47 Wajah yang Sudah Dikenali

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Xiang Wan terdiam selama dua detik.

Ternyata itu adalah Cheng Zheng!

"Itu kamu?"

"Iya, aku." Wajah tampan Cheng Zheng tampak sangat menyejukkan.

Namun...

Astaga! Hal ini mengejutkan Xiang Wan!

Beberapa hari yang lalu, Cheng Zheng meminta Xiang Wan menjadi pacarnya. Dan sekarang, dia ingin menjadi pacar baru Fang Yuanyuan?

Xiang Wan agak kesulitan menerima kenyataan itu.

"Kenapa? Guru Xiang sepertinya tidak mau menyambutku?" Cheng Zheng tersenyum ketika melihat Xiang Wan yang terdiam dan terlihat kaget.

Xiang Wan terkekeh untuk mencairkan suasana yang canggung itu. Dia baru akan mempersilahkan tamunya masuk saat Fang Yuanyuan berkata: "Eh? Kapten Cheng, kenapa kamu sendirian? Dia dimana?"

Apa yang terjadi? Kenapa Fang Yuanyuan memanggilnya seperti itu?

Xiang Wan langsung berbalik dan melototi Fang Yuanyuan.

...Kenapa kamu tidak bilang kalau dia bukan pacarmu?

Kedua mata Fang Yuanyuan menyipit, sambil tersenyum nakal pada Xiang Wan.

...Kamu kan tidak pernah tanya, itu salahku?

Kebetulan Cheng Zheng melihat 'komunikasi' kedua mata wanita itu.

Dia mengusap hidungnya dengan jari lalu sedikit tersenyum. "Dia pergi membeli bahan makanan untuk makan malam. Dia akan segera kembali."

"Baiklah." Fang Yuanyuan berbicara dengan sopan. Itu jarang dia lakukan.

"Hah, kenapa harus membeli bahan makanan? Kita kan bisa makan di luar. Itu kan jauh lebih nyaman dan tidak merepotkan. Apalagi... Siapa yang akan memasak makan malamnya?"

Itu memang masalah besar!

Xiang Wan sedikit terbatuk dan melambaikan tangannya yang terluka. Ia ingin menunjukkan situasinya saat ini!

Cheng Zheng menatap Xiang Wan dengan serius, sebelum berjalan melewatinya.

"Aku yang akan memasak."

Eh? Apa?

Fang Yuanyuan berpikir kalau dia salah dengar. Dia melihat Cheng Zheng tanpa berkedip.

Xiang Wan mendapatkan banyak kejutan dalam waktu yang singkat. Ia masih belum bisa berkata-kata.

Hanya Cheng Zheng yang bisa melihat sekeliling apartemen dengan santai. Setelah itu, dia menggulung lengan bajunya dan pergi ke dapur.

"Kapten Cheng!" Xiang Wan merasa kulit kepalanya mati rasa. Dia mengangkat kedua tangan di hadapannya dengan cepat. "Tidak! Jangan pergi ke sana!"

Bagian dari apartemen Xiang Wan yang tidak ingin dilihat oleh orang lain adalah dapur.

Xiang Wan jarang masak sejak tinggal sendirian. Apalagi sekarang tangannya sedang sakit.

Di sana ada peralatan dapur dan panci yang sesuai. Meskipun demikian, debu di tempat itu benar-benar sangat tebal. Bagaimana Xiang Wan bisa membiarkan Cheng Zheng memasuki dapur yang seperti itu?

Tetapi, apartemennya terlalu kecil. Saat Xiang Wan mengatakan itu, Cheng Zheng sudah membuka pintu dapur.

"Hmm, tempat ini jelas tidak terlihat seperti tempat tinggal peri!"

Xiang Wan berjalan sambil memunggungi pintu. Dia ingin menutup pintu dapur, tapi Cheng Zheng menghentikannya sambil tersenyum.

"Tidak apa-apa!" Cheng Zheng sedikit menggelengkan kepala dan melirik Xiang Wan. Pipi Xiang Wan tampak memerah karena malu.

"Kamu tidak perlu ada di sini, peri."

Memalukan sekali! Benar-benar memalukan sekali!

Bagaimana Xiang Wan bisa pergi sekarang?

Dapurnya sangat kotor... Apalagi, Xiang Wan adalah pemiliknya!

Xiang Wan terdorong minggir oleh Cheng Zheng. Beberapa kali, dia mondar-mandir di dapur dengan perasaan canggung. Xiang Wan ingin membantu, tapi tangannya masih belum pulih. Xiang Wan akan bertindak gegabah jika dia nekat membantu membersihkan dapur.

Cheng Zheng tak bisa menahannya lagi. Dia meraih lengan Xiang Wan dan 'melempar' Xiang Wan keluar dari dapur.

"Tunggu saja di luar! Kalian berdua bisa saling mengobrol. Aku akan menyelesaikannya secepat mungkin!"

"..."

Xiang Wan merasakan dunianya hancur ketika melihat bayangan Cheng Zheng sedang menggaruk kompor dan juga mencuci peralatan dapur.

"Fang Yuanyuan!"

Xiang Wan berbalik dan melihat Fang Yuanyuan sambil menggertakkan giginya.

"Pacar macam apa yang kamu dapatkan? Kenapa kamu mengundang Kapten Cheng untuk datang?"

Wajah Fang Yuanyuan penuh dengan antusiasme karena baru jatuh cinta. Jadi, apakah dia akan mengurusi Xiang Wan yang sedang frustasi?

"Hehe! Dia akan segera datang. Ketika kamu melihatnya, kamu akan tahu kenapa."

Jadi aku akan tahu setelah melihatnya? Dia pasti seseorang yang ku kenal.

Xiang Wan sedang memikirkannya. Seorang lelaki datang di depan pintu dengan dua kantung besar berisi bahan makanan. Wajahnya terlihat berkeringat. Ternyata itu Detektif Huang!

Detektif Huang tersenyum ceria saat menyapa Xiang Wan. Ketika dia melihat Fang Yuanyuan, dia menunjukkan senyuman malu-malu.

"Aku hanya membeli bahan-bahan yang ku ingat, aku tidak tahu makanan seperti apa yang kalian suka..."

Pipi Fang Yuanyuan memerah seperti bunga persik yang sedang mekar. Apakah masih perlu makan kalau dia sudah punya cinta?

"Tidak apa-apa, aku tidak pilih-pilih makanan. Xiang Wan juga demikian."

Xiang Wan melirik Fang Yuan Yuan

"Sejak kapan kalian berdua jadian? Kalian benar-benar hebat merahasiakannya. Aku saja sampai tidak tahu..."

Huang He menggaruk kepalanya sambil tersipu malu. Dia mengintip ke arah Fang Yuanyuan sambil tersenyum.

"Sejak hari itu, saat Kapten Bai memintaku mengantar Yuanyuan ke lantai bawah... dan, ehm, dan kita kenal satu sama lain."

Di zaman modern ini, jika seseorang ingin menjalin hubungan, hal itu sama sekali tidak sulit.

Ketika perasaan saling berbalas, keduanya bisa menambahkan akun WeChat masing-masing. Mereka meneruskan hubungan rahasia mereka dengan cara saling berbalas pesan.

Xiang Wan menarik nafas dalam-dalam. Ujung bibirnya naik saat dia menatap Fang Yuanyuan.

"Akan kita bicarakan nanti bagaimana kamu bisa dengan mudah menjalin hubungan?"

Ooh, jadi kamu ingin menggunakan status sepupu yang lebih tua untuk mengguruiku? Pikir Fang Yuanyuan.

Fang Yuanyuan tertawa dan diam-diam menarik ujung baju Xiang Wan. "Sepupuku tersayang, kamu harus membantu Kapten Cheng. Dia membersihkan dapur sendirian!"

"Aku tahu, kamu tidak ingin aku tetap di sini dan menjadi pengganggu, bukan?" Xiang Wan berpura-pura marah padanya. "Cih, jadi kamu mulai merasa keberadaanku tidak dibutuhkan?"

"Detektif Huang, sepupuku ini bukan gadis yang baik," Xiang Wan mengingatkan Huang He dengan niat baik. "Dia mungkin terlihat sopan dan berperilaku menggemaskan, tapi ketika sedang marah, bahkan Buddha tidak bisa menghilangkan kemarahannya. Kamu harus memperlakukannya dengan baik!"

"Tentu saja, aku akan melakukannya." ucap Huang He sambil menyentuh lehernya.

Dia merasa malu karena ini pertama kalinya dia menggunakan status baru untuk bergaul dengan mereka. Tidak heran jika dia belum terbiasa dengan.

Ketika Huang He dan Fang Yuanyuan duduk bersama, Xiang Wan merasa mereka berdua terlihat serasi. Lalu Xiang Wan menghela nafas.

Tiba-tiba, dia merasa kalau dapur mungkin tempat yang bagus untuk mencari hiburan...

...

Sebelumnya, Xiang Wan tidak pernah menyangka kalau Cheng Zheng bisa memasak.

Namun, tidak hanya dia bisa memasak. Masakannya juga terlihat enak, cantik, dan dihias dengan baik.

"Uh, Kapten Cheng. Aku meminta maaf padamu. Kamu datang ke tempatku sebagai tamu tapi malah kamu yang menyiapkan seluruh makanan. Heheh..." Ketika Xiang Wan melihat Chen Zheng menyiapkan makanan dengan baik. Hatinya berdegup kencang tanpa bisa dijelaskan. Xiang Wan pun memulai percakapan dengan situasi yang tidak nyaman.

"Sama-sama. Ketika tanganmu sudah sembuh, kamu bisa memasak untukku."

Astaga! Kata-kata itu... sangat ambigu.

Xiang Wan bersandar pada bingkai pintu dapur. Jari-jarinya tanpa sadar menggaruk dinding dan kebetulan jarinya yang sakit juga ikut menggaruk. Cih! Rasa sakit itu membuat Xiang Wan terkesiap. Wajahnya menjadi tegang.

Cheng Zheng berbalik melihat Xiang Wan. Tatapannya tertuju pada tangannya yang terluka.

"Apa yang terjadi?"

Xiang Wan mencoba menaikkan ujung bibirnya. Ia memperlihatkan senyuman yang canggung. "Tidak ada apa-apa."

"Lukanya masih belum sembuh?"

"Sekarang sudah lebih baik."

Cheng Zheng mengerutkan alisnya. Dia terlihat tidak percaya dengan ucapan Xiang Wan. Dia mencuci tangannya sebelum berjalan mendekati Xiang Wan untuk memeriksa luka Xiang Wan yang diperban. "Ini masih belum benar-benar sembuh. Jangan memegang air dan jangan membuatnya terluka lagi."

"...Hm." Xiang Wan bergegas menarik tangannya kembali.

Cheng Zheng menaikkan alisnya saat melihat Xiang Wan ragu-ragu.

"Jangan gugup. Aku di sini untuk 'menolong'mu dari situasi yang genting."

Menolong? Xiang Wan tidak memahami maksudnya.

"Ketika pasangan saling mencintai. Bukankah hal itu akan menempatkanmu dalam keadaan genting?"

"..." Itu juga bisa jadi alasan, ya? Pikir Xiang Wan.

Setelah itu, Cheng Zheng menjadi koki yang handal.

Orang-orang rupawan memang berbeda. Bahkan ketika mereka masak, mereka bisa melakukannya dengan cara yang indah seolah-olah mereka sedang membuat karya seni.

Namun, Xiang Wan berdiri di sana hanya untuk mengagumi keahlian Cheng Zheng. Dia mencoba memahami keterampilan pisau Cheng Zheng dan bagaimana Cheng Zheng membuat makanan yang bisa membuat orang lain ingin meneteskan air liur.

"Hebat!"

Xiang Wan memuji Cheng Zheng dalam hatinya hatinya.

"Kapten Cheng, kamu benar-benar mahir untuk urusan ini!"

Xiang Wan menunjukkan ibu jarinya. Perlahan, Cheng Zheng melepas apron yang dia pakai, saat senyuman tipis terlihat di wajahnya.

"Makan malam sudah siap."

Pasangan yang berada di ruang tamu, terlihat saling membicarakan rayuan manis.

Cahaya matahari dari jendela menyinari di meja makan. Cahaya yang dipantulkan membuat piring-piring makanan yang indah itu terlihat bercahaya.

Ini seperti kehangatan keluarga yang sedang makan bersama.

"Makan malam sudah siap. Ayo makan!"

Fang Yuanyuan adalah orang yang paling bersemangat di antara mereka. Huang He bukan seseorang yang banyak bicara, tapi dia orang yang baik dan jujur. Huang He suka tersenyum dan menyanyikan nada yang sama dengan Yuanyuan. Wajah Cheng Zheng terlihat halus dan dingin. Ia seperti tuan muda kaya raya zaman dahulu. Walaupun dia memiliki aura yang aneh. Wajahnya yang tampan membuat orang-orang ingin mendekatinya.

Xiang Wan menjadi orang yang paling tidak nyaman di antara mereka berempat walaupun dia adalah tuan rumahnya.

Baru kemarin dia menolak Cheng Zheng.

Lalu, Fang Yuanyuan dan Huang He tiba-tiba menjalin hubungan.T erakhir, Fang Yuanyuan bahkan ingin pindah ke tempat Xiang Wan...

Ada masalah juga jika Cheng Zheng menggunakan alasan yang sama untuk 'menolong' Xiang Wan dan sering datang ke rumahnya. Apa yang harus dia lakukan?

Pusing sekali!

Pikiran polisi benar-benar tidak logis!

...

Walaupun pikiran Xiang Wan sedang kemana-mana, dia tidak berlama-lama mencicipi makanan yang ada di atas meja.

Xiang Wan sudah lama tidak mencicipi makanan rumahan sehingga dia memakannya sampai kenyang.

"Kalian lanjut makan saja. Aku perlu mengerjakan ceritaku sekarang."

Xiang Wan tersenyum lebar dan memandang Fang Yuanyuan sebelum 'bersembunyi' di dalam kamarnya.

Fang Yuanyuan terkekeh. Dia tahu alasan kenapa Xiang Wan melakukannya.

"Jarang sekali aku melihat dia terburu-buru. Kapten Cheng, sepupuku itu seorang introvert dan juga pendiam. Kamu harus lebih sabar menghadapinya!"

Cheng Zheng membalasnya dengan senyuman santai. "Aku akan melakukannya."

Setelah itu, dia berdiri perlahan, dan melihat Huang He.

"Aku seharusnya tidak mengganggu lebih lama lagi. Kamu... uruslah tugas yang tersisa."

Meja itu sekarang dipenuhi piring dan mangkuk sisa makanan. Jadi dia menyerahkan tugas itu pada kekasih baru Fang Yuanyuan. Itulah pilihan yang terbaik.

Fang Yuanyuan tersenyum mengejek. Sedangkan Huang He tersenyum agak malas.

"Sampai jumpa, Kapten Cheng!"

"Hati-hati di jalan!"

...

Penyekat suara apartemen Xiang Wan itu buruk.

Xiang Wan bisa mendengar suara ketika Cheng Zheng pergi serta suara pintu yang menutup.

Huff! Xiang Wan menghela nafas lega. Tangannya berada di atas perut yang kekenyangan.

Xiang Wan menutup kedua matanya untuk beristirahat sebentar. Sebelum dia menekan mouse untuk melihat kolom ulasan dan komentar.

Dia tidak update beberapa hari belakangan. Itu membuat kolom ulasan dan komentarnya dipenuhi dengan spam.

Selain komentar dari pembaca yang mengejar update-nya, juga ada beberapa spam seperti ini –'Bekerja dalam rumahmu, pekerjaan mengetik, pemasukan perhari mulai 300 hingga 600'. Itu semua adalah spam, penipuan untuk menjermuskan orang lain.

Hmph! Bibir Xiang Wan melengkung dengan rasa jijik. Dia perlahan-lahan menghapus semua spam berbahaya itu ketika dia menemukan komentar yang dibuat oleh ID yang dia kenali.

"Siapa yang memasang kamera pengintai mikro pada pintu? Mengapa para pembaca itu berbohong? Apakah pembunuhnya di balik semua itu? Aku ingin tahu semuanya. Siapa yang tidak ingin tahu? Sayang sekali, kamu hanya gelandangan yang tidak tahu apa-apa. Itulah kenapa kamu tidak bisa lanjut menulis, kan? Kamu seperti penulis sampah yang tidak tahu apa-apa. Kenapa kamu masih hidup? Kenapa kamu tidak mati saja?"

Xiang Wan telah melihat ulasan dan komentar yang penuh dengan kebencian dan mengutuknya.

Sebelum penutupan kasus 720, Xiang Wan juga melihat komentar aneh yang jumlahnya tak terhitung.

Namun, komentar ini...

Entah bagaimana, ID ini, yang merupakan deretan nomor ponsel, terlihat sangat ia kenali.

Dalam waktu singkat, perasaan aneh dan seram muncul di hatinya.

...

avataravatar
Next chapter