webnovel

Lamaran Sukses.

"Kemarilah...duduk disebelah oma."Oma melambaikan tangannya pada Zahra ketika dia sudah datang dan menunjuk tempat disebelahnya.

Zahra tersenyum dan menurut perintah oma.

"Sekarang ceritakan pada oma tentang keluarga kamu."Oma berkata sambil tersenyum pada Zahra.

Zahra bingung harus memulai dari mana,haruskah dia jujur bercerita tentang ibunya yang seorang diri membesarkannya tanpa seorang ayah,dan pelariannya kekota ini karena dia tidak mau dinikahi secara paksa oleh Baron.

"Jangan khawatir....oma tidak akan mempersoalkan tentang latar belakang keluarga kamu,oma hanya ingin mengenal kamu lebih dekat lagi."Oma kembali berbicara setelah melihat keraguan diwajah Zahra.

"Oma....Saya sekarang sebatang kara didunia ini,ibu sudah meninggal beberapa bulannyang lalu,sebelum ibu meninggal ibu berpesan pada saya untuk menemui seseorang dikota ini,itu sebabnya saya datang ke kota ini."Tidak ada sedikitpun kebohoggan dalam setiap kata-kata yang Zahra ucapkan,dia hanya tidak ingin menceritakan semuanya.

"Baiklah kalian menikah setelah kamu menemui orang yang dimaksud alm ibu kamu."Oma memegang tangan Zahra.

Zahra tidak bisa berkata apa-apa,bibirnya terkunci setiap kali oma membahas tentang pernikahan.Zahra hanya tersenyum menanggapi perkataan oma.Dalam hatinya mengutuk Alex yang telah membuatnya terlibat dalam masalahnya sampai sejauh ini.

"Oma melihat cinta yang begitu besar dimata Alex untukmu."Oma membuat Zahra hampir tertawa terbahak-bahak.

"Oma....bagaimana oma tau tentang itu?"Zahra merasa lucu,bagaimana bisa Alex begitu besar mencintainya,mereka belum lama saling mengenal.

"Firasat oma tidak pernah salah."Lagi-lagi oma membuat Zahra ingin tertawa.

"Oma ingin kalian secepatnya menikah!"Kata-kata oma kali ini membuat Zahra ingin segera menemui Alex dan memukulnya.

"Oma....itu semua saya serahkan pada Alex."Zahra merasa tidak enak karena kali ini dia berbohong pada oma.

"Alex anak yang penurut,apapun permintaan oma pasti akan diturutinya.Jika kamu sudah setuju untuk menyerahkan semua keputusan pada Alex berarti kalian berdua pasti setuju jika dalam beberapa waktu oma minta kalian agar segera menikah."Oma membuat Zahra menyesal telah berkata seperti itu.

"Mmmmmm...tapi oma...,saya harus menemukan orang yang dimaksud alm ibu."Zahra mencoba membuat oma untuk merubah keputusannya.

"Baiklah....tapi setelah itu kalian harus menikah!"Oma berkata dengan nada memohon.

Sebelum Zahra mengiyakan permintaan oma,Alex datang bersama beberapa orang membawa barang-barang bawaan ditangan mereka masing-masing.

"Zahra kamu harus bersiap untuk acara wisuda Amira,mereka akan membantu kamu."Alex datang disaat yang tepat.

"Kamu datang untuk mengganggu kami?"Oma bertanya dengan nada kesal.

"Oma setelah kami menghadiri acara itu,kami akan segera kembali lagi kesini,setelah itu oma bisa ngobrol dengan puas bersama Zahra."Alex menggenggam tangan oma kemudian menepuk-nepuknya dengan lembut dengan tangannya yang lain.

Zahra tidak setuju dengan perkataan Alex,namun entah mengapa keberaniannya untuk membantah perkataan Alex seakan-akan lenyap seketika,sebagai gantinya Zahra memandangi Alex dengan tatapan mengerikan.

"Baiklah oma....biarkan Zahra berpindah tempat dikamar tamu,agar dia lebih nyaman."Alex menuntun Zahra dan orang-orang tersebut ke kamar yang telah disediakan untuk tamu yang datang menginap.Entah mengapa Zahra merasa diperlakukan seperti seseorang yang harus menurut perintah tuannya.

"Setelah ini kita harus bicara."Zahra berkata pada Alex.Dia tidak suka diperlakukan seperti ini,Alex tidak pernah me.inta persetujuannya dengan kata-kata dan keputusan yang dibuatnya terhadap Zahra.

"Okey.....sekarang bersiaplah terlebih dahulu,waktu kita sudah mepet,aku akan kembali kekamarku untuk mengganti pakaianku."Alex mengerti apa yang akan dibicarakan oleh Zahra,namun dia tetap santai menanggapi Zahra.

20 menit Orang-orang tersebut merias dan mengatur busana yang akan dikenakan Zahra,dan hasilnya sangat memuaskan.Zahra tampak sangat cantik dengan riasan wajahnya,gaun yang dikenakannya sangat serasi dengan warna kulitnya yang putih seperti salju.Zahra sempat terpukau dengan bayangannya sendiri di depan cermin.

"Apakah sudah selesai?"Alex masuk kedalam kamar tamu itu dan ketika matanya melihat Zahra dengan gaunnya sedikit diatas lutut memperlihatkan kakinya yang ramping juga hasil riasan yang membuatnya semakin terlihat cantik tersebut Alex kehilangan kata-katanya.

"Tuan kami sudah selesai kami permisi."Kata salah seorang dari orang-orang yang membantu Zahra merias dirinya.

Alex hanya mengangguk.Kemudian orang-orang tersebut meninggalkan mereka berdua didalam kamar tersebut.

"Jangan menatapku dengan tatapan seperti itu!"Walaupun nada suara Zahra terdengar kesal namun dia tidak bisa menyembunyikan dirinya yang gugup di depan Alex.

"Kamu sangat cantik sekali."Alex memuji Zahra dengan tulus.

"Apa kamu baru tau?"Zahra membalikkan tubuhnya membelakangi Alex,dia tidak ingin Alex mengetahui kalau dia sedang menahan rasa malunya.

"Aku sudah tau,itu sebabnya aku sangat mudah untuk jatuh cinta padamu.Selain kamu cantik kamu juga gadis yang sangat baik,suka menolong orang lain.Itu sebabnya aku ingin meminta tolong padamu."Alex memanfaatkan kesempatan ini untuk merayu Zahra.

"Tetnyata pujianmu tidak tulus,itu hanya modus."Zahra segera menangkap maksud Alex.

"Aku tidak akan membantumu untuk membohongi oma."Zahra ketus.

"Aku mengatakan itu semua sesuai dengan kenyataan dan itu dari dalam hatiku,lagian aku tidak akan memintamu untuk berbohong atau berpura-pura."Alex mendekatkan dirinya pada Zahra dan membalikkan tubuh Zahra sehingga saat ini mereka saling berhadapan.Mata mereka saling memandang satu sama lain,jantung mereka berdetak dengan kencang,Dua makhluk ini sebenarnya saling menyukai,hanya saja bagi Zahra ini sulit untuk diterimah akal sehatnya,hatinya merasakan sesuatu namun akal sehatnya menolak.Sedangkan Alex berkali-kali dengan jujur menyatakan perasaannya.

"Aku memintamu dengan sungguh-sungguh untuk menikah denganku.Jadilah istriku agar aku bisa menjagamu setiap waktu.Aku sangat tergila-gila padamu.Aku begitu nyaman saat ada didekatmu,dan sangat merindukanmu bila kita tidak bertemu.Aku siap mengorbankan apa pun demi kamu."Alex sangat serius dengan kata-katanya,matanya tidak sedikitpun berkedip saat mengatakan itu dan terus memandangi Zahra.

Zahra hanya diam seperti terhipnotis mendengar setiap kata-kata yang keluar dari mulut Alex,ada bunga-bunga cantik dimatanya saat mendengar kata-kata itu.Perasaannya begitu terasa hangat.Ini aneh...sangat aneh kata-kata Alex terdengar sangat tulus dan membuatnya merasakan bahagia berbeda dengan kata-kata Baron saat dulu dia melamar Zahra.Baron juga tidak kalah pandainya merangkai kata-kata dan berjanji akan menyerahkan seluruh kekayaannya pada Zahra juga akan menceraikan semua istrinya jika Zahra bersedia jadi istrinya.Perasaan ini sangat berbeda bahkan berbanding terbalik dengan perasaannya terhadap Baron.

"Zahra.....!suara Alex terdengar sangat lembut,saat ini dia sedang berlutut dihadapan Zahra memohon padanya.

"Alex apa yang kamu lakukan,ayo berdirilah."perasaan Zahra kini bercampur aduk.

"Apa ini berarti kamu menerimah lamaranku?"Alex bertanya penasaran pada Zahra.

Zahra membungkukan badannya tangannya menarik tangan Alex untuk berdiri.

"Jawab aku dulu...."Alex menolak tarikan tangan Zahra dengan lembut.

"Ini terlalu cepat untukku,beri aku waktu untuk berfikir."Zahra menatap Alex,tatapan matanya begitu menggoda bagi Alex.

"Aku akan memberikan waktu untukmu 5menit."Alex membalas tatapan Zahra dengan tatapan serius.Ini membuat Zahra jadi salah tingkah.

"Apa....? 5 menit?kamu fikir ini lelucon?"Zahra mengerutkan keningnya.

"Memang bukan lelucon,sudah 1menit berlalu cepatlah berfikir."Alex sengaja mendesak Zahra.

"Jangan seenaknya saja kamu."Zahra berkata dengan judesnya.

"Bukan aku saja yang akan merasa enak,tapi kamu juga akan merasakan yang sama."Alex sengaja membuat Zahra melupakan waktunya untuk berfikir,karena Alex sudah tau jawabannya.

"Apa maksud omongan kamu?Jangan mesum."Zahra mencubit perut Alex.

"Aw.....ha....sakit sekali."Alex meringis kesakitan dan memegangi perutnya.Ini membuat Zahra menghentikan aksinya.

"Lihatlah...."Alex membuka kancing kemejanya dan menunjukan noda merah dan biru dikulit perutnya,itu cubitan-cubitan.Zahra terdiam saat melihat bekas cubitannya itu.

"Apa rasanya sakit?Zahra menggigit bibirnya sedikit,membuat dirnya terlihay seksi.

"Kamu hampir membunuhku."Alex mengelus bekas cubitan Zahra.

"Jangan berlebihan seperti itu."Zahra membela dirinya.

"Kamu tau.....diluar sana tidak akan ada lelaki yang mau menikahimu jika mereka tau kamu begitu kejam,tapi.....tidak denganku,walaupun aku tau itu,dan pastinya akan kamu lakukan jika kamu kesal nanti,aku tetap akan menikahimu."Alex berkata sambil terus memandangi bekas luka cubitan dari Zahra.

"Benarkah itu tuan Alex....?Zahra meledek Alex tidak percaya dengan kata-katanya.

"Tentu saja nyonya Alex...."Alex tersenyum saat mengatan kata nyonya pada Zahra.

"Kedengarannya bagus..."Zahra memberi isyarat tanda dia menerimah lamaran Alex.

"Apakah itu berarti kamu setuju?"Alex tidak bisa menyembunyikan rasa bahagianya.

"Dengan satu syarat."Zahra memberikan syarat pada Alex.

"Apa pun itu,asalkan kamu mau menerima cinta dan lamaranku."Alex berkaca-kaca menatap Zahra,senyuman mengembang dibibirnya.

"Bantu aku menemui seseorang,dan lindungi aku dari Baron,aku ingin hidup tenang."Zahra memberi kepercayaan pada Alex untuk menjaganya seumur hidup.

Alex menggenggam tangan Zahra,perasaan bahagia yang dirasakannya saat ini sungguh luar biasa sampai dia meneteskan air matanya,kemudian dia berkata,"Itu bukan satu permintaan tapi dua."

Zahra memukul bahu Alex dengan lembut,"Masih saja bercanda."

"Boleh aku memelukmu,aku sungguh bahagia."Alex berkata dengan airmatanya.

"Kenapa kamu menangis,apa ini begitu menyedihkan?"Zahra terharu melihat Alex menangis saat lamarannya diterimah olehnya.

"Aku lupa rasanya seperti apa memamgis,sekian lama baru kali ini aku bisa menangis."Alex memeluk Zahra tanoa meminta persetujuannya lagi.

Zahra merasakan kenyamanan yang begitu hangat saat dalam pelukan Alex,jantungnya berdebar-debar.Perlaha kedua tangannya mulai memeluk pinggang Alex.

Cinta memang begitu aneh,sangat tidak terduga,dia datang kapan saja tidak ada yang tau,pada hati siapa saja dia akan tinggal.

"Bisakah kalian menahan itu sampai hari pernikahan?"Suara oma mengagetkan mereka dan spontan melepaskan pelukan mereka.

"Sejak kapan oma berada disitu?"Alex sangat terkejut.

"Sejak kamu bilang pada Zahra untuk tidak berbohong dan berpura-pura."Oma cemberut.

"Ini pasti kau,kau yang mengajak oma untuk mengintip."Alex melotot pada Denis.

Zahra tidak berani mengeluarkan kata-kata,perasaan bersalah pada oma kini hinggap dihatinya.Wajahnya tertunduk malu.

"Kenapa aku yang jadi salah,aku hanya penasaran kenapa oma ada dideoan pintu kamar."Denis membela dirinya.

"Hey....sudah hentikan pertengkaran kalian."Oma berjalan mendekati Zahra dan Alex.

"Karena saat ini suasana hati oma sangat baik,oma maafkan kebohongan kalian."Oma memandangi Alex dan Zahra bergantian.

"Maafkan kami oma,"Zahra berkata dengan perasaan bersalah.

"Kemarilah."Oma mengajak Zahra untuk duduk diatas sofa didekat tempat tidur.Kemudian memberikan sebuah kalung emas beserta liontinnya.Oma sudah mempersiapkan sejak pertama bertemu Zahra.

"Oma...."Zahra tidak melanjutkan kata-katanya.Perasaan haru tiba-tiba datang saat oma memperlakukannya dengan baik seperti ini.

"Oma akan memakaikannya padamu."Oma terlihat sangat tulus,senyumnya sumringah membuat kerutan di wajah tuanya semakin kelihatan.

"Segeralah kalian menikah,agar aku bisa mati dengan tenang."Suara oma terdengar bergetar dengan menahan air matanya yang sudah membayangi matanya.

"Apa yang oma katakan,apa oma tidak alan menyaksikanku menikah juga?"Denis memprotes perkataan oma.

"Oma akan tetap bersama kami melihat cicit-cicit oma tumbuh dewasa."Alex memeluk oma dan menciumi pipinya diikuti oleh Denis.Melihat ini Zahra sangat terharu dan tidak bisa menahan air matanya.

"Hey jangan menangis,riasanmu akan meleh."Denis sengaja mencairkan suasana haru didalam ruangan tersebut.Mendengar kata-kata Denis mereka tertawa bersama.

"Baiklah....kita akan terlambat jika kita tidak segera pergi!"Alex mengingatkan Denis dan Zahra.

"Apakah oma akan ikut bersama kami?"Zahra menawarkan oma agar ikut bersama mereka.

"Kalian saja,acara itu pasti akan memakan waktu lama,oma tidak akan betah berlama-lama disana."Oma menolak secara halus ajakan Zahra.

"Baik oma....kami akan segera pulang untuk makan malam bersama."Alex berpamitan pada Oma disusul Zahra dan Denis.

Next chapter