1 Bab 1 Si Sulung

Kirana bangun pagi sekali, bahkan belum masuk waktu subuh. Seperti biasa hal pertama yang dia lakukan saat bangun tidur memasak nasi, gadis kecil itu adalah sulung dari empat bersaudara dan kedua orangtua nya harus bekerja sebagai buruh pabrik yang berangkat pagi pulang petang sehingga sebagai anak sulung Kirana menjadi dewasa sebelum waktunya. Idealnya gadis kecil berusia dua belas tahun itu masih bermanja tetapi bagi Kirana semua itu mustahil!.

Setelah memasukkan beras kedalam rice cooker Kirana melanjutkan pekerjaan yang lainnya, mencuci baju juga mencuci piring, untuk setrika Kirana mengerjakan sepulang sekolah.

"Hufft, akhirnya selesai juga, sekarang saatnya mandi..." Kirana bergegas mandi dan selesai tepat setelah adzan subuh, Kirana mengambil air wudhu dan sholat kemudian berganti seragam putih biru dan membangunkan orang tuanya untuk sholat.

"Mamak..., bapak..., bangun sudah subuh...! aku mau membeli sayur dulu .." setelah kedua orang tuanya bangun Kirana pergi membeli sayur dan lauk yang sudah matang.

"Kirana, uang sakumu masih kan...? " tanya bapaknya yang sedang menghitung sisa uang yang dimilikinya.

"Masih bapak, tenang saja, mamak tadi kemana ya...? Kiran mau berangkat sekolah." Kirana celingukan mencari ibu nya. Setelah memakai sepatu dan mengambil tas sekolahnya kirana berpamitan pada bapak- mamaknya.

***

Hari masih gelap saat Kirana keluar dari rumahnya, setiap hari Kirana harus berjalan sejauh satu kilometer untuk bisa keluar dari rumahnya sampai kejalan besar setelah itu barulah ada angkot yang mangkal dan Kirana baru bisa naik angkot ke sekolahnya, sebenarnya ada ojek dari rumah Kirana sampai ke jalan besar, tetapi karena keadaan keluarga Kirana yang pas-pasan dan uang saku yang cukup hanya untuk naik angkot Kirana rela berjalan kaki yang penting bisa sekolah. Kirana duduk diangkot yang masih ngetem menunggu penumpang lain.

"Kita jalan sekarang ya neng...!" kata abang angkot langganan Kirana.

"Iya bang, makasih ya! abang baik deh...!" Kirana tersenyum manis pada abang sopir angkot.

"Siap neng, nanti dijalan juga banyak orang...!" kata abang angkot sambil menjalankan mobilnya.

***

Tepat pukul enam pagi kirana sudah tiba disekolah, belum ada siapa-siapa di sekolah itu, tetapi kirana memang sudah terbiasa tiba paling pagi. Sesampainya di kelas Kirana menyapu seluruh kelas meski bukan jatah piketnya, itulah yang membuat Kirana banyak teman, selain cantik dan imut, Kirana itu murid yang pintar, rajin dan mudah bergaul dengan siapa saja.

"Hai Kirana, perlu bantuan gak...? tanya Nurohman salah satu temannya tetapi tidak sekelas. Selain Kirana ada Nurohman dan Imam yang datang ke sekolah paling awal.

"Nggak man, udah selesai, Imam mana...? tumben belum datang..." Kirana celingukan mencari keberadaan Imam.

"Ijin dia, neneknya meninggal...." kata Nurohman yang memang bertetangga dengan Imam dan menjadi sahabat karib.

"Nanti pulang sekolah kita kerumahnya ya Man...!" Kirana kemudian duduk di bangku nya dan mengeluarkan buku pelajarannya, Nurohman pun duduk disebelah Kirana..., mereka berdua mengobrol tentang rencana mereka pulang sekolah nanti.

Bel masuk berbunyi tanda kegiatan belajar akan segera dimulai, Nurohman pamit kembali ke kelasnya sendiri, Kiki yang baru datang mengusir Nurohman karena yang didudukinya tadi adalah tempat duduk milik Kiki sahabat sekaligus teman sebangku Kirana.

"Kirana, ngapain Nurohman kesini...? pasti ngegosip lagi ya dia...?" tanya Kiki sambil mengeluarkan buku pelajaran nya.

"Biasalah dia kan selalu kesini, karena kami datang paling awal dari pada dikelas sendiri dia memang sering mengobrol dan belajar bareng aku." Kirana masih terus membaca hingga guru datang dan memulai pelajaran mereka.

***

Pulang sekolah Kirana sudah ditunggu Nurohman dan mereka berdua berboncengan sepeda kerumah Imam, setelah mengucapkan bela sungkawa Kirana dan Nurohman pamit pulang, Nurohman mengantar Kirana sampai pangkalan angkot .

"Makasih ya Man, aku langsung pulang, kamu hati- hati...!" Kirana melambaikan tangannya dan Nurohman segera berbalik mengayuh sepedanya.

Kirana berjalan menyusuri jalan kampung yang biasa dilaluinya, saat melewati pangkalan ojek, Kirana melihat bang Ade anak pemilik kontrakan yang disewa keluarga Kirana, bang Ade masih kelas tiga SMA dan setiap pulang sekolah dia menarik ojek untuk tambahan uang saku, melihat Kirana bang Ade menghampirinya dan memberi tumpangan padanya.

"Kirana, pulang bareng abang yuk...!" bang Ade sudah berada disampingnya dengan motor RX king miliknya.

"Makasih bang, tetapi apa tidak merepotkan...?" tanya Kirana

"Nggaklah, abang juga mau pulang dulu, habis ashar nanti narik lagi." karena bang Ade mau pulang Kirana ikut dengan senang hati.

"Makasih ya bang, bang Ade yang terbaik...!" puji Kirana yang langsung membonceng.

Bang Ade sebenarnya sangat menyukai Kirana tetapi karena Kirana masih kecil Kirana tidak menyadari perasaan bang Ade terhadapnya, yang Kirana rasa bang Ade begitu perhatian padanya, sering membantu mengerjakan pekerjaan rumahnya dan sering membelikan Kirana jajan dan Kirana sudah menganggap bang Ade sebagai kakaknya.

avataravatar
Next chapter