28 Orang yang Berkemauan Lemah

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Terobosan besar!

Tidak ada berita yang lebih menyenangkan dari ini!

Saat kasus itu perlahan-lahan terbuka dan berkembang menjadi seperti ini, senar dalam hatinya sudah meregang cukup kuat.

Kedua mata Xiang Wan yang gelap menatap Bai Muchuan dengan penuh harapan, menunggu mendengarkan terobosan itu.

Namun, Bai Muchuan mengalihkan pandangan dari tatapan Xiang Wan yang penuh harapan. Bai Muchuan menoleh pada Zhan Se yang sedang tersenyum.

"Guru Zhan, terima kasih atas kerja kerasmu malam ini. Sekarang sudah larut, aku akan meminta Huang He mengantarmu kembali ke hotel. Kita akan membicarakan detail kasus itu besok pagi..."

"Tidak masalah." Zhan Se masih terlihat energik dan nada bicaranya terdengar seperti dia sedang dalam suasana hati yang bagus. "Aku benar-benar tidak lelah saat mengerjakan itu. Sudah cukup lama sejak aku melakukan perjalanan ke kota lain, Wang Tongsheng berkemauan lemah sehingga melebihi ekspektasiku, aku bahkan tidak perlu berusaha dengan keras..."

"Itu karena dia bertemu kamu. Kalau itu orang lain, mungkin tidak akan semulus ini."

"Wah! Laowu belum pernah memberitahuku kalau Kapten Bai sangat bagus dalam memberi pujian?"

Saat keduanya mencoba bersikap sopan pada satu sama lain, Xiang Wan, yang berharap segera mengetahui hasilnya, menjadi terlupakan.

Xiang Wan tak bisa berkata-kata.

Detektif Bai ini menyebutkan bagian pertama, dan Xiang Wan pikir dia akan melanjutkannya, tapi sebaliknya, itu benar-benar berhenti.

Jadi, apa terobosan besar itu? Xiang Wan ditahan dalam ketegangan!

Zhan Se berjalan ke arah Xiang Wan. "Xiang Wan, aku pergi dulu. Aku akan berbicara padamu lain kali."

Xiang Wan tahu tentang formalitas seperti ini, dia tersenyum dan bersalaman dengan Zhan Se. "Baiklah, Senior. Berhati-hatilah."

Zhan Se mengangguk dan pergi dengan Huang He yang muncul di pintu.

Xiang Wan mengantar Zhan Se menuju pintu, dan saat dia berbalik, Bai Muchuan tampak sibuk dengan ponselnya. Selang waktu cukup lama, Bai Muchuan tidak mengangkat kepalanya. Xiang Wan tidak tahu apa yang sedang dilakukannya.

Xiang Wan sudah tidak tahan lagi. "Detektif Bai..."

Bai Muchuan masih tidak mengangkat kepalanya. Tapi, dia malah memberi isyarat dengan tangannya untuk menghentikan Xiang Wan, lalu dia lanjut sibuk dengan ponselnya.

Xiang Wan: "..."

Xiang Wan tidak ada pilihan selain menunggu Bai Muchuan menyelesaikan panggilan telponnya.

Jadi, xiang Wan duduk santai selama sepuluh menit sebelum dia mendengar Tuan Muda Bai menghela nafas lega.

Bai Muchuan melihat Xiang Wan dengan tatapan khawatir. "Ada apa? Terlihat 'sangat baik' hari ini?"

Siapapun akan terlihat 'sangat baik' kalau berada di keadaan buruk ini! Xiang Wan membalas dalam hatinya.

"Haha." Xiang Wan terpaksa berpura-pura acuh tak acuh saat dia menggelengkan kepala. "Sekarang, apa yang harus ku lakukan? Mengidentifikasi mobil itu?"

"Oh, aku hampir lupa tentang itu!" Bai Muchuan tampak baru teringat tentang hal itu, jemarinya yang panjang menahan dahinya. "Tidak perlu mengidentifikasi mobilnya, Huang He sudah menemukan mobil itu."

Apa? Seefisien itu?

Kalau mobilnya sudah ditemukan, kenapa tidak ada yang mengatakannya pada Xiang Wan?

Ditambah lagi, kalau mobilnya sudah ditemukan, apa yang sedang dia tunggu disini?

Kemarahan Xiang Wan setelah menunggu semalaman memuncak menjadi kobaran api. "Detektif Bai! Kalau kamu tidak membutuhkanku, kenapa kamu memanggilku kesini?! Jadi, apa kamu ingin bersenang-senang, hm?"

Kedua mata Xiang Wan penuh dengan rasa malu dan marah karena merasa dibodohi, terlihat benar-benar terang.

Detektif Bai menyipitkan matanya, tatapannya menetap di wajah Xiang Wan. "Kupikir kamu yang membutuhkanku?"

Xiang Wan: "..."

Xiang Wan bernafas dengan berat; dadanya tampak kembang kempis dan tertekan dalam karena kemarahannya. Dia merasa ingin memberinya pukulan yang bagus, tapi dia khawatir kalau dia akan ditangkap karena menganiaya petugas kepolisian.

Tidak ada pilihan lain, kemarahan Xiang Wan harus dia tahan, membuat jantung dan dadanya tetap mengembang dan mengempis...

Ekspresi wajah Bai Muchuan berubah menjadi serius, tatapannya masih menetap pada Xiang Wan. "Laptopnya? Aku tidak perlu memberi kompensasi lagi?"

Xiang Wan kembali berkobar. "Detektif Bai, aku sangat berterima kasih. Tolong, bisakah kamu jangan berhenti untuk bernafas, dan melanjutkan perkataanmu dalam sekali jalan? Kalau kamu ingin memberi kompensasi laptopku, bilang saja, kenapa harus bilang kalau aku membutuhkanmu atau apa..."

Alis Bai Muchuan yang enak dipandang menjadi naik. "Kamu pikir, apa yang aku maksudkan?"

Xiang Wan membeku sesaat – dia tidak bisa menjawabnya.

Berkali-kali, kapanpun itu tentang sesuatu yang sensitif, biasanya wanita berada pada posisi yang tidak menguntungkan daripada pria.

Xiang Wan merasa lemah saat melawan Bai Muchuan seperti ini. Dia begitu marah hingga berharap bisa mengunyah Bai Muchuan. Tapi, Bai Muchuan terlalu serius sampai tidak ada tanda-tanda dia sedang mengolok-olok Xiang Wan. Ditambah lagi, Bai Muchuan bahkan dengan sabar menjelaskan banyak hal padanya.

"Dari awal, kamu memiliki hubungan yang erat dengan kasus itu, dan novelmu terhubung dengan kasus itu. kupikir kamu akan membutuhkanku untuk menjawab keraguanmu?!"

Sial! Tidak bisakah dia mengatakan itu lebih awal!

Ya! Tentu saja, aku butuh! Aku sangat membutuhkannya!

Xiang Wan memaki-maki di dalam hatinya, tapi dia harus menyerahkan pada Bai Muchuan.

Bai Muchuan selalu bisa menyinari dunia kecil di dalam diri Xiang Wan, lalu perlahan membakarnya. Tapi pada akhirnya, akan terlihat kalau Xiang Wan yang mengganggunya tanpa alasan yang jelas.

Seperti apa yang Xiang Wan lakukan tadi.

Bai Muchuan memberi tugas pada timnya lalu membiarkan Detektif Tang yang menyetir mobil. Para detektif yang sedang bekerja akan makan malam di suatu tempat yang dekat. Bai Muchuan juga mengajak Xiang Wan untuk bergabung dengan mereka.

Bai Muchuan mengambil peran menjadi orang baik selama seharian penuh.

Xiang Wan tidak merasa ingin makan, tapi rasa penasarannya pada kasus itu sangat berat sehingga dia setuju pada 'manipulasi' Bai Muchuan.

Pada saat itu, di sana hanya ada detektif-detektif dari tim investigasi kriminal, dan tidak ada yang berasal dari tim forensik.

Kapten Bai mentraktir mereka makan malam, membuat para detektif menjadi antusias. Mereka tidak menjaga formalitas dengan Bai Muchuan dan memesan makanan-makanan yang paling mahal.

Bai Muchuan nyaris tidak mengatakan apapun. Dia hanya sesekali meminta setiap orang, untuk memilih sendiri dengan makanan dan minuman.

Terus terang, Detektif Bai yang sekarang ini tampak ramah. Saat dia duduk disana dengan perilaku yang elegan, terdapat perasaan seperti pria gagah telah mengunjungi dunia sekuler. Entah itu dari penampilan atau watak, kemanapun dia pergi, dia akan menarik mata orang lain.

Disana ada dua gadis muda dari meja sebelah yang tetap melihat ke arah Bai Muchuan. Mereka tidak bisa memalingkan tatapan darinya.

Xiang Wan benar-benar tidak sadar dengan semua itu dan tidak ada suasana hati untuk mengapresiasinya juga. Otak Xiang Wan disibukkan oleh pertanyaan dan rasa penasaran tentang terobosan besar Wang Tongsheng.

"Detektif Bai, jadi, apa yang terjadi? Kamu masih belum memberitahuku!"

"Apa kamu pikir ini tempat yang bagus untuk membicarakan itu?"

Saat Bai Muchuan mengatakannya, dia memberi isyarat untuk Xiang Wan melihat ke sekelilingnya. Dua gadis muda yang mencuri pandangan pada Bai Muchuan itu langsung tertpergok olehnya dan Xiang Wan. Wajah mereka langsung memerah dan segera menundukkan kepala.

Xiang Wan merasa tertegun. Bai Muchuan meliriknya, dan ujung bibirnya naik, memperlihatkan ekspresi tsundere yang tidak bisa dijelaskan, sangat berkharisma dan tampan. Senyum itu membuat wajah tampannya menjadi tak tertahankan.

Pada saat itu, Xiang Wan hampir tercekik.

Apa yang dimakan pria ini sejak kecil? Senyumnya terlalu memikat!

Sudah jelas, tidak ada wanita yang bisa menolak senyuman seperti itu kan? Kalau Bai Muchuan bisa tersenyum seperti itu setiap hari, siapa yang bisa menolak permintaannya...

Xiang Wan yang terpesona dengan senyuman itu sedang membiarkan imajinasinya menjadi liar, ketika tiba-tiba ada udang yang mendarat di mangkuknya.

"Kamu tidak makan banyak saat makan malam hotpot, kan?" tanya Bai Muchuan. "Makanlah lebih banyak, dan simpan lebih banyak energi untuk berkelahi."

"..."

Xiang Wan benar-benar tidak punya kekuatan untuk melawan logika pikiran Bai Muchuan, yang tidak bermain mengikuti aturan.

"Aku tidak suka makan udang!" ucap Xiang Wan.

"Tapi aku suka."

"?"

"Aku tidak suka mengupasnya," ucap Bai Muchuan.

"?"

Jadi, Bai Muchuan suka makan udang tapi tidak suka mengupasnya. Tapi apa hubungannya dengan Xiang Wan?

Xiang Wan kebingungan. Wajahnya dipenuhi tanda tanya, tapi Detektif Bai menjawab secara alami, seolah itu adalah tanggung jawabnya. " Sesama rekan membantu satu sama lain."

Sepasang sarung tangan sekali pakai diserahkan kepada Xiang Wan. Dia begitu banyak mengumpat di dalam kepalanya, hingga dia hampir menyemburkan kata-kata kotor. Namun, Xiang Wan tidak bisa menahan tatapan 'minta tolong' dari Bai Muchuan.

Xiang Wan harus mengakui kalau dia hanyalah orang biasa!

Xiang Wan tidak terkecuali! Dia tidak bisa menolak tuntutan pria tampan, kemauan dalam dirinya bahkan beberapa kali lebih rapuh daripada Wang Tongsheng.

Pada saat Xiang Wan mengupas udang untuk Bai Muchuan, hatinya hampir dipenuhi dengan kepahitan seorang pahlawan yang telah berkorban.

Sial! Kenapa dia harus melakukan semua ini? Xiang Wan bahkan belum menyentuh makanannya, dan sekarang dia menjadi pelayan kecil yang mengupas udang untuk Tuan Muda itu?

Karena itu, Xiang Wan melayani rekannya, sambil merasakan pergolakan sepanjang makan hingga selesai.

Para detektif kembali ke kantor mereka, sementara Bai Muchuan secara pribadi mengantar Xiang Wan kembali.

Itu adalah villa Bai Muchuan.

Di bawah lampu malam hari, halaman itu tampak sangat mewah.

Xiang Wan melihat Bai Lu yang menunggu di pintu masuk. Gadis muda itu terlihat seperti ibu rumah tangga yang merajuk dan merasa tidak puas.

Xiang Wan akhirnya menyadari apa yang dimaksud dengan 'menyimpan lebih banyak energi untuk berkelahi'.

Namun, atas dasar apa Xiang Wan harus bertengkar dengan Bai Lu?

Xiang Wan menolak turun dari mobil dan mengembalikan kartu bank itu ke Bai Muchuan. "Ambil ini kembali, aku hanya perlu jumlah uang untuk membayar laptopku. Aku akan pergi ketika sudah mendapatkan uangnya!"

Bai Muchuan menatap Xiang Wan. Di bawah lampu jalanan, wajahnya yang tegas sangat memikat. "Apa kamu yakin?"

Suara Bai Muchuan sangat dalam dan dingin dengan nada yang rendah. Ketika terdengar di dalam mobil, itu seperti memberikan efek yang memikat.

Thump! Jantung Xiang Wan berhenti berdetak.

Apa kamu yakin dengan hal itu? pikir Xiang Wan.

Semua pengalaman mengerikan mulai berkumpul dalam pikiran Xiang Wan dan merangkak ke arahnya seperti ular.

Mobil yang hampir menabraknya di gang, wajah Er Niu yang tersenyum, pot bunga yang jatuh dan hampir menghilangkan nyawanya... semua adegan itu terulang di benaknya, dan dia mulai kesulitan bernafas.

Xiang Wan menelan ludah, dan tiba-tiba merasa tak berdaya. "Aku akui kalau aku sedikit takut. Tapi, ini bukan alasan kenapa aku harus tinggal di sini."

Satu detik kemudian, Xiang Wan mengangkat kepalanya dan menatap Bai Muchuan dengan lekat. "Detektif Bai, kita tidak saling mengenal dengan baik."

Bai Muchuan mengangkat kedua alisnya – dia tidak bisa menyangkal hal itu.

Xiang Wan menyipitkan matanya dan menatap Bai Muchuan. "Katakan padaku, kenapa kamu mengkhawatirkanku? Kenapa kamu membawaku ke rumahmu lagi?"

Bai Muchuan terdiam cukup lama dan tidak menjawab.

Mobil di malam itu tampak sunyi.

Dalam waktu yang lama, keduanya tidak ada yang berbicara. Hanya suara nafas mereka yang bisa terdengar.

Jantung Xiang Wan berdebar kencang. Dia tidak bisa menahan mendesak jawaban kembali. "Kenapa?"

Tatapan Bai Muchuan tampak dingin seperti gunung yang tertutup salju. "Kamu masih belum merilis chapter baru hari ini!" dia berbicara sambil mengucapkan setiap suku kata. "aku ingin membaca chapter terakhirmu, sebelum memberitahu tentang investigasi kami yang terbaru."

...

avataravatar
Next chapter