31 Tentang Semalam

"Argh, kau sangat jahat," keluh Neptunus yang bahkan sampai terduduk sebab tak tahan dengan rasa sakitnya.

"Makanya jangan berbuat jahat!"

"Aku tidak berbuat jahat, aku hanya mengganggumu." Neptunus terus memegangi rudalnya yang masih merasakan sakit itu, entahlah, sepertinya ia merasakan suatu trauma pada bagian kejantanannya tersebut.

"Itu sama saja berbuat tidak baik pada orang. Sini, minta maaf dulu padaku, pasti rasa sakitnya akan hilang."

Neptunus lantas melepaskan tangan kanannya dari rudalnya dan berniat untuk menyalami Nuansa.

"EH! TIDAK JADI!" ucap Nuansa yang langsung menyembunyikan tangannya.

"Astaga, kenapa lagi? Apa kau tega melihatku terus-terusan kesakitan?"

"Tanganmu bau 'itu', kau memegangnya tadi, tidak jadi."

"Huh?" Neptunus lalu memandangi tangannya.

"Ya Tuhan ..." keluh pria itu.

***

Setelah rasa sakit Neptunus hilang, Neptunus dan Nuansa akhirnya berangkat ke kampus Neptunus. sepertinya pria itu akan telat, mengingat rasa sakit di kemaluannya itu cukup lama hilangnya.

"Awas kau ya," ujar Neptunus pada Nuansa.

"Apa?" kata Nuansa yang seolah tidak punya dosa.

"Kalau sampai aku telat, kau harus bertanggung jawab."

"Loh? Kok aku?"

"Kau menendang rudalku tadi, bagaimana bisa kau lupa?!"

"Eh, itu karena dirimu juga yang menggangguku!"

"Tapi tidak usah sampai pakai acara tendang-tendangan juga, itu sangat sakit."

"Alah, kau saja yang terlalu lemah."

"Kau ...!"

"Anak manja."

"Hei! Aku membayarmu!"

"Iya! Iya!"

"Bagus."

"Dasar lemah."

"Nuansa!!!"

"Ok, aku minta maaf karena telah menendang 'itu'mu tadi."

"Apa?"

"Hm?"

"'Itu' maksudnya apa?"

"Oh, ayolah, jangan mulai lagi."

"Hei, aku hanya bertanya, aku tidak mengerti, apa yang kau maksud dengan 'itu'?"

"Ck, inilah saat-saat yang kubenci dari kau."

"Aku tidak mengerti, Nuansa, sungguh."

"Sumpah, aku membencimu."

"Loh? Aku hanya bertanya, kenapa kau membenciku? Aku bilang, aku tidak mengerti dengan apa yang kau maksud dari 'itu', tinggal jawab saja, kan?"

Nuansa lantas mendengkus. "Rudal."

"Apa itu rudal?"

"AKU AKAN MENGUTUKMU SUATU SAAT NANTI, LIHAT SAJA."

"Hahahaha."

"Itu tidak lucu sama sekali!"

"Benarkah? Selera humormu rendah sekali."

"Hal seperti itu tidak pantas dikatakan sebagai selera humor!"

"Sok tahu."

"Iiiiiiiih! Kenapa kau sangat menyebalkan?!"

"Kenapa kau sangat menyebalkan?!"

"Aku menyebalkan dari mana?!"

"Aku menyebalkan dari mana?!"

"Kau! Argh!"

"Kau! Argh!"

"Diamlah!"

"Diamlah!"

"Iiiiiiih!"

"Iiiiiiih!"

"Berhenti meniruku!"

"Berhenti meniruku!"

"NEPTUNUS!"

"NEPTUNUS!"

Nuansa lalu memutuskan untuk diam dan memalingkan wajahnya dari Neptunus. Ia terus menggerutu karena kesal dengan Neptunus. Neptunus tertawa geli di dalam hatinya.

***

Bukannya terlambat, Neptunus dan Nuansa malah sampai 5 menit lebih awal di kampus Neptunus karena jalanan sangat lengang tadi.

"Huft, syukurlah aku tidak telat," ucap Neptunus.

"Kau tahu harus bersikap bagaimana di hadapan para teman-temanku, kan?" sambung Neptunus, namun ia baru sadar kalau Nuansa tertidur.

"Yeee." Neptunus menggerutu kesal. "Malah tidur," lanjutnya. Ia kemudian keluar dari dalam mobilnya dan meninggalkan Nuansa di dalamnya dengan pintu yang dikunci semua dari luar.

Saat keluar, Neptunus langsung jadi topik pembicaraan semua orang yang berbisik-bisik kepada lawan bicaranya. Tidak, sepertinya Neptunus sudah jadi topik pembicaraan bahkan sejak ia belum sampai ke sini tadi.

Pria itu memilih cuek dengan teman-temannya yang membicarakannya, ia tahu kalau dirinya jadi bahan gosip sekarang, terlebih untuk mereka yang hadir di pesta Emma semalam. Tapi yasudahlah, mau di apakan juga mereka-mereka yang menggosipkan dirinya?.

Saat Neptunus sedang berjalan, Emma memanggilnya dari belakang, gadis itu di dampingi oleh Anne, sahabatnya yang tersisa, sebab rata-rata sahabatnya sekarang menjadi musuhnya, karena mereka semua adalah mantan pacar Neptunus.

Emma awalnya bersahabat dekat dengan Anne, Tiana, Zhenya dan Stephanie. Kelimanya sudah bersahabat dekat sejak masih SMP, mereka sering dianggap sebagai geng, namun mereka membatah kalau mereka membentuk geng atau squad. Kelimanya hanya bersahabat dekat biasa.

Pada saat kelimanya mulai berkuliah, mereka kembali bertemu karena menempuh pendidikan di tempat yang sama setelah sebelumnya SMP dan SMA juga di satu sekolah. Dan pada masa kuliah ini lah kelimanya mulai pecah.

Kedatangan Neptunus di kehidupan mereka mengubah segalanya. Emma yang dicap orang sebagai ketua dari squad, sangat menggilai Neptunus, namun Neptunus justru melirik Stephanie dan membuat gadis itu langsung dimusuhi oleh Emma, Anne, Tiana dan Zhenya.

Beberapa bulan berpacaran dengan Stephanie, Neptunus memutuskan hubungannya dengan gadis itu dan berpacaran dengan Zhenya setelahnya, hubungannya dengan Zhenya juga tidak bertahan lama, dan karena hal inilah Neptunus cukup berhati-hati dalam memilih gadis untuk dipacarinya.

Ia tidak ingin terus gagal dalam waktu pacaran yang sangat sebentar, jadi dirinya pun menjomblo selama lebih dari setahun.

Emma selalu berusaha mencari perhatiannya, namun Neptunus tidak pernah menyukai Emma, sebab dari bahasa tubuhnya saja, Emma sudah memuakkan.

Setelah cukup lama menjomblo, Neptunus akhirnya berpacaran dengan Tiana, dan untuk ketiga kalinya menghancurkan hubungan persahabatan Emma dengan sahabat-sahabat dekatnya.

Stephanie dan Zhenya sekarang masih berkuliah di kampus itu, namun keduanya sudah bersahabat dekat dengan gadis lain. Tiana adalah mantan terakhir Neptunus, yang mana Neptunus sangat patah hati karena ditinggal mati oleh Tiana.

Neptunus pernah menceritakan sedikit tentang Tiana pada Nuansa di awal pertemuan mereka, namun ia tidak menyebut nama mantan yang sangat dicintainya itu. Neptunus sejujurnya belum bisa move on dari Tiana, oleh sebab itulah dirinya mencari seorang pacar sewaan, namun sepertinya Nuansa telah mengubahnya.

Nuansa tampaknya berhasil membuat Neptunus sedikit move on dari Tiana, tapi belum tahu juga, karena Neptunus belum pernah terbuka pada Nuansa tentang Tiana yang dicintainya.

***

Kembali pada Emma, Anne dan Neptunus.

Neptunus berbalik badan. "Apa?" tanyanya pada Emma dengan nada yang malas.

"Tentang semalam-"

"Aku tidak ingin membahasnya," sela Neptunus. Emma kemudian terdiam.

avataravatar
Next chapter