88 Mencuri

"Jadi ... begitulah," ucap Gladys, ia akhirnya selesai menceritakan apa yang sebenarnya terjadi di antara dirinya dan Emma, apa yang mereka bicarakan kemarin.

"Aku sendiri tidak tahu kalau ternyata dia merekam pembicaraan kami, dia memang sengaja menjebakku atau ada maksud lain dengan merekam pembicaraan kami sejak awal?" sambung Gladys.

"Apapun alasan dia yang sebenarnya, itu pasti bukan hal yang baik, bahkan mungkin hal terburuk sedunia," kata Nuansa.

"Menurutku ada dua kemungkinan kenapa dia merekam pembicaraannya denganmu saat itu. Yang pertama dia mungkin mengira kalau kau akan memberitahukan segala hal tentang Nuansa padanya dengan mudah, sehingga dia yang sangat ingin tahu mengenai Nuansa pun merekam pembicaraan kalian agar tidak ada satupun hal mengenai Nuansa yang dilupakannya. Yang kedua, dia sebenarnya bukan ingin mencaritahu tentang Nuansa, tapi sengaja untuk membuat situasi ini," ucap Neptunus pada Gladys.

"Tapi kenapa? Kami tidak memiliki masalah sebelumnya, dia harus memiliki alasan jika dia memang sengaja ingin membuat situasi ini sejak awal," ujar Gladys.

"Entahlah."

"Alasan dia tidak penting, sama sekali tidak penting, siapapun tidak membutuhkannya, satu-satunya yang kita butuhkan adalah rekaman utuhnya," kata Nuansa.

"Apa maksudmu?" tanya Gladys.

"Dia masih memiliki rekaman versi lengkapnya, jika kita bisa mendapatkan rekaman itu dan menunjukkannya kepada semua orang, maka Emma akan otomatis kalah telak, senjata makan tuan," papar Nuansa.

"Maksudmu kita mencuri ponselnya?" tanya Neptunus pada Nuansa.

"Bisa dibilang begitu, tapi masalahnya kita tidak tahu dia merekam pembicaraannya dengan Gladys menggunakan apa, menggunakan ponsel kah, atau alat perekam? Dan apakah dia memindahkan ke sebuah kartu memori dan menyimpannya di tempat yang tentu saja tidak akan ada satu pun orang yang akan mengetahuinya, kita memiliki banyak sekali kemungkinan yang merepotkan untuk hal itu," ucap Nuansa.

"Maksudku ... kita bisa saja mencuri ponselnya sekarang juga, tapi tidak ada jaminan kalau rekaman utuhnya ada di ponselnya, jadi kita harus mempertimbangkannya lagi, tapi itu resiko yang layak dicoba," sambung Nuansa.

"Tunggu dulu, kau tahu dari mana kalau dia masih memiliki rekaman versi utuhnya?" tanya Gladys pada Nuansa.

"Finn yang mengatakannya padaku," jawab Nuansa.

"Finn?"

"Ya, Emma mengatakan kepada semuanya bahwa rekaman yang utuh masih ada padanya, tapi dia membuat alasan bahwa dirinya tidak perlu menunjukkan rekaman itu pada semua orang, karena isinya tetap sama saja dengan potongannya yang tersebar itu, malah potongannya itu telah mencakup semuanya."

"Kalau begitu tidak ada jaminan bahwa dia benar-benar masih memiliki rekaman itu," ujar Neptunus.

"Apa yang dia katakan mengenai versi utuh itu memang terdengar seperti hanya omong kosong belaka, tapi aku yakin dia masih memilikinya."

"Kenapa dia harus memilikinya? Dia tidak memerlukannya lagi, hanya akan ada bahaya baginya jika dia tetap menyimpannya, jadi aku rasa pendapatmu kurang bisa diterima," ujar Gladys.

"Dengar, dia benar-benar tidak bisa ditebak orangnya, aku akan beri contoh, pertama, dari hal yang terkecil dulu, pada saat di pestanya, aku sama sekali tidak akan menduga bahwa dia akan menyiramku dengan jus mangga, kedua, kau tidak menyangka dan tidak tahu sama sekali bahwa dia merekam pembicaraan kalian dan kemudian memanipulasinya, ketiga, kita bahkan tidak bisa menebak apa alasan dia yang sebenarnya dengan merekam pembicaraanmu dengannya saat itu, apa niat awal dia, apa benar kemungkinan-kemungkinan yang dikatakan oleh Neptunus tadi? Kita tidak tahu, Emma benar-benar sulit untuk ditebak dan kadang perbuatannya tidak bisa masuk ke akal sehat kita, jadi kenapa tidak kita yakin kalau dia masih menyimpan rekaman utuh itu dengan alasan yang tidak bisa kita tebak, ya, kan? Kita tetap harus memikirkan segala kemungkinannya, mengingat dia agak sulit orangnya," jelas Nuansa.

"Kalau begitu kita harus memikirkan kemungkinan terburuknya juga. Bagaimana kalau dugaanmu itu salah?" tanya Neptunus.

"Aku mengatakan tadi bahwa ini adalah resiko yang layak untuk dicoba," jawab Nuansa.

Gladys dan Neptunus kemudian terdiam.

"Tapi ya itu dia masalahnya, kita tidak tahu di mana rekaman itu, di ponselnya kah? Di sebuah alat perekam? Di kartu memori? Dan dia pasti tidak akan menyimpan rekaman itu dekat dari jangkauan orang, jadi sudah pasti kalau kita mencuri ponselnya sekarang adalah hal yang sia-sia, tapi ini adalah satu-satunya cara untuk membalikkan keadaan dan membuat orang-orang sadar siapa yang benar dan siapa yang salah, ini adalah resiko yang sangat layak untuk dicoba walaupun terlalu banyak kemungkinannya, percayalah padaku," lanjut Nuansa.

"Aku tidak bisa," ucap Gladys.

"Kenapa? Aku tahu mencuri itu adalah perbuatan yang tidak baik, tapi ini semua demi kebenaran dan kebaikan, pahamilah," ujar Nuansa.

"Ini bukan tentang mencurinya, Nuansa, tapi resiko yang kau bilang layak untuk dicoba itu terlalu besar, maksudku, terlalu banyak kemungkinan-kemungkinan yang sangat konyol, kalaupun kita sudah berusaha nanti, hasilnya pasti nihil. Bukan aku pesimis, tapi ... pikirkan lagi, kesempatan kita untuk berhasil hanya satu banding sepuluh miliar," kata Gladys.

"Aku setuju dengannya," ucap Neptunus.

"Lalu apa kalian memikirkan cara lain? Tikus itu sudah kelewat batas, kita harus membalikkan keadaan secepatnya, kalau bisa saat ini juga," ucap Nuansa.

"Sebaiknya kita lupakan dulu hal ini sementara, pada suatu waktu nanti kita akan membahasnya lagi," ujar Gladys.

"Maksudmu apa? Tunggu sampai kita bertanya-tanya apa dia masih menyimpan versi rekaman yang utuh atau tidak?" tanya Nuansa.

"Bukan begitu, Nuansa. Dengar, aku senang dan terharu melihat perjuanganmu untuk membantuku melawan Emma, tapi mencuri rekaman yang original, lalu menjalani resiko konyol yang sangat berbahaya, itu benar-benar sebuah hal yang tak layak untuk dicoba, itu sangat berbahaya, bagaimana kita akan mencurinua? Aku bahkan tidak bisa memikirkan itu."

"Aku yang akan mencurinya darinya."

"Apa?!" Neptunus dan Gladys sontak terkejut mendengar apa yang dikatakan oleh Nuansa barusan

avataravatar
Next chapter