webnovel

Aku Sayang Kamu.

Jam menunjukan pekul 03.30 nada dering panggilan dari ponsel Bila berbunyi beberapa kali, walaupun ia mendengarnya akan tetapi Salsabila terlalu malas untuk mengangkat, ia masih merasa ngantuk karena semalam pukul 23.30 ia baru tidur, selain menonton Drama di laptopnya, sebenarnya ia menunggu kabar dari Edwin.

Sudah lima hari Edwin tanpa kabar dan yang membuatnya semakin marah Edwin bahkan tidak membalas pesannya.

Ponselnya masih berbunyi, lalu dengan malas ia menganggkat panggilan itu, tanpa melihat ID pemanggil.

๐Ÿ“ž " Hallo...huah....." jawabnya lemas sambil menguap " siapa pagi buta gini telpon?" ia bertanya.

๐Ÿ“ž " Hallo gadis kesayanganku, entah mengapa aku begitu merindukanmu, sampai tidak tahan menunggu matahari terbit, maaf ya sayang " Edwin menyapa dengan lembut dan tulus.

Mendengar gombalan Edwin Bila hanya memanyunkan bibirnya, walau hatinya berbunga-bunga namun ia berpura-pura bersikap dingin.

๐Ÿ“ž " Ya...elah kak, jam berapa ini udah sempet ngegombal aja" Jawabnya dengan ketus "ada apa tiba-tiba inget aku, kirain udah lupa"

Mendengar kata-kata pedas Salsabila Edwin langsung menyela.

๐Ÿ“ž " Maaf sayang....., beberapa hari ini aku sibuk banget, ada tugas" Edwin menjelaskan dengn pelan " aku juga sengaja ga hubungin kamu, pengen tahu kamu kangen ga?" sambil tersenyum menggoda "ternyata pas telfon kamu jutek abis, artinya kamu kangen kan? Salsabila I Love You"

๐Ÿ“ž " Ada apa sebenarnya kak, kata orang kalau cowok tiba-tiba bersikap manis, biasanya karena dia salah, hayooooo kakak habis ngapain?" Bila membalas rayuan Edwin dengan bercanda.

Serasa tersindir, ia memang merasa bersalah karena walau hanya dalam mimpi Edwin telah mengacuhkan Bila demi gadis yang meninggalkannya.

๐Ÿ“ž " Bila..., aku janji apapun yang terjadi aku akan tetap ada buat kamu, aku sayang banget sama kamu, tetaplah disisihku ya!" kata-kata manis Edwin menggema ditelinga Bila.

Hati Salsabila berdetak begitukencang.

๐Ÿ“ž " Ada apa? kakak mimpi buruk?" Bila mulai merasakan kegundahan hati Edwin.

๐Ÿ“ž " Bila kalau saja kamu ada disampingku, aku ga akan peduli, aku akan memelukmu dengan erat, aku sayang kamu... kamu adalah satu-satunya wanita dalam hidupku" tiba-tiba mata Edwin berkaca-kaca suaranya begitu lirih dan bergetar.

๐Ÿ“ž " Kakak nangis? ada apa sih kak?" Bila menjadi resah.

๐Ÿ“ž " Ga ada apa-apa sayang, aku cuma kangen sama kamu, dan ga mau kehilangan kamu, sayang gimana PKLnya besok kamu pindah ya?" Edwin mengalihkan topik.

Dalam hati Bila sebenarnya ia merasa ada sesuatu yang kurang baik, tidak biasanya Edwin bersikap terlalu manis padanya, memanggilnya dengan sebutan sayang juga pernyataan cinta sampai berkali-kali.

Akan tetapi Bila menepis pikiran buruknya, kemudian menceritakan perpisahannya dengan karyawan bank tempatnya PKL.

Edwin yg mendengarkan ocehan Bila hanya tersenyum sambil mencium ponselnya, setelah Bila berpamitan dan menutup percakapan mereka karena Adzan Subuh telah berkumandang.

Bila sedang berada disebuah pasar swalayan terbesar dikotanya, ia dan Fani baru saja sampai, ketika Edwin memberikan sebuah pesan.

๐Ÿ“ฉ " Sayang kamu dimana?"

๐Ÿ“จ " Kakak tuh kenap sih, manggil sayang terus ga biasanya" Sebenarnya Bila kurang suka jika Edwin memanggilnya sayang.

๐Ÿ“ฉ" Ga papa sekali-kali kok ๐Ÿ˜˜๐Ÿ˜˜๐Ÿ˜˜"

๐Ÿ“จ" Tapi aku ga suka".

๐Ÿ“ฉ" Ok...kamu dimana?"

๐Ÿ“จ"Lagi jalan di mall sama Fani kak"

Edwin tak lagi membalas pesan Bila, sehingga Bila menjadi kesal.

Satu jam kemudian Edwin sampai ke mall tersebut, iakembali mengirimkan pesan pada Bila.

Setelah Bila menjawab ternyata ia sedang berada disebuah restoran di mall tersebut, ketika ia sedang menikmati makanannya, tiba-tiba Edwin sudah ada didepannya, dengan membawa setangkai bunga mawar.

Bila terkejut dengan kehadiran Edwin, ia hanya mampu tersenyum kaku tanpa ada ekspresi lain, hanya kebahagiaan yang tersirat diwajahnya.

Edwin memberikan bunga itu sambil berkat "Aku sayang kamu"

Fani merasa enggan diantara sepasang kekasih itu, ia merasa jadi nyamuk " Hi...., kak Edwin," Fani menyapa dengan ramah.

" Hi Fan " Edwin menjawab sembari duduk disamping Bila, dan meletakkan bunga ditangan Bila.

Bila meraih bunga itu " Makasih, kakak kok ada disini?"

" Tadi aku udah dijalan pas ngirim kamu pesan".

Mereka meluapkan rasa rindu, dengan bercerita dan bercanda, seolah tidak ada Fani. Hal tersebut semakin membuat Fani tidak nyaman, lalu memutuskan untuk pergi.

" Hi.....Rama Shinta....kata orang kalau ada dua orang yang bukan muhrim sedang berduaan maka pihak ke tiganya setan, jadi daripada aku jadi pihak ke tiga, aku pamit aja ya"

Bila dan Edwin jadi tidak enak, mereka mencoba mencegah Fani tapi Fani yang pengertian lebih memilih meninggalkan mereka.

Setelah Fani pergi, tinggal Bila dan Edwin setelah Bila menghabiskan makanannya mereka menuju ke taman kota.

Ditengah hamparan bunga yang bermekaran dua sejoli itu duduk disebuah bangku panjang, Bila menaruh tasnya diantara mereka.

Waktu terasa begitu cepat disaat mereka berdua, mereka menceritakan hari-hari mereka, ditengah percakapan itu tanpa disadari Bila yang sedang asik bercerita Edwin mengambil kesempatan untuk mengubah pisisi duduknya denan mengambil tas itu dan duduk tepat disamping Bila, lalu ia merangkul pundak Bila dari belakang.

Bila terkejut dengan perlakuan Edwin, walaupun sudah satu tahun mereka jadi sepasang kekasih, belum pernah ia sedekat itu dengan Edwin.

Bila hanya tersipu malu, namun ia tetap berusaha menjauh dari Edwin yang semakin erat menggenggam pundaknya " kak lepas... ga enak" Bila mencoba melepas rangkulan Edwin namun begitu sulit " kak tolong lepas" kini muka tersipu malunya berubah jadi ekspresi kesal dan mendung seolah hendak menangis.

Melihat tingkah Bila, Edwin hanya tersenyum kemudian melepaskan tangannya dari pundak Bila, dan saat Bila mencoba untuk menjauh Ia menggenggam tangan gadis itu, menatapnya tajam dan menggelengkaan kepala, sambil tersenyum manis " kamu ga boleh menjauh dari aku"

"Kak aku malu"

Edwin merasa gadis didepannya yang selalu menolak bila didekati, menjadi gadis yang semakin menggoda dengan tingkah polosnya.

" Kenapa? apa karena disini rame, kalau gitu kita cari tempat yang sepi ya, biar kamu ga malu".

"Kakak....." Bila menghembuskan nafas panjan "lepasin kakak malu"

" Bil....aku ga peduli, yang jelas aku hanya ingin kamu tahu aku sayang kamu"

"Iya...aku tahu, ada apa sih? hari ini entah sudah berapa kali kakak mengucapkannya"

" Berapa kalipun aku tidak pernah puas mengucapkannya lagi dan lagi "

Bila kembali berusaha melepaskan tangannya, namun justru Edwin menggenggamnya semakin erat.

" Ga akan aku lepas,"

" Kakak malu..."

" Bil....aku ga akan pernah melepaskan kamu, walau kamu berusaha menjauh dariku, cuma kamu satu-satunya gadis dalam hidupku, aku janji ga akan meninggalian kamu"

Mendengar ucapan Edwin walau hatinya benar-benar melayang, namun ada sesuatu yang membuatnya merasa aneh.

Dengan rasa canggung akhirnya Bila mencoba menerima perlakuan Edwin. ia membiarkan Edwin menggenggam tangannya.

Mereka kembali bercerita dan bercanda, hingga tanpa terasa waktu semakin sore, sehingga Edwin memutuskan untuk mengantarkan Bila pulang.

Sepertinya Salsabila merasa ada yang salah dengan Edwin, ada apa ya sebenernya.

Happy reading ???

Bubu_Zaza11creators' thoughts
Next chapter