1 Matinya Sang Iblis Kekejaman

"Menapaki jalan iblis" adalah sebuah ungkapan yang sering digunakan dalam konteks keagamaan atau spiritual. Istilah ini mengacu pada mengikuti atau memilih untuk mengikuti jalan yang tidak benar, jahat, atau bermoral. Dalam banyak tradisi agama, "Iblis" atau "Setan" dianggap sebagai simbol kejahatan atau kegelapan.

Menapaki jalan iblis dapat diartikan sebagai melakukan tindakan yang bertentangan dengan nilai-nilai moral atau etika yang dianut oleh masyarakat atau agama tertentu. Ini mencakup tindakan yang merugikan orang lain, mempromosikan kekerasan, kebohongan, kecurangan, dan perilaku yang bertentangan dengan prinsip-prinsip kebaikan.

Namun, penting untuk diingat bahwa penafsiran dan pemahaman tentang konsep ini dapat bervariasi tergantung pada keyakinan agama dan kepercayaan individu. Konsep ini lebih sering digunakan dalam konteks agama-agama yang mengakui keberadaan Setan atau kekuatan jahat yang beroperasi di dunia ini.

Bagi sebagian orang, menapaki jalan iblis bisa diartikan sebagai memilih untuk hidup dalam ketidakmoralan dan keserakahan, mengabaikan nilai-nilai yang baik dan bermoral. Sebaliknya, memilih untuk hidup sesuai dengan nilai-nilai etis dan moral yang baik akan dianggap sebagai "menapaki jalan yang benar" atau "menapaki jalan Tuhan".

Penting untuk dicatat bahwa pandangan dan interpretasi mengenai konsep ini dapat berbeda-beda. Beberapa orang mungkin lebih cenderung melihatnya dalam konteks keagamaan, sementara yang lain mungkin melihatnya sebagai sebuah metafora untuk tindakan-tindakan yang merugikan dan kejahatan dalam kehidupan sehari-hari.

***

Itulah yang disebut orang yang menapaki jalan iblis.

Di puncak gunung Hai.

"Iblis! Serahkan hati waktu kepada kami, dan kami akan mengampunimu!"

"Itu benar! Serahkan hati waktu kepada kami! Dan, kau harus menebus kesalahanmu karena sudah membunuh ribuan orang yang tak bersalah demi memuasakan hasrat gilamu itu!"

"Wang Yan! Kau telah membunuh orang tuaku, adikku, kakakku, bahkan leluhurku! Akan kupastikan bahwa kau akan mati dengan mengenaskan!"

Di tebing gunung Hai, seorang pria berdiri tegak menghadap matahari. Matahari itu begitu cerah, sampai-sampai menyilaukan seisi langit dan bumi.

Tubuhnya terluka parah, namun dia masih sanggup berdiri tegak tanpa adanya pergerakan. Dia memegang sebuah pedang panjang yang dilumuri dengan darah dari bahunya yang terluka.

Darahnya perlahan menetes membuat batu yang ia pijak berubah warna menjadi merah tua.

Dia adalah iblis kekejaman, Su Wang Yan.

Wang Yan menghela nafas, menggelengkan kepalanya, lalu menatap orang-orang yang ada di belakangnya, yang ingin membunuhnya.

Saat Wang Yan menatap mereka, mereka perlahan mundur bersiap untuk serangan yang ingin diberikan Wang Yan.

Ia menutup matanya, melihat kembali matahari yang ingin menghilang. Saat ini, semua orang memandangi Wang Yan yang sebentar lagi akan mati.

Dari kejauhan, matahari mulai menghilang. Bulan pun perlahan muncul menjulang ke atas langit, menerangi malam yang begitu gelap.

Wang Yan kembali menghela nafas, dan semua orang yang memegangi senjata yang berbeda-beda mulai bersiap.

"Apakah ini kematianku? Sepertinya aku akan mati dengan cara yang mengenaskan, ya...?"

Dia mulai berbicara hal aneh tentang kematiannya, seakan-akan ia sudah meramalkannya. Hal itu membuat orang-orang yang memandanginya dari sekeliling mulai menjadi takut dan gugup.

Wang Yan lalu tersenyum, ia lalu tertawa seperti orang gila. Tawanya membuat hati orang-orang yang ada di sekelilingnya menjadi takut, semuanya gemetaran.

"Apa yang kamu tertawakan, iblis!? Semuanya, jangan takut! Iblis ini sudah tidak mempunyai energi gelap, yang mana ia pasti tidak akan bisa membunuh kami bertiga!"

Ucap seorang pemuda berpakaian biru polos, dengan kaki yang terluka. Pemuda itu adalah anak yang sebelumnya Wang Yan siksa, sekarang ia sudah tumbuh besar. Wang Yan menjadi bangga terhadapnya.

Wang Yan pun menggerakan kaki kanannya, ia lalu menyeringai di hadapan para musuhnya. Beberapa orang mundur, sedangkan yang masih memegang senjata tidak.

Nampak wajah Wang Yan yang pucat, seperti orang yang sebentar lagi akan mati. Selama beberapa jam, Wang Yan hanya berdiri tegak menatap langit yang gelap.

Sebuah ingatan lalu muncul di kepalanya, memperlihatkan dirinya yang dipukuli oleh orang-orang sampai hampir mati karena dirinya telah mencuri sebuah makanan.

Ingatan itu adalah saat dirinya masih seorang anak kecil yang tidak tahu apa-apa, ia diusir oleh klannya sendiri karena bakatnya yang rendah.

Setelah di usir dari klannya, Wang Yan hidup dengan pengalaman yang menyakitkan, setiap kali ia pergi, sebuah masalah akan datang dan menimpanya.

Semuanya berlalu, dan sekarang ia sudah dewasa. Cara berpikirnya mulai berbeda, sifatnya, semuanya mulai berbubah. Entah itu tubuh, sifat, kepribadian, cara gerak, cara pikir, semuanya berubah.

Sekarang di ingatannya ini, diperlihatkan Wang Yan yang sedang berkultivasi di bawah pohon dan di bawah tubuhnya, ia sedang duduk di tumpukan mayat-mayat dari orang-orang yang dimutilasi.

Entah dia yang sengaja mengambil ratusan mayat untuk memajukan kultivasinya, atau dia memang orang yang membunuh ratusan orang itu dan menumpuknya seperti makanan.

Tidak ada yang tahu, siapa yang membunuh semua mayat itu. Semua orang berpikir bahwa Wang Yan lah yang membunuhnya, tapi Wang Yan selalu mengatakan satu kata, yaitu "Tidak."

Beberapa ratus tahun terlewati, tubuhnya semakin lama semakin berbeda. Semua orang melihatnya sebagai iblis! namun ada juga yang melihatnya sebagai manusia biasa yang tak tahu apa-apa.

"Aku sudah hidup selama ratusan tahun, dan sekarang, hari inilah hari kematianku."

Dia tersenyum tipis, semua orang kebingungan karena tiba-tiba ia tercengang.

'Yah, aku sudah tidak mempunyai apa-apa lagi untuk ditunjukkan. "Mungkin" aku sudah puas hidup selama ratusan tahun di dunia ini."

"Hahahaha!"

Wang Yan lalu tertawa, semua orang merasa tertekan saat mereka mendengar tawanya.

"Haha! Hahahaha!!"

Tawanya semakin keras, membuat semua orang yang ada di dunia dapat mendengarnya. Dan membuat semua orang yang berada di sekitarnya mulai menangis, takut, putus asa. Seakan-akan tawanya membuat mental mereka semua turun sampai ke kehampaan.

"Walaupun aku mati disini, dikehidupan kedua aku akan tetap menapaki jalan yang sama di kehidupanku yang ini! Aku akan berjalan di jalan iblis dan membuat semua orang menyadari dunia yang mereka tinggali hanyalah dunia yang dipenuhi dengan penderitaan...!!"

"Dunia yang dipenuhi dengan kesengsaraan, kehampaan, keputusasaan, kesakitan, segalanya."

Ucapannya membuat Langit menjadi murka, dan membuat semua kultivator dari berbagai penjuru dunia mendengarnya. Entah itu seorang bayi, anak kecil, remaja, dewasa, orang tua, buyut. Semuanya mendengarnya, dan semuanya gemetar ketakutan.

"Iblis ini sudah gila! Kita harus membunuhnya untuk menenangkan Langit, begitu juga orang-orang yang mendengarnya!

"Ya!"

Mereka lalu maju dan cahaya putih muncul meneringai tebing gunung Hai.

Seketika, ledakan muncul dari tebing gunung Hai, dan tidak ada yang tahu apa yang terjadi.

Hari itu, adalah hari kematiannya. Hari dimana iblis kekejaman tiada, hari dimana semua kultivator iblis dari berbagai penjuru dunia berdoa atas kematiannya.

Di hari itu juga, orang-orang biasa dari berbagai penjuru dunia merayakan kematiannya.

avataravatar
Next chapter