33 Sang Pendengar

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Itu adalah seorang pria yang tampan dan berkarisma.

Dia memiliki perawakan yang sama dengan Zhao Jiahang, tinggi, dengan sifat yang elegan dan berbudi luhur. Tetapi, dia jauh lebih muda dari Tuan Zhao. Ketika dia melirik ke belakang dengan tersenyum, kedua matanya memancarkan kilauan yang tak tergambarkan. Ada rasa puas dalam sikapnya yang ceroboh dan riang, namun mereka terlihat mengerti tentang jalannya dunia.

Nyonya Zhao berbalik melihat Xiao Cheng. "Kamu mengkhianatiku...?"

Xiao Cheng menyentakkan lehernya dan menundukkan kepala. Dia tidak berani menatap Nyonya Zhao.

Biksu terkemuka yang duduk di bantal kaki anyaman berdiri perlahan, ketika dia melepas tutup kepala botaknya dan berbicara dengan keras. "Amitabha."

"Katakan di awal, atau katakan nanti, kamu juga harus tetap mengatakannya. Kamu tidak mengatakan pada kami, atau menyesatkan kami, kenapa tidak memberi tahu saja yang sebenarnya pada kami. Nyonya Zhao, ayo katakan saja kebenarannya!" lanjut biksu itu.

...

"Ya Tuhan! Ini benar-benar..."

Adegan ini sangat menyegarkan tiga pandangan hidup [1] 1Xiang Wan yang menonton 'siaran langsung' dari ruang keamanan di Unit Investigasi Kriminal.

Quan Shaoteng yang menyamar sebagai Tuan Zhao harus mengelabuhi Nyonya Zhao, tapi, kenapa tadi dia berteriak 'Tian Xiaoya'? Xiang Wan tadi sampai terkejut.

"Senior, apa ada yang salah dengan telingaku?"

Xiang Wan terlihat tidak percaya sehingga Zhan Se tak bisa menahan tawanya.

"Tentu saja tidak."

"Jadi..."

Kejadian yang luar biasa!

Logika yang luar biasa!

Skema yang amat menakutkan!

Rasa dingin muncul dari ujung kakinya. Xiang Wan menundukkan kepala lalu bertanya pada Zhan Se dengan lembut. "Ide siapa itu?"

Zhan Se menahan tawa ketika tatapannya tertuju pada Bai Muchuan. "...Coba tebak?"

Lirikannya sudah memberi jawaban. Apa masih perlu untuk menebaknya?

Tepat sekali! Selain Detektif Bai, siapa lagi yang akan melakukan itu?

Xiang Wan menghela nafas ketika dia merasakan beban yang terangkat dari pundaknya.

Tidak peduli siapapun pembunuhnya, setidaknya kasusnya sedang dipertanggungjawabkan. Status tersangka Xiang Wan setidaknya sudah bisa dibersihkan, kan?

Xiang Wan berdehem, "Detektif Bai... bisakah kamu memberitahu apa yang terjadi?"

Tulang-tulang jari Bai Muchuan mengetuk meja dengan santai, sambil melihat ke arah Huang He.

"Saatnya selesai! Biarkan mereka membawa wanita itu untuk interogasi!"

"Baik, Bos!" Huang He mengacungkan jempolnya. Dia menunjukkan senyum penuh hormat ketika pergi untuk membuat persiapan.

Komputer-komputer di dalam ruang keamanan menyala dengan cahaya redup.

Zhan Se menguap, lalu mengatakan bahwa dia lelah dan butuh istirahat karena mempersiapkan investigasi semalaman.

Setelah itu, Zhan Se meninggalkan ruangan, meninggalkan Xiang Wan dan Bai Muchuan.

Akhir-akhir ini mereka sering berduaan dan mereka sudah terbiasa dengan kehadiran masing-masing. Xiang Wan sekarang tidak terlalu mengendalikan diri di sekitar Bai Muchuan dan bisa sering bertanya lebih leluasa.

"Kenapa Nyonya Zhao berubah menjadi Tian Xiaoya?"

Kedua alis Bai Muchuan terangkat. Dia hampir tak bisa menahan rasa untuk menunjukkan arogansinya pada wajah gagahnya yang cuek.

"Dia berdiri dengan kedua kakinya."

Berdiri dengan kedua kakinya? Apa maksudnya?

Bai Muchuan memutar kembali video itu. "Kekuatan observasimu, huff!"

Helaan nafas itu membuat wajah Xiang Wan sedikit memerah.

Bukannya Xiang Wan tidak menyadarinya, tapi suasana mencekam yang dibuat Quan Shaoteng telah membuatnya kewalahan dan menarik perhatiannya, itu membuatnya tidak terlalu memikirkan tentang hal tersebut.

"Nyonya Zhao sudah lama cacat. Dia tidak pernah meninggalkan kursi rodanya kemanapun dia pergi, dan mustahil baginya untuk berdiri." Xiang Wan menganalisa kasus itu sendiri, tidak menghiraukan ekspresi Bai Muchuan. "Tapi bagaimana kamu tahu kalau dia Tian Xiaoya, dan bukan orang lain?"

Bai Muchuan memiringkan kepalanya, kedua matanya tampak penuh dengan emosi. "Bukankah kamu yang memberitahuku hal itu?"

"Aku?" Xiang Wan menunjuk jari ke hidungnya "...Aku tidak mengerti."

"Kamu sudah melihat Tian Xiaoya yang 'seharusnya sudah meninggal', selama beberapa kali. Kalau dia tidak hidup, mungkin kamu yang menderita gangguan jiwa?!"

"..."

Xiang Wan tidak bisa membantahnya.

Sekarang, kasus itu sudah selesai.

Bagaimanapun, masih ada beberapa kecurigaan yang belum terselesaikan.

"Kalau begitu, setelah kematian Zhao Jiahang, bukankah Er Niu yang seharusnya membuang mayat kucing ke tempat sampah di luar rumah Zhao Jiahang? Kalau dia meniru alur dari ceritaku, pasti dia sudah membaca naskah alurku.. tidak, mungkin itu lebih awal dari saat dia memberi saran nama dan karakter 'Ah Sheng' di ceritaku, dia mungkin sudah memiliki niat jahat. Tapi, aku masih tidak mengerti, kenapa pembaca yang lain tidak mengakui kalau mereka sudah membaca naskah alurnya?"

Bai Muchuan tidak menjawab.

Sesaat, mereka berdua melihat satu sama lain.

Bai Muchuan tiba-tiba memberi ejekan. "Kamu tidak pernah mencurigai dirimu sendiri?

"Apa kamu akan mencurigai dirimu sendiri?"

Xiang Wan mengerut dengan jijik, dan menjawabnya dengan pertanyaan.

"Lagipula, di kasus ini, Er Niu sebagai wanita yang sensitif, bagaimana dia bisa melakukannya sendiri?"

"Karena itu, dia memiliki komplotan lain!"

"Wang Tongsheng atau Xiao Cheng? Atau mungkin... orang lain?"

Bai Muchuan merenggangkan tubuhnya, kakinya yang panjang bersandar pada bangku. Lalu dia pun mengambil buku dan menutupi wajahnya.

"Kalau aku adalah kamu, aku akan memakai waktu untuk menulis lebih banyak. Waktu adalah uang."

"..."

Suara yang panjang dan merdu mengingatkan Xiang Wan tentang suatu masalah.

Waktu memang adalah uang. Kalau Xiang Wan menulis chapter barunya sekarang, dan segera mengunggahnya sebelum polisi merilis berita kasus pembunuhan itu, seberapa 'menyeramkan' itu?

Bukunya... akankah terkenal?

Dan uang, pastinya lebih banyak uang yang akan mengalir?

Xiang Wan mungkin akan masuk ke dalam jajaran penulis populer?

Xiang Wan merasa pipinya sedikit memerah lagi setelah memikirkan cara untuk memanfaatkan situasi ini.

Bah! Memang benar Xiang Wan ingin menjadi terkenal dan juga mengumpulkan uang, tapi dia juga punya integritasnya sendiri.

Bai Muchuan sudah meremehkannya.

Xiang Wan duduk dengan keadaan linglung dalam waktu yang lama lalu dia akhirnya membuka laptop yang dia bawa.

Demi keangkuhan yang ada di hatinya, serta menjunjung tinggi integritas dari orang yang terpelajar, Xiang Wan tidak mengikuti 'kisah nyata di balik layar' yang telah dia lihat, tetapi dia memutuskan untuk tetap berpegang pada alur naskah aslinya...

"Sejak awal, Er Niu tidak meninggal. Ketika istri pengusaha kaya itu mengetahui hubungan antara suaminya dan Er Niu, dia terbakar amarah. Dia membuat sang pengusaha kaya memilih antara kehilangan seluruh kedudukan dan reputasinya, atau menyingkirkan kekasih dan anak haramnya. Pengusaha kaya itu berjanji kalau dia akan mengurus kekasihnya. Pada saat itu, dia diam-diam menyembunyikan Er Niu dan memalsukan sertifikat kematian untuk menenangkan istrinya."

"Hanya Ah Sheng yang tahu rahasia itu. Kenapa Ah Sheng mengaku bersalah? Pertama, karena orang yang dia cintai sudah meninggal. Kedua, dia melakukannya untuk melindungi Er Niu agar sang istri pengusaha itu tidak membalas dendam dan menyakiti Er Niu."

Pada akhir chapter itu, mungkin karena tanpa sadar dia merasa kesal pada sesuatu, Xiang Wan secara khusus merubah alur naskahnya untuk membuka jalan kasus berikutnya pada seri kasus 'Murder The Dream Guy'.

"Rong Xiaonuan memberi kesimpulan pada kasus itu dalam buku. Di cerita ini, tidak ada yang baik dan buruk, semua hanya orang biasa yang memiliki kebaikan dan kejahatan dalam diri mereka. Masing-masing dari mereka memiliki alasan, tapi mereka tidak terlalu polos. Orang-orang yang melakukan kesalahan harus dihukum – dan tentunya, hal itu juga berlaku pada pembohong."

...

Chapter terbaru Xiang Wan ditulis dengan lancar, dan setelah mengunggahnya ke website, Zhan Se mengetuk pintu dan masuk ke ruangan.

Kedua wanita mulai membuat pembicaraan kecil tentang kampus mereka, kehidupan mereka pada Universitas Zhong Zheng, ketika Quan Shaoteng, Huang He, dan sisa detektif-detektif lain kembali.

Huang He kembali dengan menghela nafas, melaporkan dengan gembira bahwa Tian Xiaoyan tidak melakukan perlawanan dan membiarkan dirinya dibawa oleh polisi. Tetapi, Tian Xiaoyan tidak mengatakan apapun setelahnya.

Zhan Se berdiri. "Aku akan mengunjunginya."

Bai Muchuan mengangguk. "Bersama."

Saat Bai Muchuan mengucapkannya, dia berbalik dan melirik Xiang Wan.

Lirikan itu memiliki makna yang dalam.

Meskipun Bai Muchuan tidak mengatakan apapun, Xiang Wan merasa kalau dia telah menerima izin khusus. Kedua mata Xiang Wan berbinar, dan seperti tikus kecil, dia mengikuti Bai Muchuan dan Zhan Se dengan hati-hati.

...

Di dalam ruang interogasi, AC-nya terasa sangat dingin.

Membuat Xiang Wan bersin, dan dia segera menutup lalu mengusap mulutnya.

Sekarang semua orang berada di ruangan itu.

Bai Muchuan berjalan mendekati Quan Shaoteng dan menepuk pundaknya. "Kamu melakukannya dengan baik! Aku akan memberikan saran pada Bos Leng dari Red Thorn Squad untuk membuatmu berganti profesi, supaya kita bisa bekerja bersama!"

Quan Shaoteng menjadi khawatir saat mendengar hal itu. "Jangan begitu, bro! Kamu membalas kebaikanku dengan rasa tak tahu terima kasih?!"

Ujung bibir Bai Muchuan sedikit naik. "Saat ini sedang masa damai. Hanya aku yang bisa memberimu gairah yang kamu inginkan."

Gairah? Quan Shaoteng menyukai pistol dan senjata, suka pergi berkelana serta melakukan olahraga ekstrem. Quan Shaoteng menyukai tugas-tugas yang menantang dan menegangkan. Kalimat sederhana itu, setelah keluar dari mulut Bai Muchuan, entah menjadi terdengar ambigu.

Quan Shaoteng sedikit terbatuk, lalu menaruh tangannya pada pundak Bai Muchuan. "Bai Kecil, apa kamu... punya maksud tertentu padaku?"

Bai Muchuan menyipitkan matanya, dan mendekat untuk menatap Quan Shaoteng lebih dekat.

Dua detik, hanya dalam dua detik, Quan Shaoteng mundur dua langkah sambil merasa ketakutan.

Bai Muchuan memukul dada Quan Shaoteng dengan nyaman.

"Perhatikan kelakuanmu! Mulailah sekarang!"

Quan Shaoteng tampak pura-pura tersenyum. Dia menyentuh hidungnya, lalu duduk dengan santai di suatu sisi.

"Baiklah, akan ku lihat gairah macam apa yang bisa kamu berikan padaku!"

"Intel yang malas!" Bai Muchuan mendengus dengan dingin.

"Perilaku keterbelakangan mental!" balas yang lain.

Melihat dua pria dewasa bertengkar, membuat seseorang tak bisa lagi berkata-kata...

Sepanjang percekcokan remeh mereka, Xiang Wan tersadar menjadi tikus kecil, tidak mengatakan apapun. Meskipun begitu, dia hampir tertawa dibuatnya.

Pada akhirnya, saat Xiang Wan akan mengeluarkan senyuman, dia langsung tersedak saat Detektif Bai meliriknya dengan tatapan dingin.

Uhuk!

Karena itu, Xiang Wan diam-diam duduk di pojok ruangan dan memainkan perannya sebagai pendengar yang baik.

...

avataravatar
Next chapter