webnovel

1

Tes Tes Tes Tes Tes Tes

Air hujan turun semakin lebat di malam yang pekat, petir saling bersahut-sahutan satu sama lain. untuk menunjukkan kekuatan sejati kepada para mahluk hidup di bumi. Siapa yang terkuat di antara keduanya yang sedang bertarung saat ini.

Tidak ingin kalah dari petir dan hujan, angin datang dengan kekuatan super kuat menghancurkan berapa tiang listrik dan menarik kabel listrik dari ujung tiang. Alhasil banyak tempat terjadi pemadaman listrik.

cahaya kilatan menampakkan sebuah tulisan di salah satu rumah mewah. rumah yang terdapat papan bertulisan rumah di sita oleh pihak bank dengan tulisan besar-besar terpapang sangat mencolok di perumahan khusus orang kaya.

Cahaya kilatan terlihat melewati jendela di sertai suara petir berapa detik kemudian.

Tap Tap Tap Tap

Brukkk

Tap Tap Tap

Brukkk

Seorang gadis kecil berkaki mungil berlari mengejar sang ibu yang turun dari tangga dengan menyeret satu koper hitam tanpa menoleh sedikitpun kepada putrinya yang mengejar jatuh bangun.

Luka perih di kaki dan lutut, tidak menghalangi putri kecil itu untuk terus mengejar sang ibu yang berjalan dengan langkah lebar menuruni anak tangga.

"Bu….. jangan pergi bu," rintih seorang anak kecil yang menarik pergelangan seorang wanita yang akan pergi dengan seorang pria yang ia panggil dengan sebutan om Eliot.

Wanita cantik itu menampakkan wajah berang terhadap putrinya.

"Sialan, ngapain pegang-pegang. Aku bukan ibumu lagi," pekik wanita itu dengan mengibaskan tangan yang di pegang oleh sosok kecil secara kasar, hingga tubuh kecil tersebut terlempar jauh dari hadapannya.

Brukkkk

Gadis kecil itu terlempar ke arah guci keramik besar yang tepat di belakang dengan tubuh bersimbah darah

"Bu…" lirih sang gadis kecil berlinang air mata yang berusaha mengangkat tangannya untuk mengapai tangan sang ibu yang berjalan semakin jauh dengan seorang pria yang lebih mudah dari ayahnya.

"Bu.. jangan pergi," lanjut si gadis kecil yang sudah tidak sadarkan diri lagi dengan kepala dan sekujur tubuhnya yang kesakitan.

Wanita itu tidak menoleh sama sekali ke arah belakang untuk melihat keandaan putrinya yang sudah mengenaskan. Karena hatinya sudah lebih keras dari batu. Ia memutuskan membuang anak dan suaminya mulai hari ini. Demi bersama selingkuhan yang lebih kaya raya daripada hidup miskin bersama dengan suami yang sudah tidak mempunyai apapun lagi.

Suami sang wanita segera berlari menyelamatkan putrinya yang tidak bergerak lagi.

"Sayang," lirih pria berumur 30an tahun dengan memeluk tubuh kecil yang bermandikan darah.

Tanpa perasaan bersalah dan sedih. Wanita itu pergi dengan selingkuhanya. Ia membuang anak dan suaminya yang sudah jatuh miskin setelah rumah di sita oleh pihak bank berapa hari lalu.

Erick Cario hanya bisa melepaskan kepergian istrinya dengan pria lain. ia lebih memilih segera membawa putri kecilnya kerumah sakit. Daripada harus membujuk atau merayu sang istri yang sudah menghianati janji pernikahan yang selama ini di jalani sampai Lima tahun.

"Tuan, anak anda terluka sangat fatal dan harus segera di lakukan operasi demi masa depannya," jelas dokter yang menyerahkan surat persetujuan operasi kepada keluarga pasien.

Erick Cario segera menulis tanda tangan untuk proses cepat operasi dan berharap dokter bisa menyelamatkan putri satu-satunya.

Berapa menit kemudian, seorang perawat berjalan menghampiri Erick Cario dengan meminta perlunasan biaya medis sebanyak 50% sebagai tindakan operasi untuk menyelamatkan nyawa pasien yang sekarat.

Eric Cario menerima struk tersebut dengan tangan gugup dan kedua matanya terbelalak melihat angka biaya operasi yang tertera di salah satu struk yang di serahkan oleh perawat barusan.

Biaya operasi yang mahal, membuat Erick Cario harus menjual perusahan satu-satunya demi menyelamatkan anak gadis kecil yang ia namai Venus Cario.

"Maafkan ayah," gumam Erick Cario yang melepaskan perusahan dengan harga murah di pasaran demi mendapatkan uang yang tertera di kertas tagihan rumah sakit.

Saking murahnya perusahaan CARIO di pasaran langsung di serbu pembeli berbagai daerah untuk menjadi orang pertama yang mendapatkannya.

Kehilangan perusahan dan segala harta, membuat Erick Cario langsung jatuh miskin kesekian kalinya dan ia masih berusaha payah membesarkan Venus Cario seorang diri sebagai orang tua tunggal untuk ke depannya.

Beruntungnya, Venus Cario anak yang penurut dan mengerti dengan segala yang terjadi. Sehingga tidak banyak rewel seperti anak umumnya yang bersikap nakal dan menuntut ini itu.

"Ayah di mana ibu?" kata-kata itu selalu di ucapkan Venus kepada Erick Cario selama berapa hari.

"Kita tidak butuh ibu lagi," balas Erick Cario yang memeluk Venus Cario dengan rasa sakit amat teramat di dalam hati kecilnya.

Seminggu kemudian, Erick Cario membawa Venus Cario kembali kerumah yang biasa mereka huni selama ini.

Sesampai di rumah, Erick Cario di hadang oleh berapa orang berpakaian hitam yang merupakan dari pihak kreditor untuk menyita rumah dan aset yang masih berharga.

Erick Cario tersenyum sedih. Ia meminta waktu untuk mengemasin pakaian kepada salah satu pria yang di duga Erick Cario sebagai pemimpin dari kreditor.

Pria itu mengangguk setuju, ia membiarkan Erick Cario untuk mengemasin pakaian.

"Ayah kenapa kita harus pergi," tanya Venus Cario tidak paham kenapa mereka harus pergi dari rumah yang sudah mereka tempati bertahun-tahun lamanya.

Erick Cario mengusap kepala Putri kecil yang semakin ingin tahu berapa hal kecil sampai sederhana.

"Karena ayah di pecat di tempat kerja, jadi bos ayah tidak mengizinkan kita tinggal di sini lagi. Karena akan di gantikan dengan orang lain," dusta Erick Cario dengan berusaha menahan air mata yang hampir keluar dari kedua matanya.

"Om-om berpakaian hitam itu ya?" tanya Venus Cario yang menunjukkan salah satu pria berpakaian serba hitam sampai kacamata juga warna hitam.

"Iya, om-om itu akan tinggal di sini. Jadi kita harus keluar dari secepatnya," ucap Erick Cario yang mengendong Venus Cario di atas pundaknya.

Di usia yang dini. Venus Cario menyaksikan ia dan ayahnya telah di usir dari rumah oleh berapa pria berpakaian hitam yang merupakan orang yang di utus perbankan

***

Terusir dari rumah mewah dan hidup di jalanan dengan pekerjaan sebagai pemulung sampah selama bertahun-tahun. Tidak membuat Erick Cario patah arang. Ia selalu semangat setiap harinya, agar semua kebutuhan Venus Cario terpenuhi dan kini perjuangannya telah memuahkan hasil untuk membangun kerajaan bisnis kembali yang sempat tengelam di masa kejayaan.

Berstatus sebagai pengusaha, semakin membuat Erick Cario semakin gila kerja. karena semua ini demi membiayai sekolah Venus Cario hingga ke jenjang kuliah dan apapun yang di inginkan oleh Venus Cario selalu di usahakan oleh Erick Cario.