2 2. Perbincangan Keluarga

"Nak, sayurnya sudah masak. Ayo kita makan bersama. Ibu mau bangunin Bapakmu dulu ya." Ibu memanggilku.

"Iya Bu. Aku bantuin nyiapin piring ya bu." Sahutku sembari bergegas mengambil piring ke dapur.

Sementara itu, Ibu membangunkan Bapak yang sedang tidur. Setelah bangun, bapak pun lekas ke wastafel untuk cuci tangan. Sementara itu piring dan nasi sudah ku siapkan di meja makan.

"Pak, ayo kita makan. Ada sayur lodeh nih buatan Ibu." Ajakku

"Ayo nak, Bapak juga sudah lapar nih." Jawab Bapakku.

Kami bertiga pun makan bersama dengan dayur lodeh buatan Ibu. Selain sayur lodeh, ada kerupuk, ikan asin, sambel, tempe goreng, dan lalapan. Pokonya cukup lengkap menu makan bersama hari ini. Selesai makan bersama, kedua orangtuaku pun mengajakku berbincang-bincang terkait rencana kuliahku.

Sejak awal kedua orang tuaku keberatan jika aku melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi dikarenakan kendala ekonomi. Tapi aku tetap bersikeras ingin kuliah dengan jalur beasiswa. Dan ternyata gayung pun bersambut. Aku berhasil diterima di PTN X di Kota Bandung dengann jalur beasiswa bidikmisi yang semua uang perkuliahan full ditanggung sama Pemerintah plus dapat uang saku satu juta per bulan. Aku sangat bersyukur karena kerja kerasku selama ini tidak sia-sia.

"Nak, apa tidak kamu pertimbangkan lagi keinginan untuk kuliah itu?" Tanya Bapak kepadaku.

"Iya Nak, Ibu khawatir kalau kamu harus pergi ke luar kota. Disana kita kan tidak punya sanak saudara." Ucap Ibu mengkhawatirkanku.

"Pak, Bu. Keputusan aku sudah bulat. Aku akan lanjut kuliah disana. Lagian aku kan sudah dapat beasiswa bidikmisi dan semua biaya perkuliahan sudah ditanggung oleh Pemerintah, selain itu, aku juga dapat uang saku satu juta setiap bulannya. Jadi, tidak perlu khawatir tentang masalah ekonomi ya Pak, Bu. Jika beasiswa ini tidak aku ambil, maka akan dapat konsekuensinya, sekolahku akann di blacklist dari jalur beasiswa ini di tahun berikutnya.

Aku gak mau kalau sampai hal itu terjadi. Jadi mohon pengertiannya ya Pak, Bu." Aku pun menjelaskan secara panjang lebar sembari memberi pengertian kepada kedua orang tuaku.

"Ya sudah nak, kalau tekadmu itu sudah bulat, kami akan merelakan kepergianmu nak untuk menuntut ilmu disana. Tapi Bapak dan Ibumu titip pesan ya, disana kamu harus serius kuliahnya, harus bisa jaga diri dan jangan terbawa arus pergaulan yang tidak baik ya." Bapak menasihatiku.

"Tenang Pak, aku pasti bisa jaga diri dan jaga pergaulan biar tidak terbawa arus. Aku akan fokus kuliah dan tidak akan tergoda dengan hal hal yang negatif Pak." Ujarku menegaskan bahwa aku memang benar-benar akan fokus kuliah disana.

"Ya Nak, Bapak dan Ibu pegang ucapanmu itu." Ujar Bapakku.

Acara makan bersama pun selesai dan aku bersiap-siap untuk membereskan makanan dan lanjut mencuci piring. Setelah itu, aku kembali ke kamar untuk lanjut belajar.

"Belajarnya sudah selesai nih. Jenuh kalau di rumah terus gak ada kegiatan sekolah tuh, nunggu kuliah masih sebulan lagi." Gumamku

avataravatar
Next chapter