webnovel

Rahasia Amira 5

Pagi ini semua berkumpul di meja makan untuk sarapan bersama.Mereka terlihat seperti keluarga besar yang bahagia.

"Amira....kamu terlihat kurang sehat?"Denis memperhatikan Amira sejak tadi.Wajahnya sedikit pucat dan tidak terlihat bersemangat.

"Aku tidak bisa tidur tadi malam."Amira memberikan senyuman pada Denis.

"Tentu saja,kamu fikir ini dimana?"Kartika berkata sinis pada Amira.

"Mama....Amira adalah saudari Zahra,berarti dia juga bagian anggota keluarga ini juga nantinya,jadi jangan perlakukan dia seperti orang asing."Denis memberi peringatan pada Kartika.

"Jangan berdebat di meja makan,kalian berdua harus memakai etika."Anton membela Amira dengan caranya sendiri.

"Semoga makanan ini membawa berkah untuk kita semua,harusnya rasa syukur membawa damai disini."Oma mulai tidak nyaman.

Semua orang terdiam mendengar kata-kata oma.Seperti mendengar perintah dari seorang pemimpin tidak seorangpun yang berani membantah.

"Aku sudah semakin tua,aku hanya ingin bahagia disisa umurku ini,tapi sepertinya kalian tidak menginginkan itu untukku."Oma menghentikan makannya.

Keadaan semakin hening setelah kalimat sedih keluar dari mulut oma.

"Oma....maafkan kami,"Alex berkata dengan suara dingin,matanya menatap pada Anton.

"Aku akan pergi,karena aku sudah selesai."Anton berdiri dari tempat duduknya kemudian pergi meninggalkan ruang makan.

"Mama....maafkan aku selama ini sudah banyak menyakitimu."Tiba-tiba Kartika berkata setelah suaminya meninggalkan ruang makan.

"Aku sudah memaafkanmu sebelum kamu memintanya!"

"Tidak bisakah kamu memperbaiki kesalahanmu?"Oma memandangi putri semata wayangnya.

"Tidak bisakah kita membicarakannya secara pribadi?"Kartika melirik Zahra dan Amira.

"Kapan kamu punya waktu untuk itu? 23 tahun itu tidaklah sebentar."Oma memandang Denis dengan perasaan haru.

"Oma,mama.....kalian adalah wanita yang paling aku sayangi didunia ini."Denis mencoba untuk menghentikan perdebatan antara ibu dan anaknya.

Hati Kartika bergetar saat mendengar kata-kata yang keluar dari mulut Denis.Dia tidak menyangka putra semata wayangnya akan mengatakan itu didepan orang lain.Perasaan bahagia hinggap dalam hatinya,namun sekejap kemudian perasaan bersalah juga mengikutinya.Selama ini dia tidak pernah punya waktu untuk Denis begitupun suaminya Anton.Mereka membiarkan Denis hidup tanpa kasih sayang mereka selama 23tahun ini.

"Mama....!"Suara Denis membuat Kartika kaget dan segera sadar dari lamunannya.

"Makanlah..."Denis melihat sesuatu tengah terjadi dalam diri ibunya.

Kartika hanya tersenyum mendengar kata-kata yang penuh perhatian dari putra semata wayangnya.

"Apakah kamu sungguh menyukainya?"Kartika bertanya dengan suara lembut sambil melirik Amira.

Denis tidak bisa menjawab pertanyaan mamanya yang terlalu tiba-tiba.Semua orang juga terdiam saat mendengar itu.

"Aku akan mendukungmu,aku akan menebus semua kesalahanku dimasa lalu,saat ini kebahagiaanmu sangat utama bagiku."Suara Kartika sedikit tertahan,namun itu tulus dari hatinya.

"Uhuk....uhuk...uhuk..."Amira tersedak dan terbatuk mendengar ucapan Kartika.

Zahra memberikan gelas berisi air putih padanya.Semua orang juga terkejut mendengar apa yang dikatakan Kartika.

"Apa mama sedang bercanda?"Denis seakan tak percaya.

"Aku serius."Kartika tersenyum.

"Tante....ayo kita makan dulu."Alex mengalihkan pembicaraan.

"Akhirnya ada sesuatu yang membuatku bahagia untuk ku dengar."Oma berpihak pada Kartika.

"Ma....aku akan bercerai."Kartika berkata dengan tenang.

"Uhuk...uhuk...uhuuk..."Amira kembali terbatuk batuk,perkataan Kartika membuatny sangat terkejut.

"Ada apa denganmu?"Oma heran melihat Amira.

"Amira kurang sehat oma,"

"Ayo minumlah!"Zahra kembali memberikan segelas air putih pada Amira.

"Aku juga senang mendengar kabar itu!"Oma tampak sumringah.

"Tapi mengapa ma?"Denis terlihat muram.

"Mama dan Papa tidak bahagia saat bersama."Kartika tersenyum pahit.

"Dan sebaiknya kami tidak lagi saling menyakiti."Kartika sangat tenang.

"Tante tidak kemana-mana hari ini?"Alex tiba-tiba merasa kasihan pada tantenya.

"Tidak,tante memutuskan untuk tinggal dirumah seminggu ini."Kartika menjawab dengan lembut dan kemudian tersenyum lepas.

"Kalau begitu,Denis akan menemani tante hari ini!Pergilah bersama oma dan Denis ke villa di puncak."Alex memberikan ide untuk mereka menghabiskan waktu bersama setelah sekian lama.

"Ide yang bagus,bagaimana oma,mama?"Denis nampak bersemangat.

"Apa kamu mau ikut kami?"Kartika bertanya pada Amira.

Semua mata tertuju pada Amira,mengharap jawaban ya darinya.

"Aku ingin sekali tante,tapi ada sesuatu hal yang harus aku selesaikan.Mungkin lain waktu aku akan ikut bersama kalian."Amira merasakan jantungnya sangat tidak beraturan,tubuhnya panas dingin.

"Sayang sekali,tapi lain waktu aku akan menagih janjimu."Denis merasa kehangatan telah menyelimuti hiduonya saat melihat mamanya ingin melakukan pendekatan dengannya dan Amira.Kebahagiaannyang ingin dirasakan sejak dulu kini bisa dia rasakan.

"Aku tidak sabar ingin menikahkan kalian."Oma membuat kejutan mendadak.

"Uhuk....uhuk....uhuk...."Kali ini Zahra yang terbatuk-batuk.

Alex segera menyodorkan air putih padanya.Makan sarapan mereka penuh dengan kejutan yang tidak terduga.

Pukul 09.00 pagi.

Semua orang sibuk dengan kegiatannya masing-masing.Hari ini Alex pergi ke kantor sendirian karena Denis akan pergi bersama oma dan mamanya ke villa.Sedangkan Zahra dan Amira diminta untuk tinggal beberapa hari lagi dirumah keluarga Alex.

Tepat pukul 10 lebih 7 menit Denis berangkat bersama oma dan mamanya menuju villa.

Saat ini hanya Zahra dan Amira berada dirumah yang sangat besar itu.

"Apa yang akan kamu lakukan sekarang?"Zahra bertanya pada Amira.

"Aku akan menemui Anton dan memintanya untuk berpisah,tapi kalian berdua harus menaniku."Amira berkata mantap.

"Apa kamu ingin mempunyai hubungan spesial dengan Denis?"Zahra sempat ragu untuk bertanya.

"Tidak Zahra,aku sungguh tidak tau diri jika itu terjadi."Amira menerawangkan pandangannya.

"Tapi...mamanya..."Zahra belum menyelesaikan kata-katanya saat Amira memotongnya.

"Aku tidak akan berani Zahra,sesuatu yang buruk pasti akan terjadi jika aku memaksakan itu,semua ini tidak akan mudah.Antin tidak akan melepaskan aku semudah itu.Aku tau pasti perasaannya terhadapku."Amira tetlihat sangat sedih.

"Apakah kamu mencintainya?"Zahra penasaran.

"Awalnya aku fikir begitu,semua kenyamanan yang dia berikan membuatku berfikir bahwa selama ini aku juga mencintainya,sampai..."Amira tidak melanjutkan kata-katanya,matanya menerawang jauh membayangkan kejadian beberapa hari yang pernah terjadi padanya.

"Sampai kamu bertemu Denis?"Zahra meneruskan kata-kata Amira dengan bertanya padanya.

"Aku orang yang menyebabkan orang tuanya berpisah,aku perusak rumah tangga mereka,aku tidak akan sanggup untuk menatap wajahnya lagi."Suara Amira terdengar bergetar.

Zahra menarik nafasnya dalam-dalam mendengar semua kata-kata Amira.Semua kejadian ini sungguh kebetulan yang menyakitkan.

"Apa kamu mencintai Denis?"Zahra ingin memastikan perasaan Amira.

"Hahahahahahahahahaha.....mana mungkin,kami baru sebentar mengenal."Tawa Amira terdengar sangat dipaksakan.

"Apa kamu yakin itu?"Zahra tidak percaya.

"Ya...."Amira menundukkan kepalanya.

"Jalani hidupmu seperti air yang mengalir,kita tidak bisa menebak apa yang akan terjadi dimasa depan,namun semua perbuatan baik dan burukmu itu sangat mempengaruhi nasibmu di masa yang akan datang,kita tidak bisa merubah semua kesalahan dimasa lalu kita,tapi kita bisa membuat masa depan kita jauh lebih baik dengan melakukan kebaikan di saat ini."Zahra membuat Amira tersenyum lega.

"Terimakasih Zahra,terimakasih sudah ada di saat-saat sulitku."Amira berkata tulus.

"Tapi...aku sempat mengira kamu jatuh cinta pada Alex."Zahra memberanikan diri.

Wajah Amira memerah saat mendengar perkataan Zahra.

"Itu.....aku....,

Aku ingin.."Amira tidak melanjutkan kata-katanya.

"Kamu juga suka pada Alex?Zahra terkejut.

"Jangan sembarangan bicara,saat itu aku hanya iri padamu,kamu sangat beruntung,Alex sangat tergila-gila padamu.Dia mudah,tampan,pintar juga sangat kaya raya.Sedangkan aku...hanya pria tua yang menginginkanku."Amira memjawab ketakutan Zahra.

"Bukankah Denis juga terang-terangan merayumu?"Zahra mengingatkan Amira.

"Tapi dia hanya pria no 2,lagi pula dia seorang playboy."Wajah Amira cemberut.

"Tapi sepertinya kamu sangat memikmati ciumannya."Zahra mencoba menguatkan filingnya lagi.

"Kamu mengintip?"Amira terkejut Zahra tau itu.

"Bagaimana perasaanmu saat itu? Apa kamu senang?"Zahra tidak perduli Amira menuduhnya mengintip.

"Tidak."Amira berbohong.Sebenarnya yang terjadi adalah,sejak ciuman itu Denis selalu muncul disetiap ingatannya.Awalnya Amira sangat muak dan tidak ingin melihatnya,tapi ciuman Denis merubah segalanya.Anton sering melakukan itu bahkan melakukan lebih dari itu tapi tidak membuat hatinya berdebar-debar.

"Kamu berbohong,lihat hidungmu."Zahra menggida Amira.

"Ada apa dengan hidungku?"Amira spontan memegang hidung bangirnya yang mungil.

"Hahahahahahahaha"Zahra mengejek Amira.

"Jika Tuhan menjodohkan kalian berdua,kalian akan hidup bersama dengan jalan apapun juga."Zahra memberikan kata-kata yang membiat hati Amira berbunga-bunga.

"Itu mustahil,kami tidak akan bersama,itu tidak akan mungkin terjadi."Amira mencoba menyangkal.

"Tuhan punya kuasa,jika kalian tidak berjodoh,sekuat apa pun cinta kalian tidak akan bisa membuat kalian bersatu."Kata-kata Zahra membuat Amira terdiam,raut wajahnya terlihat sedih walaupun dia sedang tersenyum.

Ponsel Amira berdering,itu sangat mengagetkannya.Amira memeriksa layar ponselnya.Suamiku dalam panggilan.

"Bagaimana?"Amira memunjukkannya pada Zahra.

"Angkat saja."Zahra menyuruh Amira untuk menerimah panggilan dari Anton.

"Halo."Amira mengaktifkan loudspeakernya.

"Sayang....aku sangat senang sekali saat ini,Kartika setuju untuk bercerai.Kita harus merayakan ini.Aku sangat merindukanmu.Setelah ini kita akan bebas,aku akan mendaftarkan pernikahan kiya secara syah."Suara Anton terdengar sangat riang.

Amira menatap Zahra dia terlihat bimbang.

"Apa kamu yakin?"Amira kehabisan kata-kata,

"Tentu saja sayang,kita harus bertemu.Aku ingin memberitahukan pada semua orang tentang hubungan kita ini kita.Aku ingin menghabiskan malam denganmu."Anton larut dengan kebahagiaannya.

"Tapi aku harus menemani Zahra malam ini."Amira menolaknya dengan halus.

"Baiklah sayanh tidak harus malam ini,aku berencana memberi tahu mereka setelah perceraian kami."Anton masih tidak curiga dengan penolkan Amira.

Next chapter