webnovel

Tidak Semudah Itu

Edwin telah kembali menjadi dirinya sendiri sebagai laki-laki yang teguh akan janjinya, janjo untuk takkan menyakiti Salsabila.

Sebulan sudah kejadian dipantai waktu itu bersama Vita, setelah kejadian itu Edwin mulai menghindari Vita walaupun tidak serta merta ia menolak kehadirannya, ia tak mau menyakiti hati Vita lagi.

Vita merasakan prilaku Edwin yang semakin menghindarinya, ia merasa tak terima dengan perlakuan pasangan mesranya, namun ia tak tahu kemana ia akan mengadu, tak mungkin ia bercerita pada ibunya, hanya satu orang yang ia anggap tepat sebagai tempatnya mencurahkan kegundahan yaitu Caca.

Siang itu Vita menemui Caca, ia mengajak Caca kesebuah kafe, disana ia menceritakan semua yang sudah mereka lakukan, bahkan ciuman mesra dipantai itupun tak luput untuk ia beberkan pada Caca.

Sesungguhnya waktu itu hati Caca dipenuhi dengan amarah, dan rasa cemburu yang hampir meledak, namun tetap ia simpan rapat, ia menahan semua itu untuk sebuah akhir yang dramatis, karena jika ia tak memiliki Edwin dua gadis disamping Edwinpun tak akan bisa memiliknya bahkan mungkin mereka akan membencinya.

Dari cerita yang Vita ungkapkan ada satu hal yang membuatnya kaget dan tak percaya yaitu Vita telah mengetahui bahwa Edwin telah memiliki kekasih, namun Vita tak krberatan akan hal tersebut.

Ada pertanyaan besar yang menggerapi hati Caca "kok bisa lo segitu relanya jadi yang kr dua Vit" ia menggumam dalam hati, selain rasa penasaran dengan alasan Vita yang rela menjadi gadis ke dua, ia juga merasa terancam dengan keputusannya mendekatkan kembali Vita dan Edwin.

Ia begitu takut rencananya gagal, karena Vita sudah tahu tentang status Edwin, Caca berpikir kalau Bila marah dan memutuskan Edwin, ternyata masih ada Vita yang jelas dengan senang hati memungutnya dari keterpurukan.

Saat itu Caca sebenarnya sangat frustasi, ingin sekali ia menjambak gadis didepannya atu melemparnya sejauh mungkin dari Edwin.

Otaknya buntu, dan tak tahu lagi apa yang harus ia lakukan.

Semakin hari Edwin semakin jarang menemui Vita, dan ketika Vita meminta bertemu Edwin lebih sering menolaknya, ia jadi kesal.

Disuatu sore Vita memutuskan untuk menemui Edwin di Kostnya, ia menunggu Edwin entah sudah berapa jam, baginya hari ini ia harus bisa krmbali mendapatkan hati Edwin.

Ia telah terbiasa dalam pelukan Edwin sampai lupa bahwa ia telah bertunangan, ia lebih banyak memikirkan Edwin dan hari-harinya yang indah.

Pukul 19.30 Edwin masuk kedalam kostan ia menemukan Vita yang sedanv duduk dan seketika berdiri dan memeluknya, sungguh seandainya mereka berdua masih sendiri Edwin tentunya akan mengatakan sayang dan mengajaknya bertunangan, tapi tekat Edwin sudah bulat, ia tak mau lagi terjebak dalam permainan hati yang nantinya akan sulit baginya lepas dari prmelukan Vita.

"Udah Vit....lepas, ngapain kamu malam-mala masih di sini?"

"Aku nunggu kamu, Win rasanya sakit kamu perlakukan aku seperti ini, aku ga bisa hidup tanpa kamu"

"Vita maaf tolong jangan seperti ini, aku ga mau mengkhianati Bila" Edwin menjelaskan dengan lembut.

"Bila.... oh Bila nama gadis itu, persetan sama Bila itu, yang aku tahu aku sayang sama kamu, aku ga peduli sama siapapun termasuk si Bila kamu itu" dengan sedikit keras Vita mengumpat.

"Kamu ga peduli pada siapapun termasuk tunangan kamu?" Bila menghentikan keegoisan Vita dengan menyebut tunangannya "Vita setidaknya kamu pikirkan Dimas dan semua kebaikannya sam kamu, ingat siapa yang membantu kamu disaat dulu kamu terpuruk karena aku"

Vita tercengang mendengar ucapan Edwin, ia kaget bagaimana ia tahu tentang Dimas, dan cerita tentang masa kelamnya yang merubah seorang gadis polos menjadi gadis liar.

Vita tak tahu lagi harus berkata apa, ia terlalu marah dan malu dengan kenyataan bahwa Edwin tahu ia telah memiliki tunangan, ia tak ingin dianggap sebagai gadis tukang selingkuh.

Vita berlari dari kost Edwin menuju jalan, kebetulan ada taxi lewat, ia segera menghentikan taxi itu dan pergi.

Edwin bernapas panjang, setidaknya kini ia mampu menolak godaan Vita dan menahan diri dari jebakan cinta sang mantan terindahnya

Hatinya dipenuhi rasa syukur karena berkat Bila ia mampu melawan godaan, walau ia belum berani menceritakan semua itu pada Bila, namun ia sudah bisa bersikap setia.

Ia mengambil jakeg yang dulu Bila berikan dari almari, ia tak pernah memakainya bukan karena tak menyukai akan tetapi karena ia takut jaket itu akan rusak, ia tak mau merusak pemberian bila, ia memeluk jaket itu lalu mencium dengan lembut membayangkan seandainya Bila lah yang berada dalam dekapannya.

Siang harinya Vita kembali menemui Caca dan menceritakan kejadian semalam, Cacapun ikut kaget mengetahui bahwa Vita telah bertunangan, namun ada gurat kebahagiaan yang ia sembunyikan dengan kenyataan bahwa Vita bukanlah saingan berat untuknya.

Vita terlalu malu untuk menemui Edwin lagi ia takut kalau Edwin akan menganggapnya gadis murahan, yang tak setia. Ia memutuskan untuk tak lagi bertemu Edwin.

Caca kalang kabut mendengar pernyataan Vita ia merasa rencana yang hampir berhasil tiba-tiba hancur, Vita kini tak lagi bisa ia jadikan senjata.

Caca memutar otaknya dan mulai menghasut Vita, dengan hasutan Caca akhirnya Vita kembali bermimpi untuk menakhlukan hati Edwin kembali.

Vita memberinya semangat seolah ia adalah dewi penolong, yang setiap saat ada untuk Vita, namun srsungguhnya ia adalah ular berbisa yang akan menggunakan Vita sebagai umpan agar ia mampu menerkam mangsa utamanya yaitu Edwin.

"Aku akan menghancurkan kamu Win, tidak akan semudah itu kamu lepas dariku, kamu akan merasakan sakitnya ditolak dan ditinggalkan oleh orang yang kamu cintai, seperti aku yang tidak pernah kamu anggap" Caca mengumpat ada rasa kepuasan dari umpatanya, namun juga ada setitik air mata ketika tersadar dengan perbuatan jahatnya "maaf Win seandainya saja kamu tidak menolakku, aku tidak akan berbuat sejauh ini".

Caca mulai lemas tubuhnya terjatuh disisi ranjangnya yang empuk, ia menangis sejadi-jadinya, ia sebenarnya bukanlah wanita yang jahat, namun ia melakukannya karena rasa cintanya pada Edwin yang tak pernah terbalas.

Selama ini ia sering menolak kehadiran laki-laki yang berusaha mendekatinya, karena ia terlalu teropsesi dengan Edwin, tapi apa yang sudah Edwin lakukan padanya membuatnya berubah jadi gadis picik.

Ia selalu menjadi duri dalam daging bagi hubungan Edwin dan beberapa orang gadis termasuk Vita, dengan mudah ia menghasut hingga dengan sendirinya gadis yang berhubungan dengan Edwin akan menjauhi laki-aki itu.

Paluing hubungan Edwin dan kekasihnya hanya akan bertahan beberapa bulan, hanya bersama Bila Edwin mampu mempertahankan hubungannya, itu karena Bila bukanlah gadis yang mudah dihasut, sampai ia membutuhkan orang lain untuk menghancurkan Bila dan Edwin.

"Win maaf, tapi aku ga rela kalau harus meluhat kamu dengan wanita lain, kamu harus jadi milikku, aku mencintaimu, maaf Win"

Wah akhirnya Caca mulai beraksi, kita tunggu ya apa yang akan dilakukan Caca, mampukah ia menghancurkan cinta Edwin dan Bila.

Happy reading

Bubu_Zaza11creators' thoughts
Next chapter