriku."Alex berusaha membuat Zahra mengerti.

"Apa yang kamu katakan baru saja?Jadi kamu berbohong pada oma?Jadi kata-katamu selama ini padaku itu juga bohong?"Zahra melotot tidak senang.Ekspresi wajahnya yang seperti itu sangat menggemaskan,membuat Alex tidak berdaya menatapnya.

"Jangan memandangiku seperti itu."Suara Zahra mengagetkan Alex.

"Tidak....tidak seperti itu,tentunya perasaanku terhadapmu itu benar adanya,hanya saja...."Alex tidak meneruskan kata-katnya.

"Hanya apa?"Zahra ketus.

"Kita memang sedang tidak ada ikatan apapun,kamu masih menolakku."Alex berkata tanpa mengedipkan mata saat memandangi wajah cantik Zahra.

"Aku tidak menolakmu..."Zahra tidak sadar saat mengatakan itu dan segera menutup mulutnya.

Alex tersenyum memdengar perkataan Zahra.

"Jadi...."

"Jadi apa?"Zahra berdiri dari tempat duduknya dan berniat menyusul oma,namun tiba-tiba Alex menarik tangannya.

"Jangan melarikan diri.dari pembicaraan ini!

Karena spontan Zahra tidak sempat menjaga keseimbangan tubuhnya dan akhirnya tubuhnya jatuh ke arah Alex,untung Alex segera menangkapnya sehingga Zahra kini ada dalam pelukan Alex.

"Apa yang kamu lakukan?Lepaskan akau,nanti ada yang melihat."Zahra berusaha melepaskan tubuhnya dari pelukan Alex.

"Biar saja."Alex semakin mengencangkan pelukannya pada tubuh Zahra.

"Alex lepaskan aku atau aku akan berteriak."Zahra meronta dengan berbisik.

"Aku tidak perduli....berteriaklah."Alex berbisik sangat lembut menundukkan kepalanya dan mendekatkan pada wajah Zahra.

Udara yang keluar dari mulut Alex membuat Zahra merinding,suaranya yang lembut membuag wajahnya semakin memerah.

"iiiiiiihhhhhh....Alex hentikan,nanti dilihat oma."Zahra terus meronta.

"Biar saja,biar semakin cepat oma menikahkan kita berdua."Alex tidak memperdulikan kata-kata Zahra mala semakin mendekatkan wajahnya ke wajah Zahra.

"Hey.....sedang apa kalian,tidak bisakah kalian menahannya setelah menikah nanti."Suara oma mengagetkan Alex dan Zahra.

Wajah Zahra semakin memerah.Dan meminta Alex untuk melepaskan pelukannya.Alex melepaskan pelukannya,namun sikapnya terlihat sangat tenang sekali.

"Oma...."Zahra tidak bisa meneruskan kata-katanya lagi.

"Ayolah kemari,kita tidak punya banyak waktu."Oma mengajak Zahra keruang keluarga .

Sebelum pergi Zahra melihat Alex dan bertanya dengan pelan,"Bagaimana ini?"

Alex tidak menjawabnya malah tertawa...

"Nikmati saja calon istriku."

Zahra meninggalkan Alex dengan cemberut.

"Awas kamu nanti!"

"Cepatlah kembali padaku aku menantikan pembalasan darimu,pasti rasanga sangat manis."Alex sengaja membuat zahra kesal.

Next chapter