webnovel

Cemburu.

Dalam perjalanan pulang Bila terus mengingat kejadian demi kejadian belakangan ini tentang Khafiz, Felisa, Caca, terlebih Edwin membayangkan Edwin bersama Caca hatinya begitu sesak, serasa ingin meremuk botol kaca salah satu merek minuman andai ia mampu melakukannya.

" Bila....aku heran deh, kayaknya kamu ga cantik-cantik amat, tapi kok dua idola basket sekolah kita segitunya ya buat dapetin kamu" celetuk monika tanpa pikir panjang.

" Mereka belum tau aja siapa Bila srsungguhnya, tapi tadi pas kamu ngelawan kak Caca keren banget tuh Bil, sekali-kali kasih lihat dong kalau kamu bukan cewek lemah, apa lagi denger cerita kamu berantem sama Feli kebayang deh" sahut Khairina.

Bila hanya memandang mereka berdua tanpa berkata, mendengar nama Caca disebut membuat dadanya sesak, ia membayangkan apa yang sedang Edwin dan Caca lakukan pasti Caca nempel terus kaya perangko di amplop " Hufff...,," bila mengeluh panjang untuk mengurangi penat dalam hatinya.

Dua sahabatnya seketika itu mengejek Bila

" Cie.....ada yang lagi cemburu nih yeeee".

Bila dengan cepat meninggalkan mereka agar wajah jelesnya tidak ketahuan.

Salsabila membuka aplikasi ponselnya ia melihat banyak panggilan tak terjawab dari Khafiz san bebetapa pesan.

๐Ÿ“ฉ Bila....aku tahu kamu kesel sama aku, tapi aku janji bakal nyelesaiin semua asal kamu ga marah sama aku.

๐Ÿ“ฉ Angkat telfonku bil plissss

๐Ÿ“ฉ Bila kali ini aja tolong, aku ga bisa kamu giniin, ini semua bukan salah ku.

Setelah membaca semua pesan itu ia membalas.

๐Ÿ“จ Ya....aku ga marah sama kamu, aku cuma minta waktu untuk sendiri.

Nada pesan masuk ponsel Bila kembali berdering, ia segera membuka pesan tersebut, ternyata itu pesan dari Edwin.

๐Ÿ“ฉ Boleh nebak ga ya...kayaknya tadi ada yang lagi uring-uringan.

๐Ÿ“จ Maksutnya.

Suara panggilan berdering Bila malas mengangkat setelah tahu panggilan itu dari edwin, Edwin memanggil sampai tiga kali akhirnya dengan terpaksa ia mengangkat pada panggilan ke-4

๐Ÿ“ž Apa

๐Ÿ“ž Tadi jutek amat ya bil.

๐Ÿ“ž Kayaknya biasa aja emang menurut kakak aku jutek po?

๐Ÿ“ž "Ga sih cuma sebentar......" Edwin terdiam sejenak seakan mencari sesuatu " aku rasa ada aroma sesuatu yang terbakar.

๐Ÿ“ž "Emang kakak lagi dimana kok ada yang terbakar?" Salsabila bertanya dengan polos tanpa tahu maksud Edwin sesungguhnya.

๐Ÿ“ž" Aku rasa ada yang terbakar sampai ada aroma cemburu, aku tahu kan aku tinggal di hatinya." Edwin masih membuat teka teki.

Untuk sesaat Bila berfikir, dan akhirnya tahu maksut Edwin ia segera menutup telfonya, agar ia tidak terjebak dalam godaan Edwin.

Sementara Edwin hanya tersenyum, sambil memikirkan tampang bloon Bila yang krmakan jebakannya, ia berinisiatif mengirim pesan untuk Bila.

๐Ÿ“ฉ Udah mencium bau kebakar yang aku makaut kan? ๐Ÿ˜‰

Salsabila membaca pesan itu dengan hati bernunga sambil berkata dalam hati " kak Edwin....emang kakak tahu prasaanku yah" ia menutup wajahnya dengan bantal.

Dari balik pintu papa Edwin masuk ia heran melihat senyum mengembang diwajah putra bungsunya, lama sudah sudah ia tidak melihat senyumnya.

" Ceria amat kamu, pasti karena seorang gadis " papa mengagetkan Edwin dalam lamunannya.

" Papa...ga kok pa, ini ada temen konyol banget" Edwin berkilah.

" Hm...." papa mendengus " Win papa pernah muda, jadi ga usah bohong kamu, papa ngijinin kok kalau kamu punya pacar asal jangan sampai menganggu ujianmu yang tinggal beberapa saat lagi, oh ya satu lagi siapa dia kenalin ke papa to" papa menggoda Edwin.

Edwin lalu menceritakan tentang Bila pada papanya dengan detail, sampai seolah-olah papa benar-benar bertemu langsung dengan sosok gadis itu " tapi pa..., dia belum mau pacaran kalau usianya belum 17 tahun".

" Serius kamu Win, wah hebat banget gadis itu jarang lho Win ada gadis berpendirian teguh seperti gadis itu, memangnya kapan gadis itu berumur 17 tahun, ayo....kamu harus siap-siap jangan sampai keduluan nyesel nanti" papa menyemangati Edwin.

Mendengarkan persetujuan papanya Edwin semakin bersemangat, tekatnya semakin kuat untuk memiliki Bila suatu saat nanti.

๐Ÿ›Œ๐Ÿ›Œ๐Ÿ›Œ๐Ÿ›Œ๐Ÿ›Œ

Malam ini bila tak bisa memejamkan mata fikirannya terus melayang membayangkan Edwin tentang ketulusan, kebaikan, juga tak lupa kejahilannya semakin ia mengingatnya semakin ia tersipu malu dan wajahnya kian memerah, namun seaekali wajah kecut muncul ketika ia mengingat kejadian dimana Caca memegang pinggang Edwin diatas motornya, ia berpikir seandainya itu adalah dirinya mungkin duania ini akan lebih indah, lamunan bila semakin tak terkendali sampai ia menemukan lagi keaadarannya akan janjinya pada Ayah " Bila...kamu tuh mikir apa, apa aku lagi cemburu, apa benar kata Monika dan Khairina kalau aku cemburu sama kak Edwin, ga ga mugkin tapi kenapa aku ngrasa sakit ya waktu lihat mereka berduaan apa aku brnar-benar jatuh cinta, tidak..... inget janji kamu sama ayah" Bila menepuk jidatnya sebagai tanda perlawanan pada diri sendiri.

Tanpa sadar ia membuka akun Facebook Edwin dan melihat foto-foto dalam akun tersebut, ia menatap wajah tampan Edwin yang mirip Gesi Gill membuatnya semakin berimajinasi liar....."seandainya kak Edwin punya brewok.....ah....pasti dia cakep banget" tiba-tiba ucapan itu meluncur dari mulut Salsabila, ia segera menutup mulutnya dengan jari, dan metasa malu sendiri " tidur aja ah....daripada pikiranku semakin kacau".

Khafiz terbangun ditengah malam memikirkan kemarahan Bila padanya, hatinya sakit dijauhi oleh gadis yang ia suka, satu sisinya ingin melepaskannya asal dia bahagia, namaun satu sisi yang lain terus mempengaruhi agar ia tetap bertaham dan tak boleh putus asa untuk mendapatkan Bila.

Tiga remaja itu tengah terbuai dalam khayalan mereka masing-masing disaat yang sama walau pada ruang yang berbeda, namun ada satu kesamaan mereka menatap bulan yang sama dimalam yang indah dan hening.

Semakin seru ya cerita cinta Salsabila.

Jadi penasaran deh pas usianya 17 tahun siapa yang bakal ia pilih jadi kekasihnya si oppa Khafiz atau kak Edwin ya.

Bubu_Zaza11creators' thoughts
Next chapter