50 PERGI KE KOREA, BAGIAN 5: Kamar Hotel

Neptunus dan Nuansa akhirnya sampai di kamar mereka yang berada di lantai 5 hotel tersebut. Ya, hotel itu cukup besar dan mewah, jadi tidak usah ditanyakan lagi berapa harga sewa permalamnya.

Kamar Neptunus dan Nuansa memiliki 2 ranjang yang dipisahkan oleh meja berlaci yang ukurannya tidak terlalu besar, masing-masing ranjang memiliki ukuran yang besar, jadi pastinya ini akan menjadi pengalaman yang luar biasa bagi Nuansa, sebab ia belum pernah tidur di atas ranjang seempuk dan sebesar ini sebelumnya.

Neptunus langsung berbaring di atas salah satu ranjang begitu keduanya sampai di kamar itu, ia terlihat sangat lelah. Pria itu kemudian pergi ke kamar mandi dan membersihkan diri, sementara Nuansa masih terpana dengan kamar hotel tersebut.

"Aku tidur duluan, ya," ucap Neptunus yang baru selesai mandi dan berpakaian, ia lantas langsung naik ke ranjangnya dan menarik selimut.

"Kau tidak buka baju?" tanya Nuansa, mendengar pertanyaan itu, Neptunus pun lantas membuka satu matanya yang sebelumnya sudah tertutup.

"Aku tidak suka buka baju," ujar Neptunus.

"Kupikir semua pria suka buka baju."

"Tidak juga."

"Iya, kah?"

"Buktinya aku. Tapi, lagi pula tidak sopan aku bertelanjang dada di depanmu, kita hanya berdua di sini, kita tidur di satu kamar, dan aku bertelanjang dada? Tidakkah kau pikir itu aneh? Kenapa kau malah memintaku untuk melakukan itu?"

"Aku hanya bertanya, bukan meminta."

"Bilang saja meminta."

"Hei! Aku hanya bertanya."

"Jadi kau mau jika aku melakukannya?"

"Eh, eh! Jangan!"

"Eh, eh! Iya!"

"Ish!"

"Kau sendiri kenapa tidak buka baju?"

"NEPTUNUS!"

"HAHAHAHA."

"Awas kalau kau macam-macam!"

"Aku pria baik-baik, tenang saja, tidak buka baju di saat seperti ini sudah menjelaskannya, kan?"

"Tapi kau bilang kan kau memang tidak suka bertelanjang dada, jadi yang kau katakan barusan itu bukan poin."

"Ya, kau benar. Ngomong-ngomong, aku memang tidak pernah bertelanjang dada selain saat mandi."

"Oh, berhentilah membicarakan hal ini, kau bilang kau ingin tidur, kan?"

"Tidak, tidak." Neptunus lalu duduk.

"Kau tahu? Setiap hari aku tidur menggunakan baju, tapi bagian bawahku lepas kandang," lanjut Neptunus.

"Huh?" Nuansa sedikit bingung dengan apa yang diucapkan Neptunus barusan, ia tidak mengerti maksudnya, namun beberapa detik kemudian akhirnya ia mengerti. "APA?!-"

"Ya, itu aneh, kan? Aku pun baru menyadarinya, setiap hari aku tidur pakai baju, tapi tidak pernah pakai celana dan kolor, itu ... ya, itu aneh. Kenapa aku baru menyadarinya? Tapi itu membuatku nyaman, tidak pakai celana ketika tidur sangat enak rasanya, sesekali aku mencoba untuk tidur dalam keadaan telanjang bulat, itu bagus untuk kesehatan, kan? Tapi aku tidak nyaman jika bertelanjang dada, aku selalu seperti merasa kedinginan, ya terpaksa aku hanya tidur tanpa celana setiap malam, itu salah satu tips hidup sehat, loh." Neptunus menyela Nuansa.

"JANGAN BILANG KALAU KAU!" lanjut Nuansa.

"Akan melepaskan celanaku dan tidur dalam keadaan telanjang pada bagian bawah?" kata Neptunus.

"Aku ingin melakukannya, sangat, sungguh, karena itu sudah menjadi kebiasaan yang tidak bisa kulepas," sambungnya.

"Aku tahu itu! Seharusnya aku memesan kamar sendiri saja dengan uangku walaupun harga sewa permalam hotel ini sangat mahal!" gerutu Nuansa sembari membereskan barang-barangnya.

"Hahaha, tapi aku tahu batasanku, tenang saja, aku pria baik-baik, seperti yang selalu aku bilang," ucap Neptunus.

"Aku tidak mempercayaimu! Tuhan, bagaimana orangtuaku bisa percaya pada pria ini?!" ujar Nuansa.

Neptunus lantas menggeleng-gelengkan kepalanya melihat Nuansa sambil terkekeh kecil, ia pun lalu kembali berbaring dan masuk ke dalam selimut, sementara Nuansa terus mengoceh dan bersiap untuk pergi dari kamar tersebut.

Akhirnya Nuansa selesai, ia bersiap untuk pergi dari kamar tersebut sekarang, namun ia baru menyadari, bahwa selama dirinya mengoceh, Neptunus tertidur dengan begitu nyenyak.

Nuansa pun terdiam ketika melihat Neptunus tidur dengan sangat damai. Wajah pria itu benar-benar terlihat sangat damai ketika ia tidur, dan itu membuat Nuansa jadi tidak ingin meninggalkannya.

'Aku pesan kamar baru atau tidak, ya?' batin Nuansa.

***

Sekitar tiga jam kemudian, Neptunus terbangun karena ingin buang air kecil, ketika ia bangun, dirinya melihat Nuansa yang duduk di atas ranjangnya sendiri dengan posisi menghadap ke jendela yang menampilkan penampakan Kota Jeju pada pagi hari itu.

"Kau sudah bangun?" tanya Neptunus.

Nuansa lantas menoleh padanya dan malah menanyakan hal yang sama. "Eh, kau sudah bangun?" ucap Nuansa.

"Aku tidak tidur," lanjutnya.

"Kenapa? Apa karena kau takut aku macam-macam? Astaga, tidak seperti itu juga, kau menyakiti dirimu sendiri namanya, tidak tidur itu bisa membuatmu sakit, kau butuh istirahat yang cukup," kata Neptunus.

"Hahaha, tidak, itu bukan karenamu, aku tahu juga kalau kau pria baik, tidak mungkin kau bakal melakukan hal yang diluar batas. Aku hanya tidak mengantuk, mungkin karena aku sudah tidur sejak kita mendarat kemarin, lagi pula sama saja rasanya kalau aku tidur dan tidak tidur, karena kalau pun tidur, aku hanya tidur selama beberapa jam saja, kan?"

"Walaupun durasinya kurang dari jam tidur yang seharusnya, tapi kau tetap harus tidur, kan lumayan meskipun hanya tiga atau empat jam."

Nuansa kemudian hanya tersenyum. "Entahlah, aku tidak mengantuk, aku juga tidak merasa lelah."

"Awas saja kalau kau sampai ambruk saat kita pulang nanti."

"Jadi dari tadi kau hanya duduk seperti itu?" sambung Neptunus.

"Ya, ini menyenangkan, melihat pagi hari menyambut kota ini, itu adalah hal yang sangat indah. Semua ciptaan Tuhan itu memang sangat indah, ya?" ujar Nuansa.

Neptunus hanya terdiam saat Nuansa mengatakan hal tersebut barusan, ia jadi gugup sebab mereka saling bertatapan saat Nuansa mengatakan hal itu.

"Ada-ada saja," ucap Neptunus yang memecah keheningan, ia lalu pergi ke kamar mandi.

"Bersiap-siaplah, sebentar lagi sarapan dimulai, makanannya akan disajikan secara prasmanan," lanjut Neptunus sesaat sebelum dirinya masuk ke kamar mandi.

"Prasmanan?" kata Nuansa. "Ambil sendiri sesuai selera?" sambungnya.

"Ya."

"Aku harap ada yang sesuai dengan seleraku."

"Hei, makanan Korea itu enak-enak, kau pasti suka semuanya."

"Kalau saja seperti itu."

"Ck ck ck, aku tidak mengerti apa yang salah darimu." Neptunus lalu masuk ke dalam kamar mandi.

"Akulah yang tidak mengerti apa yang salah darimu," gumam Nuansa.

"AKU MENDENGARMU!" seru Neptunus dari dalam kamar mandi. Nuansa pun terkejut mendengar itu.

'Dasar,' batin gadis tersebut.

avataravatar
Next chapter