83 Melepaskan Cincin

Neptunus berlari menghampiri Anne yang sedang berjalan sendirian di kampus mereka. Anne juga sama dengan yang lainnya: menatap layar ponselnya, dan begitu Neptunus tiba-tiba berada di dekatnya, ia pun terkejut saat menyadari kehadiran Neptunus yang terkesan tiba-tiba.

"Di mana Emma?!" tanya Neptunus pada Anne, ia terlihat ingin jawaban dari Anne dengan segera, karena ia tampak sedang buru-buru.

"A-ada apa?" Anne bertanya balik.

"Jawab saja pertanyaanku!" Neptunus terlihat ngos-ngosan.

"Aku tidak tahu."

"Jangan berbohong!"

"Kau ini kenapa?!"

"Jangan buat aku melakukan hal yang kasar padamu karena kau membuatku emosi! Cepat katakan di mana Emma! Ini tentang rekaman itu!"

"Terakhir aku melihatnya saat kami berada di kelas tadi, kemungkinan dia masih ada di sana," Anne akhirnya menjawab pertanyaan Neptunus.

Setelah mendapatkan jawaban dari pertanyaannya, Neptunus kemudian berlari lagi menuju kelas Emma.

"Ok, sama-sama," ucap Anne yang menyindir Neptunus yang tidak berterima kasih padanya.

***

Sementara itu, Nuansa yang kembali mengejar Neptunus kehilangan jejaknya, untungnya ia bertemu dengan Stephanie dan Zhenya yang sedang mengobrol di salah satu lorong yang ada di kampus ini.

"Stephanie! Zhenya!" panggil Nuansa sembari menghampiri kedua gadis tersebut.

Stephanie dan Zhenya lantas menoleh ke arah Nuansa yang sedang menghampiri mereka.

"Ada apa?" sahut Stephanie.

"Yang benar saja pertanyaanmu itu," ucap Zhenya pada Stephanie.

"Ini tentang Neptunus, kan?" tanya Zhenya pada Nuansa.

"Ya, kalian tahu di mana dia berada? Aku tadi bersamanya, tapi dia meninggalkanku begitu saja setelah berbicara dengan Thomas," ujar Nuansa.

"Kami dari tadi di sini dan tidak melihatnya sama sekali," kata Zhenya.

Nuansa kemudian terlihat lemas karena benar-benar tidak bisa menyusul Neptunus.

"Bagaimana dengan Finn? Di mana dia? Aku mulai paham situasinya," ucap Nuansa.

"Setahuku ketika Finn mendengar rekaman itu, dia langsung pergi ke Hanyang," ujar Zhenya.

"Hanyang?"

"Restoran tempat Gladys bekerja."

"Astaga, kapan itu?"

"Belum lama, sepertinya dia masih di sana."

"Aku tidak bisa membayangkan apa yang sedang terjadi di sana," kata Stephanie.

"Apapun itu, pasti itu bukanlah hal yang baik," ucap Nuansa, ia lantas berniat untuk pergi ke Hanyang.

"Eh, kau mau ke mana?!" tanya Zhenya secara tiba-tiba.

"Ke Hanyang," jawab Nuansa.

"Aku ikut."

"Apa?!" Stephanie tampak terkejut dengan apa yang dikatakan oleh Zhenya barusan.

"Kita tidak benar-benar memahami segala situasinya, jadi sebaiknya kita tidak usah ikut campur," sambung Stephanie.

"Well, Neptunus belum memahami situasinya ketika dia memutuskan untuk lari begitu saja, maksudku, ini semua pasti seperti yang kita pikirkan," ucap Nuansa.

"Kau tidak marah pada Neptunus?" tanya Zhenya.

"Emma pasti telah menjebak Gladys dengan membuat cerita seolah-olah kedekatan antara Neptunus dengannya adalah sebuah hubungan yang lebih dari sekedar sahabat, Emma pasti berusaha merusak hubungan Gladys dengan Finn, dan aku dengan Neptunus, aku sama sekali tidak percaya dengan rekaman itu, lagi pula itu sepertinya tidak utuh, hasil editan, maksudku, sudah dipotong-potong, walaupun itu adalah bukti kuat, tapi aku yakin Emma telah merekayasa semuanya," kata Nuansa.

"Kenapa? Kenapa dia melakukan hal itu? Maksudku, untuk apa?"

"Entahlah, mungkin dia melakukannya kepadaku dengan Neptunus untuk mengacaukan hubungan kami, tapi sebenarnya itu hanya akan memberikan dampak yang sangat besar pada hubungan Gladys dengan Finn, bukan pada hubunganku dengan Neptunus."

Mendengar hal itu, Stephanie dan Zhenya sontak langsubg saling melirik.

"Kenapa?" tanya Stephanie.

"Karena ..."

"Huft, lupakan saja, aku akan pergi ke Hanyang," lanjut Nuansa, hampir saja dia menceritakan semua tentang hubungan palsunya dengan Neptunus pada Stephanie dan Zhenya.

"Aku ikut," ucap Zhenya.

"Baiklah, aku juga," ujar Stephanie.

Mereka bertiga kemudian berlari menuju restoran Hanyang.

***

Di sisi lain, Neptunus akhirnya berhasil menemukan Emma berdasarkan petunjuk dari Anne tadi, ternyata Emma memang masih berada di dalam kelas, malah ia sedang berdandan sedikit di sana.

"Apa-apaan ini, Emma?!" Neptunus membentak Emma begitu ia masuk ke dalam kelas tersebut, hanya ada beberapa orang selain Emma di sana, dan begitu Neptunus masuk dengan emosi yang meledak-ledak, yang lainnya pun keluar dan meninggalkan Neptunus berdua berdama Emma berada di dalam kelas itu.

"Hei, ada apa ini?" Emma malah bertanya balik.

"Jangan berlagak seolah kau tidak mengetahui apa-apa, aku tidak ingin mengulur-ulur waktu!"

"Aku tidak mengerti, kau ini sebenarnya sedang membicarakan apa? Datang-datang langsung bertanya padaku dengan nada bicara yang keras seperti itu, wajar kan jika aku bertanya ada apa?"

"Kau memuakkan!"

"Hei, tenang."

"Bagaimana aku bisa tenang kalau kau telah membuat satu kampus geger dengan fitnahmu itu?!"

"Fitnah apa?!"

Neptunus kemudian memutar rekaman suara percakapan Emma dengan Gladys. Namun Emma justru memasang ekspresi wajah bingung usai mendengarnya.

"Apa itu sebuah fitnah?" tanya Emma.

"Kurang ajar kau. Apa maumu sebenarnya?!" tanya Neptunus.

"Mengungkap kebenaran, apa lagi?"

"Kau sedang sangat terbakar, itu semakin membuktikan bahwa apa yabg ada di rekaman itu adalah kenyataan," lanjut Emma, dia lantas melanjutkan kegiatan meriasnya.

"Dengar-"

"Aku tidak ingin mendengar apapun darimu, pergilah, aku ingin bermake-up sebentar," ucap Emma.

Tiba-tiba Neptunus mendekati Emma dan menepuk meja yang ada di hadapan Emma dengan sangat keras, dan tentu saja hal itu membuat Emma terkejut setengah mati sampai membuat make-upnya jadi berantakan.

"Apa masalahmu?!" bentak Emma sembari berdiri dan menepuk meja tersebut juga.

"Sebaiknya kau berbicara denganku atau kalau tidak-"

"Kalau tidak apa?!" Emma menyela Neptunus.

Keduanya lalu terdiam sembari saling menatap tajam.

***

Nuansa, Stephanie, dan Zhenya akhirnya sampai di Hanyang, tetapi sepertinya mereka terlambat. Restoran itu terlihat ramai di luar, dan ternyata baru saja terjadi momen yang sangat menyakitkan bagi Gladys: Finn melepaskan cincin pertunangan mereka dari jari manisnya di hadapan banyak orang di luar, sekaligus itu menjadi tanda bahwa Finn telah mengakhiri hubungan mereka hanya karena rekaman yang telah dipotong itu.

Saat Nuansa bersama Stephanie dan Zhenya sampai di Hanyang, Finn pergi dari sana, meninggalkan Gladys dalam perasaan yang hancur dan menjadi tontonan orang-orang.

avataravatar
Next chapter