9 Siapa yang Berbohong?

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Xiang Wan merasa bingung.

Bai Muchuan menyalakan rokok lalu, menghisapnya dengan pelan. "Tidak ada yang bisa memastikan semua hal yang kamu ucapkan."

Kedua kelopak mata pria itu sedikit menutup. Bulu matanya yang panjang dan lentik membentuk bayangan misterius di atas matanya. Jantung Xiang Wan pun berdegup kencang karena perkataan Bai Muchuan tadi.

"Aku tidak mengerti," gumam Xiang Wan.

"Penyiksaan kucing, dan seorang wanita yang mirip dengan Er Niu," ucap Bai Muchuan sambil mengetuk laptop dengan jari kurusnya yang sedang menjepit rokok. "Dan komentar yang telah dihapus. Di situs tempat kamu menulis bukumu itu, Wen Quan Book Treasury, bukankah hanya penulis saja yang memiliki hak menghapus komentar?"

"Tidak, tidak, tidak! Admin yang telah terverifikasi oleh situsnya juga punya hak yang sama."

Kedua alis Bai Muchuan mengerut dan dia tidak menjawab.

Pada saat itu juga, Huang He kembali menelpon. Jawaban yang dia berikan sama seperti dugaannya.

Bai Muchuan mengambil mouse lalu melihat ke komentar itu dua kali sambil menelpon. "Baiklah."

Ternyata Huang He tidak tahu kalau Xing Wan sedang berada di dekat bosnya, dia memberi saran dengan serius: "Bos, aku rasa Tang Yuanchu benar tentang satu hal. Tidak peduli kalau Xiang Wan pembunuhnya atau bukan, dia pasti adalah kunci utama kasus ini. Kita harus segera menahannya, menginterogasi, dan membuka mulutnya. Tapi kalau kita pikirkan lagi, dia kelihatannya hanya memberikan omong kosong saja?"

Memberi omong kosong?

Bahkan aku sampai tersedak oleh sepotong daging ayam! Xiang Wan memaki dalam hati.

Menatap ke wajah Bai Muchuan yang tanpa ekspresi, Xiang Wan tiba-tiba memberi sindiran.

"Kalau aku adalah pembunuhnya, kenapa aku harus melakukan semua ini untuk menjebak diriku sendiri? Aku bahkan tidak akan memberi tahu polisi tentang hal ini. Aku hanya akan menunggu polisi memberi kesimpulan secara langsung, bukannya malah terjebak dalam perangkapku sendiri! Detektif Bai, sebagai Kapten dari Unit Investigasi Kriminal, walau kamu tidak bisa menyelesaikan kasus itu, setidaknya kamu membutuhkan alasan yang logis. "

Walaupun Xiang Wan terlihat memiliki mental yang kuat, tapi dia sebenarnya adalah gadis yang lemah.

Dia takut dengan banyak hal. Dia takut pada hantu, takut pada polisi dan takut terjebak dalam masalah.

Karena itulah dia menurunkan egonya. Dia mendengarkan pihak kepolisian, dan mencoba yang terbaik untuk menyelesaikan kasus ini bersama.

Namun pada saat ini, dia tidak bisa menahannya lagi. Kalimat yang diucapkannya penuh dengan sindiran tajam.

Bai Muchuan menatap mata Xiang Wan yang merah, suaranya yang rendah terdengar tenang. "Menyimpulkan sesuai adalah hal yang disukai oleh penulis. Polisi hanya peduli pada petunjuk dan bukti."

Xiang Wan mengambil nafas dalam-dalam sambil berpikir: Baiklah! Tidak ada gunanya berdebat dengan polisi!

Dia mengambil laptopnya, memasuki grup obrolan tertutup di QQ, lalu mulai mengetik di hadapan Bai Muchuan.

"Kalian semua keluar!"

Tidak ada yang menjawab di dalam grup.

Mereka tidak punya nyali untuk menghadapiku karena sudah berbohong ya? Pikir Xiang Wan.

"Mari kita bereskan masalah ini." Xiang Wan menggertakkan giginya saat jemarinya menari di atas keyboard. "Saat aku mengirimkan alur naskah itu, bukankah kalian semua melihatnya? Tidakkah kalian menyebut kalau pecinta kucing menyukai kucing yang lucu, dan tidak terima dengan penyiksaan kucing sebagai respon untuk alur novelku?"

"Jadi sekarang kalian semua membisu? Coba katakan lagi kalau kalian tidak pernah melihatnya?"

Di dalam chat obrolan QQ, layarnya hanya dipenuhi oleh kalimat yang dia ketik.

Setelah cukup lama, salah satu dari mereka membalas. "Xiang Gongzi [1]1, maaf..."

Nama pena Xiang Wan adalah "Xiang Gongzi Wan", sebuah nama pena yang keren. Melihat pembaca perempuan yang membalasnya dengan hati-hati, Xiang Wan berpikr kalau dia merasa bersalah, dan kemarahannya berkurang. "Baiklah, kenapa kamu meminta maaf?"

"Versi yang aku lihat sama seperti versi yang dipublikasikan secara online, dan aku tidak pernah mengatakan apapun tentang penyiksaan kucing." Klaim sang pembaca perempuan itu.

Seketika otak Xiang Wan menjadi buntu. "Apa-apaan?!"

Si pembaca itu masih bersikeras dengan pendiriannya, dia lanjut berkata: "Aku sudah memberikan semua catatan obrolan di komputerku kepada polisi. Xiang Gongzi, kalau masalah ini tidak ada hubungannya denganmu, polisi dengan cepat atau lambat akan membuktikan keadaan tidak bahwa kamu tidak bersalah. Kalau benar itu adalah kamu, segera serahkan saja dirimu pada mereka..."

Blah... Blah... Blah..

Setelah dia membicarakan tentang hal itu, dua pembaca lain muncul dan menceramahinya tentang hukum dan peraturan.

Xiang Wan merasa hancur.

Sungguh mustahil.

Dia segera menoleh seolah dia telah melihat hantu, kedua matanya yang terbelalak menatap ke arah Bai Muchuan sambil menunjuk laptopnya dengan emosi.

"Mereka berbohong!"

Bai Muchuan melirik ke arah wajahnya yang gelisah. "Kamu mencoba mengatakan kalau mereka berlima telah berbohong dan menjebakmu?" ucap Bai Muchuan dengan santai. "Aku ingat dalam pernyataanmu, kamu berkata kalau kalian sangat dekat di dunia virtual seolah kalian semua bersaudara."

Xiang Wan awalnya juga berpikir begitu.

Namun, melihat ke grup obrolan di QQ yang tiba-tiba sunyi, pikirannya menjadi kacau. Dia tidak mengerti kenapa sikap mereka tiba-tiba berubah.

"...Entah mereka atau aku yang berbohong?"

Pertanyaan itu terdengar kekanakan. Namun Bai Muchuan tidak tertawa ataupun menanggapinya.

Dia berdiri dengan anggun sambil perlahan memasukkan telapak tangannya ke dalam saku. "Pikirkan dengan baik, apa saja hal yang tidak kamu beritahu padaku? Tentu saja, kamu juga bisa mengarang cerita yang lebih cocok dengan logika pemikiran detektif, dan juga temukan bukti yang bisa menguatkan pernyataanmu sehingga kita bisa percaya."

Tiba-tiba suasana menjadi hening.

Xiang Wan terdiam selama 10 detik sebelum kedua matanya menatap Bai Muchuan. "Detektif Bai, kamu sangat tahu 'kan kalau aku tidak membunuh siapapun?"

Dugaannya itu terdengar cukup berani. Namun Bai Muchuan tidak menjawab tapi langsung keluar dari ruangan.

Xiang Wan tidak tahu apakah orang ini terlahir dengan sifat "tsundere [2]2". Bai Muchuan seharusnya langsung mengakui dan berkomunikasi dengannya pada kasus ini, tapi Bai Muchuan tidak mau melakukannya. Walaupun dia bukan penulis cerita fiksi misteri yang populer, tapi setidaknya dia punya dasar pemikiran logis yang cukup.

Orang bodoh mana yang akan membiarkan seorang pembunuh tinggal di rumahnya?

...

Xiang Wan duduk di sofa sesaat sebelum pengasuh Li datang ke kamarnya.

"Nona Xiang, makan malam sudah siap."

Dia adalah seorang pengasuh yang perhatian dengan perasaan orang lain. Dia melihat ekspresi sedih Xiang Wan dan mencoba menenangkannya.

"Tuan Muda Bai akan makan malam juga. Bukankah anak muda sepertimu selalu berkata kalau tidak ada konflik yang tidak bisa diselesaikan dengan makanan? Kalau hal itu benar-benar tidak bisa diselesaikan, makan saja bersama. Mengobrol saja dengan Tuan Muda Bai saat makan malam. Mungkin dia memang terlihat galak, tapi sebenarnya dia memiliki watak yang baik."

Xiang Wan hanya menatap dengan penuh tanya.

Apakah bibi yang baik ini sedang membicarakan Bai Muchuan? Pikirnya.

...

Tenyata Bai Muchuan benar-benar ada di ruang makan.

Dia duduk di sisi meja dengan postur yang tegap dan sopan.

Makanan di atas meja tidak terlihat se-mewah yang dia kira, namun terlihat sederhana dan cantik. Setiap makanan nampak seperti sebuah mahakarya seni dengan warna yang cerah dan penuhkeunikan. Mereka semua terlihat bergizi dan lezat.

Xiang Wan hampir meneteskan air liur...

Makan bersama seorang detektif di meja yang sama membuat Xiang Wan sedikit gugup. Dia sedikit terbatuk dan menatap postur duduk Bai Muchuan. "Detektif Bai sudah pernah melayani tentara sebelumnya?"

Bai Muchuan menghentikan makannya lalu mengangkat kepalanya.

Dan kemudian – hanya itu saja, dia langsung melanjutkan makan.

Usaha Xiang Wan untuk mencairkan suasana ternyata gagal dan dia merasa agak canggung. Mangkok nasi yang dia genggam terasa berat seolah berat mereka mencapai ribuan jin. Akhirnya dia kehilangan kesabaran dengan Detektif Bai yang semestinya memiliki "watak yang baik".

"Detektif Bai, kalau kepolisian secara resmi mengeluarkan surat perintah untuk menahanku, kamu tidak bisa mengambil koersif kriminal apapun padaku, dan tidak memiliki hak untuk menahanku secara paksa di dalam rumahmu..."

Bai Muchuan menaikkan kedua alisnya sambil berkata, "Jadi?"

Xiang Wan segera menaruh mangkok dan sumpitnya. "Terima kasih atas keramahan anda. Saya akan pergi sekarang."

...

Di luar sedang hujan saat Xiang Wan keluar dari lingkungan tempat tinggal Bai Muchuan.

Dia tidak memiliki payung. Dia sedang memeluk tas laptopnya sambil melirik ke arah cahaya kuning dari lampu jalan di bawah rintikan hujan, merasa agak menyesal karena sikap gegabahnya.

Bagaimanapun, seharusnya dia menghabiskan makanannya sebelum pergi!

Pada saat hujan di malam hari seperti ini, tempat mana yang cukup aman untuknya?

Para pejalan kaki nampak terburu-buru di bawah hujan.

Berdiri sendirian di bawah papan reklame, Xiang Wan merasa ragu beberapa saat sebelum akhirnya menelpon Fang Yuanyuan.

Sudah jelas itu adalah tindakan yang tak bijak.

Setelah Fang Yuanyuan mandengar kalau dia sudah "dibebaskan", Xiang Wan bisa mendengar suara tawa riangnya yang keras dari ponselnya.

"Ini kabar bagus! Kita masih punya waktu! Kepalaku hampir meledak saat diceramahi oleh bibi termuda! Dia menolak mempercayai apapun yang aku katakan, kita harus segera ke Ocean Sky Hotpot sebelum pukul 7, atau dia akan memutuskan hubungan dengan kita..."

Apakah dia serius? Seru Xiang Wan dari dalam hati.

Fang Yuanyuan dan Xiang Wan sedikit merasa takut pada bibi temuda mereka.

Karena sejak kecil, bibi ketiga itu selalu membantu masalah keuangan ibu mereka. Terlebih lagi, bibi termuda selalu khawatir dengan aspek terpenting dari kehidupan Xiang Wan – yaitu mencari pria yang baik dan segera menikah.

"Segera dandan dan berpakaian yang baik. Sikap bibi termuda sangat kukuh untuk kali ini. Ku pikir pastinya karena pihak itu adalah pasangan yang baik. Kamu harus mendapatkan kesempatan ini. Ingat! Umurmu sudah tidak muda lagi.."

"Sialan!" Xiang Wan menatap tajam dan menggertakkan giginya pada sepupunya itu. "Biarkan aku memperingatkanmu, Nona Fang Yuanyuan, kamu berusia lebih muda 3 bulan dariku!"

"Bukankah kamu sudah tahu kalau tahun lahir pada registrasi rumahku ternyata salah karena alasan untuk bersekolah? Kakak Xiang, aku lebih muda darimu selama satu tahun lebih tiga bulan..."

"Cih!"

Xiang Wan menutup telponnya, dia melihat bajunya lalu mengerutkan wajah – dia sudah memakai baju ini selama dua hari.

Apartemen yang dia sewa berada di sebrang jalan. Saat ini baru pukul 5 lebih sedikit, dan sepertinya akan baik-baik saja kan kalau dia kembali sebentar?

...

Setelah melewati penyebrangan khusus pejalan kaki, Xiang Wan berjalan melewati halte bus dan berhenti sesaat sebelum dia berputar untuk melewati gang kecil yang menuju ke arah apartmenya.

Pada hari itu, dia sedang berdiri di tempat ini ketika dia melihat perempuan yang mirip seperti Er Niu di dalam mobil.

Apakah itu hanya ilusinya? Lalu darimana rasa akrab itu berasal?

... Dia belum pernah bertemu Er Niu di dunia nyata.

... Seberapa mirip sebuah foto bila dibandingkan dengan orangnya yang asli?

... Dia bahkan berpikir kalau otaknya telah diambil alih oleh orang ain.

... Apakah selama ini dia yang berbohong dan bukan orang lain?

Dia merasa tertegun dengan semua pemikiran aneh yang berada di pikirannya. Jantungnya tiba-tiba terpacu lebih kencang.

Di samping gang itu terdapat bangunan lama yang memiliki sekitar 6 atau 7 lantai. Bangunan itu saling berdempet satu sama lain, dan gang kecil itu terlihat panjang dan sempit. Lampu jalanan yang berjejer pada gang itu terlihat redup seperti biasanya. Di tengah-tengah gang terdapat belokan kurang lebih 90 derajat.

Hujannya yang semakin deras, membuat hampir tidak ada pejalan kaki di gang itu. Xiang Wan melangkah melewati jalanan yang basah, dia melihat ke arah kakinya yang bergerak sambil tetap berjalan ke depan. Dia mendengar langkah kakinya sendiri, sembari merasakan ketegangan di dalam syarafnya yang tak bisa dijelaskan. Jantungnya berdetak kencang seperti sebuah drum, dan secara refleks dia menoleh ke belakang.

Namun tidak ada orang selain dirinya.

Dia mempercepat langkahnya, berjalan semakin cepat dan cepat!

Dia hampir berlari...

"Ah!" sebuah benda jatuh dari atas bersamaan dengan sebuah teriakan yang nyaring pada hujan.

Benda itu jatuh ke tanah, melewati bahunya dengan jarak beberapa inci.

Xiang Wan merasakan dentuman yang keras di jantungnya.

Dia melihat ke bawah, pecahan pot bunga dari keramik berceceran di sekitar kakinya.

Tanah di sana telah menyerap rintikan hujan sehingga membuat becek, kelopak bunga daisy berwarna merah darah juga berceceran di sana.

Xiang Wan sangat ketakutan.

Dia merasa seperti telah dilemparkan sebuah mantra "tak bergerak". Jantungnya berdetak kencang sembari dia mengangkat lehernya yang kaku dan melihat ke arah bangunan rumah yang ada di sisi kanan gang itu. Tenda tua yang tergantung di jendela masing-masing rumah mencegah hujan agar tidak ke dalam dan mereka terlihat menyatu dengan langit...

Kedua lensa matanya menyempit.

Pada lantai empat di bangunan itu, di samping jendela, ada sebuah bayangan berdiri di sana...

...

avataravatar
Next chapter