webnovel

Aku Tidak Akan Pernah Membiarkan Itu Terjadi.

Sepanjang hari yang melelahkan,tubuh lemah Amira sudah tidak kuat menahan tekanan,Amira demam tinggi.

"Ayo kita ke dokter."Zahra sedang membujuk Amira.

Amira menggelengkan kepalanya,walaupun senyuman tersimpul disudut bibirnya namun bahasa tubuhnya tidak bisa menutupi bahwa saat ini dia sedang menahankan rasa sakit.

"Ayolah Amira,aku akan khawatir sepanjang malam melihatmu seperti ini."Zahra masih berusaha untuk membujuk Amira.

"Aku tidak apa-apa,Zahra..."Amira menyentuh pipi Zahra dan membelainya dengan lembut.

Zahra tidak berdaya atas perlakuan Amira.Semakin Zahra memaksa semakin Amira menolaknya.

"Bapak sudah berpesan padaku untuk menjagamu,mengapa kamu tidak memberikan kesempatan itu padaku."Zahra berkata dengan raut wajah sedih,berharap Amira menuruti permintaannya.

"Aku lelah,dan hanya sakit sedikit,dengan beristirahat sebentar pasti akan baikan,kenapa kamu tidak beristirahat saja,aku tau kamu pasti juga sangat lelahkan?Amira membuat Zahra tidak bisa berkata-kata.

"Baiklah aku akan membuatkanmu sesuatu."Zahra berjalan menuju dapur.

Beberapa menit kemudian Zahra datang dengan segelas wedang jahe.

"Minumlah....ini akan membuatmu baikan."Zahra menyodorkan wedang jahe itu pada Amira.

"Terimakasih."Amira meminumnya.

"Tidurlah,aku akan menjagamu."Zahra memijit kepala Amira dengan lembut.

Setelah mata Amira terpejam,Zahra merebahkan tubuhnya yang lelah disebelah tubuh Amira.Zahra sudah berusaha memejamkan matanya,namun entah mengapa dia belum bisa juga terlelap.Tiba-tiba dia teringat alm ibunya.Dulu sewaktu ibunya masih ada,Amira tidak pernah merasakan kesulitan apapun.Ibunya melarangnya mengerjakan sesuatu kecuali belajar.Ibunya berkata....."Tugas kamu hanya belajar untuk urusan lain biar menjadi urusan ibu."

Ibunya juga melarangnya datang ke kebun teh,walaupun hanya sekedar melihat para pekerja.Ibu selalu over protektif padanya namun begitu ibu selalu menuruti semua keinginannya dan memenuhi segala kebutuhannya.Ibu selalu menjaganya seperti harta yang sangat berharga.

Jika ibu melihatnya saat ini dengan nasib buruk yang di alami beberapa waktu lalu,pasti ibu akan sangat sedih sekali.

Lamunan Zahra buyar saat dering ponselnya berbunyi.Itu nomor yang tidak dikenal.Zahra tetap mengangkatnya tanpa keraguan.

Zahra: "Halo...."

Penelepon: "Halo...ini aku."

Zahra "Siapa....?"

Penelepon :"Alex..."

Zahra "Oh...."

Alex 😬😬😬😬

Zahra : "Ada apa,?"

Alex : " eh...mmmm....aku....

Zahra: "😮😮😮😮😮

Alex : "Apakah kamu sudah makan?"

Zahra : "Tentu saja sudah...ini sudah larut malam.

Alex : "oh..."

Zahra :"😴😴😴😴😴

Alex : "Zahra.....

Zahra " Ya...Saya masih disini."

Alex : "Aku....."

Zahra : "Apakah mas Alex baik-baik saja?"

Alex "Bisakah kamu memanggil namaku saja?"

Zahra "Kenapa?"

Alex :" itu kedengarannya aneh."

Zahra : "oh...baiklah."

Alex : "Bagaimana keadaanmu saat ini?"

Zahra : "Saya...?"

Alex : "Aku fikir setelah ayahmu meninggal kamu pasti sangat sedih."Basa-basi Alex sangat kaku.

Zahra : "Oh....itu..." Zahra menarik nafasnya dalam-dalam.

Alex : "Apakah sekarang kamu tinggal dengan saudaramu itu?"

Zahra : "Sebenarnya....."Zahra ragu untuk meneruskan kata-katanya.

Setelah lama Alex menunggu Zahra untuk meneruskan kata-katanya...

Alex : "Apakah kamu sekarang sendirian?"

Zahra : " Oh.....tidak,Saya tinggal bersama saudara saya.Tapi sebenarnya dia bukan keluarga saya,ceritanya panjang dan saya tidak ingin membahas itu....."

Alex : "Oh...maaf kan aku,"

Zahra : "Tidak apa?"Mas.....mmm maksud saya Alex,terimakasih kemarin malam.Harusnya kamu tidak melakukan semua itu,karena saya mampu.

Alex : "Bisakah kata saya kamu ganti dengan aku?"

Zahra : "...????"

Alex : "Apakah kamu keberatan?"

Zahra : "Tentu saja tidak,aku hanya takut kamu menganggapku tidak sopan."

Alex : "Baiklah....beristirahatlah,mimpi yang indah."

Zahra : ".....???????"Dalam hatinya Zahra berkata."orang aneh."

Alex : "Zahra....?"

Zahra : "Ya.....,terimakasih Alex.

Alex : "kalau begitu tutup teleponnya."

Zahra :Kenapa harus aku???"

Alex : "Karena aku tidak ingin menutupnya."

Zahra : "....???? Baiklah...."Selamat malam,"

Zahra memutuskan sambungan teleponnya dengan Alex.

"Dia sangat aneh."Zahra berkata pada dirinya sendiri.

"Siapa yang aneh?"Amira yang mendengar Zahra sedang berbicara di telepon dengan seseorang jadi tertarik untuk terus memdengarkannya.

"Kamu belum tidur?"Zahra terkejut.

"Apa dia pacarmu?"Amira semakin ingin tau.

"Bukan,dia orang yang baru aku kenal di RS,dan dia yang membayar semua biaya RS bapak."Zahra cepat-cepat mengklarifikasikannya.

"Apakah dia yang datang melayat bersama orang-orangnya tadi?"Amira mengingat-ingat kejadian tadi siang.

"Iya..."Zahra menganggukan kepalanya.

"Yang mana,yang tinggi atau yang pendek?"Amira bertanya seperti ingin mengintrogasi Zahra.

"Yang tinggi,dia Alex kakak sepupu Denis."Zahra menjawab pertanyaan Amira dengan cuek.

"Kamu sangat tau dia ,sepertinya kalian sudah saling mengenal?"Amira kembali menyelidiki.

"Saling mengenal apanya?kami baru ketemu kemarin malam."Zahra masih cuek.

"Tapi dia sepertinya jatuh cinta padmu."Amira melirik Zahra.

"Demam membuatmu berkata tidak karuan."Zahra menempelkan punggung tangannya ke kening Amira.

"apa kamu tidak bisa melihatnya,itu jelas sekali,"Amira tersenyum.

"Apa cita-citamu ingin menjadi dukun?"Zahra mulai memprotes.

"Hahhahahahahahahha....."Amira tertawa mendengar kata-kata Zahra.

"Kamu bodoh,aku fikir kamu akan pandai membaca seseorang."Amira masih dengan tawanya.

"Apa kamu bisa meramal seseorang?"Zahra mulai sedikit takut melihat Amira.

"Ha.....kalian berdua bisa membuat aku tertawa dan melupakan kesedihanku."Amira masih tersenyum.

"Dengarkan aku....,siang tadi saat mereka datang aku melihat semua tingkah aneh Alex....,setiap kali kamu berbicara padanya dia seperti kehilangan kata-katanya,dan hanya memandangimu.Aku rasa dia benar-benar telah jatuh cinta padamu."

"Jangan mengambil kesimpulan sendiri,aku fikir dia memang aneh,dan tidak mungkin jatuh cinta padaku.Dia memang seperti itu pada setiap orang."Zahra menolak kesimpulan Amira.

"Hemmmm.....aku sungguh tidak percaya kata-kataku."Amira masih tersenyum pada Zahra.Sepertinya dia sangat senang dengan hal ini.

"Jadi kamu mau aku berpacaran dengan orang aneh seperti Alex?"Zahra mulai tidak senang dengan semua kesimpulan Amira.

"Aku rasa dia bertingkah aneh hanya terhadapmu."Amira kembali terkekeh.

"Bagaimana demam mu,apakah sudah hilang?"Zahra mengalihkan pembicaraan.

"Jangan mengelak."Amira tidak berhenti.

"Sepertinya kamu sangat senang jika orang aneh itu menyukaiku."Zahra mulai kesal.

"Dia sangat tampan,dan sepertinya juga kaya raya."Amira masih menggoda Zahra.

"Kalau kamu suka,ambillah..."Zahra mulai ketus.

"Aku sebenarnya mau....tapi sayangnya di sudah jatuh cinta padamu."Amira melirik Zahra.

"Apakah kamu serius dengan kata-katamu?"Zahra melihat Amira dengan rasa tidak percaya bahwa Amira ternyata bersifat seperti itu.

"yeeeeee....kamu cemburu ya,jangan-jangan kamu juga suka ya?"Jari telunjuk Amira menuding Zahra.

"iiiiiiiiihhhhh.....apaan sih,Ah....sudah-sudah,aku mengantuk."Zahra merebahkan tubuhnya dan dengan sengaja memejamkan matanya,agar Amira berhenti dengan kata-katanya,gadis itu sudah berhasil membuatnya setengah gila.

Berkali-kali Zahra memaksakan matanya untuk terpejam namun bayangan Alex selalu muncul,dan selalu teringat kata-kata Amira bahwa Alex jatuh cinta padany.Dia berfikir itu adalah hal yang tidak mungkin,yang pertama karena mereka baru saja bertemu dan belum saling mengenal,jadi bagaimana mungkin Alex bisa jatuh cinta padanya.Lalu yang kedua,dia tidak akan membiarkan orang aneh seperti Alex jatuh cinta padanya apa lagi sampai menjadi pacarnya,itu tidak akan terjadi,tidak akan pernah.Zahra menggeleng-gelengkan kepalanya.

Next chapter