webnovel

Kembali ke Sekolah

Hari berjalan begitu cepat, tanpa terasa liburpun telah usai, jam 06.00 seperti biasa Bila dan ke-2 temannya pergi bersama menuju sekolah, disela percakapan mereka Bila tampak berat dan malu-malu untuk mengatakan sesuatu.

" Rin, Mon..., aku...aku mau bilang sesuatu sama kalian" Ucap Bila sambil menahan rasa malu.

" Apa?" jawab Monik dan Khairina serempak.

" Aku...." Bila menjadi sangat gugup.

" Apaan sih Bila, ga usah bikin penasaran deh, ngomong cepat!" Monika menjawab dengan geram.

" Iya....aku mau bilang kalau" Bila kembali diam untuk mengumpulkan kekuatan.

" Ya... Elah Bila, yang mau cerita kamu, yang gugup kamu, yang kesel kita" tambah Khairina.

" Aku....Udah jadian sama kak Edwin" setelah mengatakannya dengan sekuat tenaga Bila menutup mukanya.

" Apa.... serius" jawab dua sahabatnya sambil memeluk Salsabila.

" Selamat ya Bila " Khairina mengucapkan dengan tulus.

" Wah....akhirnya si jomblo sudah menemukan tempat berlabuh" ledek Monil " emang kapan jadiannya, curang kamu kita ga ditraktir"

" Baru lima hari,aku pingin ngomong tapi susah".

"Ok deh ga papa, yang penting kita ditraktir ya".

Bila berjalan menuju kelas barunya, lalu dari belakang seseorang mendekapnya dari " Bila...kita satu kelas lagi" teriak Fani sambil mencium temannya dengan gemas.

Bila yang kaget hanya menggerutu " apaan sih Fan?"

" Aku kangen tau....sama temenku yang paling galak ini, untung kita satu kelas lagi"

"Bukan berarti aku mau duduk sama kamu ya no" ledek Bila.

" Hummm...." Fani memanyunkan Bibirnya.

Setelah bel berbunyi, semua anak berkumpul dilapangan upacara, selama hampir 20 menit mereka dengan khikmad mengikuti jalannya upacara.

Hari ini pelajaran belum dimulai, membuat suasana kelas menjadi ramai, banyak anak hanya berbincang dikelas, atau duduk diluar kelas sambil bercanda, Bila dan Fani memilih untuk duduk di kelas dan melepas rindu.

Disaat mereka mengobrol Khafiz datang mendekati dua gadis itu, dan menyapa.

" Pagi Bila, Fani apa kabar?"

" Baik Fiz " jawab dua gadis itu.

" Kira ga sekelas lagi ya, sayang banget," Khafiz membuka percakapan.

" Untung aja kita ga satu kelas Fiz" jawab Fani.

"Maksudnya,?" Khafiz bertanya dengan bingung.

" Gini lho Fiz, kayaknya Bila lebih nyaman deh ga satu kelas sama kamu" Fani menyindir Bila.

Bila yang kaget mendengar ucapan Fani, mandang Fani dengan geram lalu menjawab "Fan kamu salah, ada atau tidaknya Khafiz di kelas kita, ga ada pengaruhnya buat aku".

" hooh becanda sayang... maaf,"

Tiba-tiba suasana menjadi canggung Fani merasa tidak enak, jadi memutuskan untuk diam.

Tanpa disangka Khafis tiba,-tiba mengatakan sesuatu yang membuat Salsabila semakin tidak nyaman.

" Bila.... kamu dan Edwin sudah jadian?, Kamu mantap, kamu belum tahu siapa dia lho Bil" Khafiz mengingatkan Bila.

Mendengar ucapan Khafiz, Fani terkejut ia sama sekali tidak tahu kalau Edwin dan Bila telah jadi sepasang kekasih " Bila serius kamu sama kak Edwin...aaaa selamat". Dengan penuh kegembiraan Fani memeluk Bila tanpa memperdulikan perasaan terluka yang dirasakan Khafiz.

Pukul 11.00 Edwin tiba didepan gerbang sekolah, ia bermaksud untuk menjemput Salsabila, ia mengenakan celana jeans hitam kaus polo putih dan jaket kulit, dengan menaiki motor Ninjanya.

Hampir 10 menit ia menunggu Salsabila, sampai ia melihat sesosok gadis manis dengan wajah ceria, namun Bila belum melihat dirinya, memang Edwin tidak memberi tahu bahwa ia akan menjemput Bila.

Selain akan mengajak Bila jalan-jalan ia juga akan mengabarkan berita gembira, bahwasannya ia diterima disebuah Universitas Negri di kota Semarang.

Belum sampai Bila didepan matanya, tiba-tiba Khafiz yang terlebih dahulu, mereka hanya saling menatap dengan tatapan penuh kebencian.

Sampai Fani dan Bila datang, dan seketika itu Bila langsung menyapa mereka.

"Kak...Edwin disini?" Sapa Bila dengan kaget. " Fiz kamu juga masih disini?"

Khafiz mengangguk dengan ramah, namun tepat saat ia akan membalas sapaan Bila Edwin segera menyahutnya.

" Eh kamu sayang, aku udah lama nunggu lho" Edwin sengaja menyaringkan kata sayang untuk memprovokasi Khafiz.

"Kakak...jangan panggil gitu malu, kak Edwin sembarangan deh". gerutu Bila dengan wajah manyunnya, sementara Fani hanya tersenyum dan meyenggol Bila sambil meledeknya.

" Emang aku sayang kamu kok". dengan nada mengejek ia melirik Khafiz.

" Bil aku pergi dulu" Khafiz segera berpamitan dan pergi, tak tahan mendengar sindiran yang Edwin lontarkan.

Bila hanya tersenyum ramah, berpamitan pada Fani, dan segera menaiki motor Edwin.

" Mau jalan kemana?" tanya Edwin dengan mesra

" Anterin aku pulang aja ya!" pinta Bila.

" Ga mau kalau langsung pulang, aku mau bilang sesuatu".

" Ya udah, nanti kita berhenti di Taman sebentar, emang mo ngomong apa kak?"

" Nanti dong sayang".

"Tuh kan....kak Edwin, aku turun nih kalau masih manggil sayang".Bila mengancam.

" Ok....janji ga diulang, kalau ga lupa" Edwin menjawab sambil tertawa.

Akhirnya mereka sampai dusebuah taman kecil yang cukup ramai, setelah beberapa saat mereka disana akhirnya Edwin menyampaikan kabar gembira tersebut.

Tentu saja Bila merasa bahagia, namun jelas ada rasa berat, karena diwaktu bunga cinta diantara mereka baru mekar, mereka harus berpisah, ada rasa takut yang terlintas dihati Bila jika ia akan kehilangan Edwin.

Edwin tahu apa yang Bila risaukan, dan ia mencoba untuk meyakinkan Bila dan berjanji bahwa Bilalah yang akan jadi satu-satunya gadis dalam hidupnya.

Dengan penjelasan Edwin Bilapun berusahan untuk meyakininya, dan menyembunyikan keberatannya akan kepergian Edwin.

Maaf lama ga Up, Aplikasinya baru Error, maaf ya ???

Happy reading aja.

Bubu_Zaza11creators' thoughts
Next chapter