1 Pria yang Datang Mengetuk

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

"Ah Sheng, ayo lakukan sekarang. Kamu tahu maksudku, kan?"

"Tidak, tidak, tidak! Kita tidak bisa! Dia..."

"Dia itu cuma bajingan yang kejam! Aku dipilih olehnya karena dia ingin aku melahirkan anaknya! Ah Sheng, jangan bicarakan dia lagi. Aku cuma ingin– kamu tahu kan? Melakukan itu denganmu... Karena aku milikmu."

"Er Niu, tidak! Kita tidak bisa mempermainkannya..."

"Kita tidak perlu takut padanya! Tidak perlu lagi! Ah Sheng... Dia sudah tidak ada lagi."

Ah Sheng pun menatapnya dengan penuh tanda tanya.

"Aku... telah membunuhnya."

Xiang Wan sedang membaca apa yang dia tulis, lalu berhenti saat dia melihat sepupunya, Fang Yuanyuan, menatapnya, dengan sedotan di antara kedua bibirnya. Xiang Wan merengut dan berkata: "Kamu tidak merasa bagian ini terlalu tegang kan?"

Fang Yuanyuan mengacak-acak rambutnya dengan kesal. "Kak, kamu tahu tidak, kenapa setiap buku yang kamu tulis selalu gagal?"

"Hm?"

"Dialog dan isinya lemah! Logikanya tidak jelas! Dan apa yang kamu sampaikan tidak bisa dipahami oleh para pembaca! Kamu tidak paham ya, apa yang ingin dibaca oleh para gadis muda sepertiku? Pastinya yang romantis, romantis, romantis! Hal sepenting itu memang harus diucapkan tiga kali!"

"Bukannya ada hal yang romantis di novelku? Sebentar, apa yang dimaksud gadis muda sepertimu?!"

"...Menurutmu sendiri bagaimana?"

Fang Yuanyuan merengut, dan melihat ke arah Xiang Wan penuh simpati.

"Lagipula, kamu kan belum pernah pacaran. Apa kamu yakin bisa menulis cerita romantis? Kamu harus membuat adegan seks. Dan bagaimana bisa kamu menulis sepasang kekasih, yang saling mencintai dengan segenap jiwa? Makanya, aku menyarankanmu untuk segera pacaran, oke?"

"Tapi... Aku menulis novel misteri pembunuhan." Ucap Xiang Wan sambil tersenyum.

"Gadis-gadis tidak suka dengan novel pembunuhan tanpa adegan romantis! Dan kalau kamu ingin mendapatkan pembaca laki-laki, novelmu masih kurang oke di beberapa bagian..."

"Fang Yuanyuan!" Xiang Wan menyela, sambil memaksakan senyum. "Aku juga punya beberapa pembaca setia.."

"Lupakan saja! Dengan sampah yang kamu tulis itu, kalau aku bukan editormu, kamu tidak akan mungkin bisa jadi penulis VIP! Cuma ada beberapa pembaca yang membayarmu, bahkan royaltinya tidak cukup untuk membayar sewa! Sepupuku tersayang, menyerah saja!"

Xiang Wan bersandar di kursinya perlahan, sambil menatap ke sepupunya itu, lalu dia sedikit tersenyum.

"Suatu hari nanti, aku akan menulis cerita yang paling terkenal di internet. Apa kamu percaya?!"

"Kamu? Haha!" Fang Yuanyuan menaruh cangkir kopinya di atas meja, dan segera mengambil tas jinjingnya. "Bibi sudah mengatur kencan buta besok, tepat jam delapan malam, di Ocean Sky Hotpot. Lakukan apa yang menurutmu benar!"

Sesi perjodohan lagi! Xiang Wan menepuk dahinya sendiri.

Setelah membereskan laptopnya, dia meninggalkan kafe. Cuaca di luar terasa seperti oven. Dia bisa mendengar suara kipas angin listrik dari jalanan di dekat rumahnya. Angin sepoi-sepoi segera tergantikan oleh hembusan angin yang panas. Dia merasa seperti terpanggang hidup-hidup.

Dia menyewa sebuah apartemen dengan satu ruang keluarga dan satu kamar tidur untuk menghindari omelan ibunya, walau dia tidak punya banyak uang.

Di usia yang baru 26 tahun, dia sudah menghadapi kejamnya midlife crisis. Dia belum pernah berpacaran dan dia tidak merasa malu, namun dengan wajah cantiknya, saudara-saudaranya mengira dia terlalu arogan dan suka pilih-pilih. Seiring berjalannya waktu, mereka mengira ada sesuatu yang salah dengannya.

Haruskah dia segera menikahi seorang pria, dan meninggalkan

cita-citanya?

Hatinya yang rapuh semakin hancur berkeping-keping, lalu

suara ponselnya berdering ketika dia sampai di dasar gedung apartemen tempat

tinggalnya.

"Oh ibu! Ada apa lagi? Kamu menggangguku saat sedang memikirkan alur cerita untuk novelku!"

"Alur novel! Selalu saja tentang alur novelmu! Siapa sih yang mau

membaca novel buatanmu itu? Biar ibu ingatkan ya, kamu hampir berumur 30 tahun..."

"Aku masih 26 tahun!"

"Dibulatkan saja ya!"

"Benarkah kau ibuku?" Xiang Wan merasakan kepalanya berdenyut. Dia merasa, mungkin itu hanyalah efek dari pendingin ruangan yang dia nikmati di dalam kafe. "Aku cuma belum menemukan laki-laki yang cocok, oke?"

"Tipe laki-laki apa yang kamu sukai? Beritahu ibu, dan ibu akan

mencarikannya untukmu."

"Laki-laki dengan kekayaan tingkat nasional dan tampan,

dengan tinggi badan di atas 1.9 meter, perut berotot 16 packs,

tinggal di villa 88 lantai, dan bangun di kasur yang berukuran 800

meter. Selain itu, aku tidak mau."

"...Kamu ingin menikahi seekor kelabang?"

"Sampai jumpa bu!"

"Hei!"

Xiang Wan sedang mengobrol dengan ibunya sambil menaiki tangga. Sebelum dia tersadar, dia sudah terengah-engah, dan telah sampai di lantai ke-6.

Itu adalah lantai yang paling atas. Di bawah teriknya musim

panas, siapapun pasti akan merasa seperti kepiting yang direbus, berharap bisa

terbebas dari rasa panas itu. Namun, ada seorang pria yang dengan tenang bersandar

di dinding, tepat di luar pintunya. Dia nampak sopan, keren, dan sangat bersih

tanpa ada keringat sedikitpun di dahinya– kehadiran lelaki itu sangat menyilaukan matanya, dan dia pun jadi merasa pusing...

Pria itu terlihat tinggi dan memiliki pembawaan yang tegas, seakan-akan dia adalah tokoh nyata yang ada di dalam cerita drama.

Dia menatap ke arah Xiang Wan tanpa emosi. Kedua matanya terlihat

sangat bersinar di bawah sinar matahari, namun di saat yang bersamaan, dia terlihat

tidak ramah, dingin dan arogan. Tetapi, sebaliknya, kedua matanya

memancarkan aura mempesona yang dapat menggoyahkan perasaan para gadis, hanya

dengan melihat fisiknya dan melakukan kontak mata dengannya. Dia adalah tipe pemeran pria utama yang ada di dalam cerita-cerita fiksi romantis.

Astaga, apa yang kamu lakukan pada hatiku yang masih suci!

Xiang Wan menghela nafas di dalam pikirannya sambil mengeluarkan kunci.

"Siapa yang kamu cari?"

Dia menenangkan diri, meredakan perasaan kagum di dalam dirinya.

Ketika pria itu melirik ke arahnya, dia berkata, "Kamu adalah

Xiang Wan."

Pandangan mata itu sangat menarik, dan suaranya sangatlah seksi.

Xiang Wan tidak pernah berpikir, kalau namanya bisa terdengar

sangat bagus di telinganya. Kedua pipinya pun mulai terasa panas.

"Ya, apa ada masalah?"

Ujung bibir pria itu menjadi naik. Dengan seketika, pandangan

Xiang Wan hampir meleleh di bawah senyuman itu. Dia

mengeluarkan lencana anggota kepolisian miliknya, dan menunjukannya pada

Xiang Wan.

"Anda telah dicurigai sebagai pembunuh. Dimohon bekerja sama

untuk penyelidikan!"

avataravatar
Next chapter