webnovel

Dia Tidak Akan Melepaskanku

"Amira tunggu sebentar."Zahra berlari dengan tangannya menyeret lengan Alex.Tentu saja dia tidak bisa meninggalkan Alex didalam bersama Anton.Alex bisa membunuhnya.

Amira menghentikan langkahnya dan berbalik pada Zahra yang mengikutinya dari belakang bersama Alex.

"Jika kamu tidak melenyapkannya,dia tidak akan menyerah."Amira menagis saat mengatakan itu.

"Apa maksudmu,apa kamu ingin Alex membunuhnya?"Zahra terkejut mendengar kata-kata Amira.

"Sudah kuduga,tidak semudah seperti yang kita bayangkan.Sekarang aku harus bagaimana?"Amira terisak

"Alex bisakah kita meninggalkan tempat ini?"Zahra membalikkan tubunya menghadap Alex dan meminta padanya untuk segera meninggalkan tempat ini.

"Baiklah,aku akan menyuruh orang-orangku membereskannya."Alex sangat penurut terhadap Zahra.

"Aku rasa ini semua sudah cukup,perintahkan orang-orangmu untuk pergi."Zahra melarang Alex untuk melenyapkan Anton.

"Kalian berdua....apa tidak berfikir dengan baik untuk melenyapkan nyawa seseorang."Zahra merasa ngeri terhadap Amira dan Alex.

"Dia akan menyebabkan masalah dikemudian hari."Alex berkata dingin.

"Apa hakmu untuk membunuhnya."Zahra terlihat kecewa.

Alex menundukkan kepalanya saat Zahra melotot padanya.Wanita ini sangat membuatnya takut dan menghilangkan seluruh keberaniannya untuk menatapnya.

"Dia tidak akan berhenti sampai disini,dia tidak akan mbiarkan aku lolos."Amira panik,dan menangis lagi.

"Kamu tidak menghadapinya sendirian,ada aku yang akan melindungimu."Zahra berkata seperti seorang pahalawan,padahal tadi dia hampir terluka karena Anton.

Amira menggeleng-gelengkan kepalanya.Masih dengan kepanikannya Amira merasa menyesal telah melakukan ini semua.Harusnya dia tidak membuat Anton marah.

"Ayo kita pulang,kalau dia membuat masalah di masa depan dia akan berhadapan lagi denganku."Alex merasa konyol melihat adegan ini.

Mereka bertiga masuk kedalam mobil dan meninggalkan tempat itu.

Ponsel Amira berdering di dalam perjalanan menuju Rumah keluarga Alex.Itu Denis yang memanggilnya.Kenapa harus disaat seperti ini,Amira menarik nafasnya dalam-dalam kemudian melepaskannya .

"Halo...."Amira memyapa Denis.

"Hey....suara kamu seperti...."Denis belum menyelesaikan kata-kata dan Amira dengan terburu-buru memotongnya.

"Aku sedang flu...."

"Sudah minum obat?"Denis terdengar seperti khawatir.

"Akan aku minum nanti."Amira tidak mau mbuat obrolan ini semakin panjang,karena takut Denis mencurigai sesuatu.

"Apa kamu rindu...???"Denis mengubah topik pembicaraan.

"Apa..??"Amira berpura-pura tidak memdengarnya tadi.

"Aku bilang apa kamu merindukanku?"Denis mengulang kata-katanya.

"Aku sudah ngantuk,akuningin beristirahat."Amira lelah dengan obrolan konyol ini.

"Hahhahahaahahahhahaaha...."Tiba-tiba Alex tertawa terbahak-bahak.

"Hey....kamu dimana?kenapa ada suara si brengsek itu?"Denis menyebt Alex dengan sebutan brengsek.

"Aku dengar itu."Alex sengaja membuat Denis takut dengan suara dinginnya.

"Apa?,kamu ...hey Amira speaker kamu aktif?"Denis kalah malu.

"Hemmm aku....,kami didalam mobil barunpulang dari makan malam."Amira merasa tidak enak.

"Hissss sial....,apakah kalian tidak bisa menungguku?"Denis menggerutu.

"Kami akan kelaparan jika menunggumu kembali."Alex menyahut dan mengeraskan suaranya.Mendengar perkataan Alex yang sengaja menggoda Denis Zahra dan Amira hanya tersenyum.

"Kau memang brengsek kakak,akan kuhabisi kau setelah ini?"Denis terdengar sangat kesal.

"Apakah kau berani padaku?"Suara Alex terdengar dingin,namun ekspresi wajahnya tersenyum puas.

"Tentu saja tidak."Denis tidak mempunyai keberanian untuk menyerang Alex.

"Amira....kamu sungguh kejam."Denis merasa diperlakukan tidak adil.

"Pulang segera,ada yang ingin aku bicarakan denganmu."Amira tersenyum mendengar suara konyol Denis.

"Apa itu? tidak bisakah dibicarakan sekarang?"Denis penasaran

"Aku ingin kita bertemu dan bicara empat mata."Amira ingin segera memberitahukan oada Denis dan pergi menghindarinya secepat mungkin.

"Hey....apa kamu sedang mengajak kamu berkencan?"Denis salah sangka.

"Anggap saja seperti itu."Amira tidak ingin mendengar kekonyolan Denis lagi.

"Aku akan pulang sekarang."Denis sangat bahagia.

"Aku akan menghajarmu jika kau lakukan itu"Alex mengancam Denis.

"Kau selalu ikut campur,apa kau tidak rela jika aku bahagia?"Denis kesal saat Alex mengancamnya.

"Diam kau,apa otakmu tidak pernah berfikir ini sudah malam?Jarak puncak ke rumah akan memakan waktu beberapa jam,aku akan membunuhmu jika terjadi sesuatu dengan oma dan tante."Alex harus mengingatkan Denis yang naif.

"Ha....baiklah-baiklah,kami pulang besok pagi.Amira pegang janjimu."Denis akhirnya sadar dan setuju dengan kata-kata Alex.

"Baik Denis,aku pastienepati janjiku."Amira membayangkan saat itu akan tiba.

"Ok...aku akan tidur nuenyak malam ini,dan bermimpi indah bersamamu.Kalian berhati-hatilah dijalan.Aku akan menutup teleponnya."Denis segera mengalhiri sambungan teleponnya.

"Kamu serius akan secepat ini meberitahukannya pada Denis?"Amira yang sedari tadi diam akhirnya angkat bicara.

"Ya."Amira menjawab singkat.Fikirannya jauh membayangkan bagaimana reaksi Denis setelah diantau segalanya.Pastinya dia akan sangat kecewa dengan itu.

"Amira....apa kamu baik-baik saja?"Zahra melihat Amira melamun.

"Ya."Amira memberikan senyuman pahit.

"Apa kamu ingin segera pergi?"Zahra terlihat murung saat bertanya tentang hal itu.

"Jangan khawatir,aku akan baik-baik saja."Amira tidak ingin mebuat Denis dan mamanya semakinnterluka saat melihatnya.Langkah terbaik saat ini baginya hamyalah dengan dia pergi menjauh dari kehidupan mereka.

Zahra terdiam,dia tidak lagi ingin memanyakan semua yang mengganjal dihatinya.Hatinya terlalu risau memikirkan kepergian Amira.Dia tidak akan bisa menjaganya seperti wasiat pak Yasmin sebelum meninggal.

Zahra dan Amira larut dengan perasaan mereka masing-masing.Suasana hening ini membuat Alex melirik keduanya dari kaca spion.Mereka tenggelam dengan kekhawatiran masing-masing.