webnovel

Rahasia Amira 3

Makan malam yang mengerikan itu sudah selesai.Oma meminta Zahra dan Amira untuk ikut bersamanya.Sedangkan Alex dan Denis pergi ke taman belakang.Disana ada kolam renang yang luas dan cantik.Kebersihan tempat itu sangat terlihat jelas.Bunga-bunga yang ada di taman itu juga sangat cantik,penataannya yang rapi membuat siapa saja pasti betah berlama-lama untuk tetap tinggal ditempat itu.Pelayan dirumah keluarga Pratama tidak sedikit masing-masing mereka mempunyai tugasnya.Mereka tidak seperti pelayan yang bekerja di tempat lain,mereka mendapatkan pelatihan khusus disetiap bidangnya sebelum diterimah untuk bekerja di rumah itu.Bahkan ulah mereka setiap bulan setara dengan orang yang bekerja di kantoran atau PNS,bisa jadi lebih besar lagi.Pemilik rumah ini juga memperlakukan pelayan seperti keluarga sendiri,kecuali Kartika dan Anton,walaupun mereka tidak banyak berbicara tapi mereka selalu memerintah dengan seenaknya saja danntidak menerimah kesalahan apapun sedikitpun.Syukurnya mereka berdua jarang sekali ada dirumah. (tentunya....ini hanya ada dalam cerita novelku,kalau mencari faktanya,oh....plis deh,indonesiaku....orang kaya seperti Alex dan Denis tidak ada yang sebaik Mereka,biarkanlah imajinasiku sedikit menghibur kalian).

"Kakak.....apakah kau tau sesuatu?"Denis meneguk minuman yang dia bawah di gelasnya.

"Apa?"Alex tudak menjawab pertanyaan Denis,malah berbalik bertanya,suaranya tetap tenang,setenang raut wajahnya tidak kelihatan sedikitpun terpengaruh dengan rasa penasaran Denis.

"Apa kau melihat perubahan aneh pada Amira setelah papa datang tadi?"Denis seperti frustasi.

"Apa kali ini kau benar-benar jatuh cinta?"Lagi-lagi Alex tidak menjawabnya malah memberikan pertanyaan baru.

"Ah.....sial."Denis meneguk minuman digelasnya lagi.

"Jika Amira seorang pelacur apa kau masih akan jatuh cinta padanya?Alex masih menunjukkan ketenangannya.

"Kakak....kenapa kau sangat mengerikan?mulutmu sangat berbisa."Denis hampir memuntahkan minuman yang ada dalam mulutnya.

"Jawab saja pertanyaan ku."Kali ini Alex memberikan tatapan itu lagi.

"Ah....aku benci kalau kau sudah seperti ini."Denis menggerutu.

Alex tidak menanggapi kata-kata Denis,namun matanya masih memberikan tatapan dingin padanya.

"Pertanyaanmu sangat sulit untuk kujawab."Denis kesal kemudian meneguk minumannya lagi.

"Amira bukan gadis seperti itu."Denis melanjutkan kata-katanya setelah menelan minumannya.

"Kalau kau sudah tau,kenapa punya fikiran aneh seperti itu?"Alex berkata dengan datar.

"Kak.....aku tidak mengerti dengan perasaanku saat ini."Denis mulai melankolis.

"Hey.....kalau kau percaya dengan cintamu,sesulit apapun cara kau untuk mendapatkan dia akan tetap berada digenggamanmu."Alex memberikan semangat pada Denis.Keinginannya untuk melarang Denis berhubungan dengan Amira akhirnya dia buang jauh-jauh.Lagi pula ini soal perasaan,Alex tidak ingin menjadi orang yang sangat egois.Bagaimanapun akhir kisah mereka tetap mereka yang akan menjalaninya.

"Apakah kau akan mendukungku jika aku memilih Amira walaupun mama dan papa akan menolaknya habis-habisan?"Denis memunjukkan keseriusannya.

"Tentu saja,lagi pula jika kalian sudah berjodoh mautpun tidak akan bisa memisahkan kalian berdua."Alex meyakinkan Denis.

"Ah...aku ragu."Denis terlihat kesal.

"Apa lagi?"Alex mengerutkan keningnya.

"Amira....!Apakah dia mempunyai perasaan yang sama sepertiku?"Denis pesimis.

"Kau sudah lihat caraku menaklukan Zahra?"Alex berkata sombong.

"Amira sangat berbeda dengan Zahra."Denis sedang melawan kesombongan Alex.

"Tentu saja,bagiku Zahra sangat berbeda dengan perempuan lain,apakah kau pernah merasakan jatuh cinta pada pandangan pertama?"Alex sangat membanggakan Zahra.

"Ah.....omong kosong,perasaanku terhadap Amira awalnya aku fikir seperti perasaanku terhadap kebanyakan gadis yang pernah aku ajak tidur,namun setelah aku sering bertemu dengannya,aku semakin merasakan sesuatu pada diriku."Denis tersenyum sendiri.

"Kau kena batunya."Alex mulai mengejek.

"Apa maksud kata-katamu?"Denis cemberut.Didalam hatinya dia merasakan kekhawatirannyang sangat besar.Dia takut kalau Amira akan menolak cintanya.Belum pernah dia merasakan perasaan seperti ini pada seorang gadis sebelumnya.

Tiba-tiba ponsel Alex berdering.Itu panggilan dari Zahra.

"Ya Zahra,ada apa?"

"Baik aku akan pergi sekarang."Alex mematikan sambungan telepon di ponselnya.

"Hei....ada beberapa hal yang harus aku bicarakan dengan Zahra,kau tunggu disini aku akan segera kembali,jangan kemana-kemana.Patuhi perintahku."Alex memgingatkan Denis.

Setelah Alex pergi,Denis masih menikmati minumannya sambil membuka ponselnya.

Ditempat lain,

Alex masih berjalan dengan berhati-hati,menelusuri sekeliling lingkungan rumah besar itu.Di suatu sudut matanya melihat Amirah sedang berbicara dengan seseirang di telepon.Alex mendekat tanpa sepengetahuan Amira dan bersembunyi tanpa Amira bisa melihatnya di suatu tempat.

"Aku tidak tau kalau dia anakmu."Suara Amira terdengar sangat kesal.

Berhenti sambil memdengarkan perkataan dari orang diseberangbteleponnya

"Kamu bilang kamu seirang duda,tinggal diluar kota.Kamu bohong sama aku."Amira sangat marah sampai tidak bisa menahan emosinya.

Sepertinya orang yang berbicara dengannya ditelepon menyuruhnya untuk mengecilkan suaranya.

"Aku tidak selingkuh,aku tidak ada hubungan apapun dengan Denis,aku tau batas-batasku sebagai seirang istri."Amira mulai menangis histeris.Hatinya merasa hancur tapi bukan karena mengetahui kalau suaminya masih mempunyai istri atau sudah tau kalau Denis adalah anak dari suaminya,namun setiap kali Amira berbicara dan membayangkan tentang Denis,perasaannya sakit karena dia sadar akan statusnya kini.

Alex sangat terkejut dengan apa yang diucapkan Amira.Alex telah merekam semua pembicaraan Amira dalam sebiah video di ponselnya.

"Aku mau kita pisah."Amira mengatakan itu setelah tenang.

"Halo...halo...dengarkan aku...."Amira terlihat kesal,sepertinya orang yang berbicara dengannya di telepon sudah memutuskan teleponnya.

Amira duduk di sebuah joglo yang mirip dengan pendopo.Airmatanya mengalir,dia menangis meratapi nasibnya.

Alex mengirimi pesan pada Zahra,dan menyuruhnya untuk datang ketempat itu agar menenangkan Amira.

Tidak berapa lama Zahra datang,Alex menariknya ketempat dia bersembunyi dan menjelaskan pada Zahra apa sebenarnya yang terjadi pada Amira.

"Ya Tuhan....."Zahra menutupi mulutnya dengan salah satu tangannya.

"Jaga emosi kamu,berpura-puralah seperti kamu tidak tau,kamu harus bisa menenangkannya."Alex memberi pengertian pada Zahra.

"Okey?"Alex memegang kedua bahu Zahra dan menepuknya dengan lembut.

"Baiklah."Zahra mengatur nafasnya agar lebih tenang.Setelah dia tenang,Zahra melangkah ke arah Amira.

"Amira.....,ada apa?"Zahra mendekatkan dirinya pada Amira.

Amira terkejut dengan kehadiran Zahra yang tiba-tiba.

"Apakah kamu sudah lama disini?"Amira menghapus air matanya.

"Apakah itu penting?"Zahra menatap Amira dengan tatapan yang sangat lembut.Ini membuat Amira semakin merasa bersalah.Amira menangis lagi,air matanya tumpah,tapi bibirnya tidak sanggup untuk bercerita pada Zahra.

"Katakan padaku,ada apa?"Zahra memeluk Amira yang sedang histeris.

Amira masih menangis dalam pelukan Zahra,Zahra berusaha untuk menenangkannya.

"Apa kamu sudah berbuat satu kesalahan?"Zahra mencoba memancing agar Amira mau menceritakan semuanya,namun Amira masih menangis dan semakin erat memeluk Zahra.

"Sssssstttt...Tenang Amira,aku saudaramu,aku akan berbagi kebahagiaan dan kesedihan bersamamu.Ayolah ceritakan ada masalah apa?"Zahra mulai merasa kasihan pada Amira.

"Zahra.....apa aku salah,jika aku ingin bahagia dengan orang yang selama ini baik kepadaku?"Amira bertanya dengan suara yang terbata-bata.

"Tidak....kamu tidak salah."Zahra menatap Amira.

"Tapi dia sudah berbohong padaku,ini mungkin karma untukku,aku berbohong pada Bapak,sebenarnya aku tidak mendapatkan bea siswa untuk kuliahku."Amira menangis lagi.

"Jadi?"Zahra masih mendengarkan cerita Amira dengan sabar.

"Aku sudah menikah sejak lama dengan...."Amira tidak melanjutkan kata-katanya.

"Om Anton?"Alex menyambungkan kata-kata Amira dengan tanda tanya.

Amira terkejut melihat Alex ada disini.

"Jangan takut Amira,kami disini untukmu."Alex memberikan penjelasan agar Amira tidak panik.

Amira masih terdiam,perasaannya sangat tidak karuan.

Next chapter