2 Membunuh Sang Pria Idaman

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Bai Muchuan.

Lencana anggota polisi itu menunjukkan nama sang pria.

Foto lelaki di lencana itu terlihat lebih muda dari orang di hadapannya, dia juga sedang tersenyum tipis di foto itu.

Orang di foto itu juga memiliki wajah seperti pria tersebut– dingin, keren, seksi, gagah, dan juga kepribadian yang terlihat rumit.

Ketika Xiang Wan memikirkan kata-kata untuk mendeskripsikan lelaki di depannya, tiba-tiba detak jantungnya menjadi cepat dan lidahnya terasa kering.

"Bisakah kamu mengulangi kata-katamu? Aku tidak bisa mendengarnya dengan jelas."

Pria itu menunjukkan tatapan yang aneh di bawah terik matahari musim panas.

"Anda dicurigai sebagai pembunuh," ucapnya, "dimohon bekerja sama untuk penyelidikan."

...

Saat itu, Xiang Wan bisa mendengarnya dengan jelas.

...

Dia telah menjadi gadis kutu buku selama beberapa tahun dan dia sangat meyakini instingnya, walaupun terkadang dia begitu mudah dibohongi atau ditipu.

Pertama, dia tidak tahu "detektif" mana yang terlihat begitu menawan, tampan, dan bertubuh jenjang tinggal di gang kumuh ini.

Kedua, setiap kali perlu membawa seseorang untuk diinterogasi, para polisi akan mengutus minimal dua orang anggota kepolisian. Dia paham hal-hal mendasar seperti ini.

Ketiga, dia berharap supaya bisa berada di rumah selama 48 jam sehari, jadi bagaimana dia bisa terjerat dalam kasus pembunuhan?

Xiang Wan berfikir bahwa dia sedang menemui detektif palsu, seorang penipu.

Mungkin hal yang dia tidak pahami adalah, jika penipu ini sebenarnya penjahat atau hanya mengincar uangnya saja.

"Ahem!" Dia berdehem. "Bagaimana caranya aku bekerja sama?"

"Anda harus pergi dengan saya!"

Dong! Jantung Xiang Wan berdegup kencang. Melihat ke arah pria yang sulit memperlihatkan emosi itu, dia mempercayai dugaannya.

"Baiklah, tapi aku harus ganti baju dulu."

Dia mengibaskan kerah blusnya yang telah basah karena keringat, dan mengayunkan kunci di tangannya sebagai sinyal, agar si pria itu segera menyingkir dari jalannya.

Dia melirik ke arah gadis selama 5 detik, sebelum akhirnya minggir.

Xiang Wan berusaha terlihat tenang, lalu membuka pintu sambil merasa jantungnya akan copot. Kedua tangannya hampir bergetar saat dia memutar kunci itu.

Akhirnya pintu pun terbuka.

"Tunggu sebentar." Xiang Wan berbalik untuk tersenyum ke arahnya, sebelum dia dengan cepat masuk ke dalam, dan membanting pintu agar tertutup.

Sesaat sebelum pintu logam itu tertutup, sebuah tangan tiba-tiba muncul dari celah pintu, dan pintu itu terbanting keras mengenainya.

Ah! Xiang Wan ikut merasakan sakit, namun tetap terlihat tidak perduli.

"Lepaskan!"

"..." Susah payah dia menjebak tangan pria itu, kenapa dia harus melepaskannya?

Xiang Wan mendorong tubuhnya pada pintu, untuk memastikan kalau pria itu berhasil masuk perangkapnya. Jantungnya berdetak kencang seakan-akan dia merasakan bunyinya, kemudian dia memencet nomor layanan hotline milik polisi – 110.

"Halo, apakah ini 110? Saya ingin melaporkan sebuah kasus!"

Pria itu tidak bergerak namun malah memperhatikannya dengan seksama.

Dari celah pintu, dia bisa melihat tatapan sang pria yang setajam pisau, seperti sepasang mata serigala, seolah dia bisa tercabik kapanpun.

Rasa menggigil muncul dari ujung kakinya, dan seluruh tubuh Xiang Wan berubah menjadi kaku.

"Ya, ya, ya, Perumahan Taman Hijau nomor tiga, lantai ke enam, bangunan nomor tiga! Ada seseorang yang menyamar menjadi anggota kepolisian, dan saya berhasil menjebaknya disini..."

"..."

Xiang Wan menutup panggilannya. Dia merasa cukup lega karena pria itu tidak berusaha menarik tangannya.

"Anak muda, kamu terlihat sangat tampan, kenapa kamu tidak menjadi gigolo saja daripada bekerja sebagai penipu?"

"..."

"Dengan tampangmu yang seperti idola, kamu bisa mendapat sugar mama yang kaya untuk menjalin hubungan gelap. Lalu kamu bisa mendapat uang tunai secara legal. Bukankah itu lebih mudah untukmu? Kenapa malah terlibat dalam tindakan ilegal?"

"Kalau anda tidak ingin melepaskan saya, saya akan menangkap anda, karena sudah menyerang anggota kepolisian!"

"Haha!" Penipu ini kurang ajar juga ya? Pikir Xiang Wan.

Xiang Wan mengerahkan seluruh tenaganya untuk mendorong pintu itu sambil menggertakkan giginya.

"Baiklah kalau begitu! Di saat polisi datang, kamu bisa memanggil mereka! AH—"

Itu adalah jeritan kerasnya!

Tiba-tiba tangan itu seakan punya kekuatan saat dia mendorong pintu dengan paksa, bersamaan dengan tubuhnya yang seberat 90 pound. Selanjutnya, pria itu menarik lengan Xiang Wan, dan menjepit tubuhnya ke pintu yang sedang terbuka itu.

Tangannya yang lain mendorong pintu itu juga, menghalangi sinar matahari. Dia bisa mendengar nafasnya.

Itu benar-benar aksi yang mendebarkan!

Xiang Wan merasakan jantungnya tenggelam. "Tolong! Pemerkosa—"

Di sana terdapat kantor polisi yang jaraknya tidak terlalu jauh, dan terletak tepat di hadapan rumahnya. Xiang Wan sering melihat kendaraan polisi bergerak keluar masuk dari tempat itu saat dia memakan mi instan di samping jendela.

Dengan teriakan kencangnya, suara langkah kaki dapat terdengar datang dari arah tangga. Seorang detektif perawakan tinggi berpakaian sipil sedang bernafas terengah-engah. Dia telah sampai lebih awal dari anggota kepolisian yang baru saja diperintahkan oleh Xiang Wan.

"Bos.... Saya hanya pergi untuk membeli sebungkus rokok. Kenapa hal ini, ini, ini..."

Ini, ini, ini – ada apa dengan hal ini?

Bosnya sedang menjepit seorang wanita di pintu, dan wanita itu berteriak pemerkosa...

"Tempat kejadian perkara" itu terlalu unik, sampai dia tidak bisa menggambarkannya.

Bai Muchuan menatapnya selama dua detik sebelum akhirnya melepaskan Xiang Wan.

"Sekarang saya akan menyerahkan masalah ini padamu." Dia memakai sebuah kacamata hitam lalu beranjak pergi.

Cuaca sedang terik—Xiang Wan pun tertekan—semuanya menjadi serba salah.

Dia melihat tangan Bai Muchuan yang lebam dan terdapat bintik-bintik darah kecil. Keringat dingin keluar dari punggungnya dan mengalir ke bawah dari dahinya.

"Ehm..."

Dia menarik nafas panjang dan mencoba menjelaskan dirinya, agak tidak dituduh menyerang anggota polisi. Tetapi ketika pria itu melepaskan tangannya dan berjalan pergi, dia sedikit mencium aroma pepermin manis yang tiba-tiba membuat lidahnya kaku.

Dia tidak bisa berkata-kata lagi.

Detektif yang tinggi dan kurus itu adalah tipe orang yang blak-blakan. Dia tidak ingin Xiang Wan merasa malu. "Anda Xiang Wan kan? Kita membutuhkan anda untuk membantu penyelidikan sebuah kasus. Ini bukan tempat yang tepat untuk bicara. Kita minta anda melakukan perjalanan ke Unit Investigasi Kriminal."

...

Ruang interogasi itu dipenuhi aura dingin, membuat Xiang Wan merinding.

Korban yang telah meninggal adalah seorang pengusaha lokal yang terkenal dari Kota Jin —Zhao Jiahang.

Zhao Jiahang masih berusia 30-an tahun, saat dia telah menjadi pimpinan dari perusahaan publik yang memiliki saham senilai ratusan juta dollar. Tidak hanya memiliki karir yang mulus, dia juga memiliki wajah tampan yang dikagumi para wanita. Dia memiliki kehidupan yang membuat orang lain iri.

Mungkin satu hal yang kurang dari kehidupannya yang sempurna adalah, dia tidak memiliki keturunan; istrinya mengalami kelumpuhan separuh badan akibat kecelakaan yang menimpanya beberapa tahun lalu, membuat dia tidak bisa hamil.

Akan tetapi, meskipun Zhao Jiahang sangat kaya dan menawan, dia tidak mengabaikan istrinya yang setengah lumpuh. Dia masih mencintainya dengan sepenuh hati—contoh sempurna seorang suami idaman.

Ketika dia melihat beberapa foto mengerikan yang diambil oleh polisi di tempat kejadian, Xiang Wan ingat bahwa dia melihat foto-foto tersebut di media. Masing-masing dari mereka terlihat mempesona dan tampan. Sesaat, dia tidak bisa menerima kenyataan yang menimpa pria itu.

"Siapa yang membunuhnya?!"

"Itu adalah hal yang ingin kami tanyakan pada anda."

"Menanyakanku? Bagaimana aku bisa tahu? Aku sama sekali tidak mengenalnya."

Kedua detektif saling bertukar pandangan lalu memberikannya sebuah dokumen.

"Lihat detail dari kasus ini. Apakah itu terlihat familiar bagi anda?"

Berdasarkan dokumen itu, Zhao Jiahang terbunuh di samping mobil SUV-nya yang berada di garasi villa miliknya.

Sudah banyak yang tahu kalau Zhao Jiahang sangat mencintai mobil seperti dia mencintai istrinya sendiri. Dia suka memodifikasi kendaraan, dan menghabiskan banyak uang untuk memasang alat keamanan pada SUV yang berada di lokasi. Alat keamanan itu akan mengaktifkan sepotong baja pendukung, untuk menyeimbangkan dan melindungi SUV-nya kapanpun dia lepas kendali.

Tubuh Zhao Jiaheng tertancap oleh sepotong baja itu tepat ke dinding.

Dari foto itu, Zhao Jiahang telah mengalami kematian yang sangat tragis. Sepasang mata yang dulunya dipenuhi rasa bangga kini menjadi lebar, dengan tatapan ketakutan dan rasa tak percaya, yang mengakhiri kehidupannya yang mencapai masa kejayaan.

Istri Zhao Jiahang pergi mengunjungi orang tuanya 2 hari yang lalu. Tidak ada orang lain yang berada di rumah.

Kamera pengintai tidak menangkap sosok lain di dalam garasi, kecuali Zhao Jiahang sendiri.

Tiada petunjuk apapun yang menunjukkan adanya kasus pembunuhan di lokasi kejadian.

Para polisi sementara ini telah menetapkan, bahwa itu sebuah insiden yang disebabkan oleh kesalahan teknis pada kendaraan. Zhao Jiahang dipercayai sedang keluar dari kendaraannya, untuk memeriksa kondisi yang tidak normal tanpa menarik remnya. Lalu dia terdorong ke ujung garasi oleh kendaraannya yang sedang bergerak, dan alat keamanannya pun terpicu, membuat dia menjadi terbunuh.

Seorang pria terbunuh oleh kendaraannya sendiri.

Itu hal yang jarang terjadi tapi tidak mustahil.

Akan tetapi, tepat pukul 10 pagi itu, berita meninggalnya Zhao Jiahang baru saja dirilis oleh media. Tidak lama kemudian, seseorang melaporkan ke polisi, bahwa dia menemukan adanya kasus kriminal di sebuah web novel dengan judul "Murder The Dream Guy", dimana bukan hanya detail kasusnya yang sama persis, latar belakang korban dan perjalanan hidupnya pun sangat mirip...

"Saya mengaku..." Xiang Wan menelan ludah, kedua lensa matanya menciut ketika dia menatap ke arah detektif yang sedang mencatat pernyataannya. Dia lalu meneruskan kalimatnya hingga akhir, "Ketika saya membuat karakter itu, saya memang menggunakan latar belakang Tuan Zhao sebagai referensi."

"Kenapa anda melakukannya?" Sang detektif menyipitkan matanya.

"Detektif," Xiang Wan berbicara setelah memikirkannya selama beberapa detik, "Apakah anda sudah membaca novel saya? Pembunuh di novel itu, adalah wanita simpanan si pengusaha lokal. Kalau kasusnya memang persis seperti apa yang terjadi di novel itu, maka..."

Dia merasa malu karena telah merusak reputasi Zhao Jiahang, yang selalu menjadi tokoh panutan yang dikenal mencintai istrinya sepenuh hati, dengan menambahkan seorang wanita simpanan di dalam novelnya.

"Tentu saja, saya tidak tahu apakah Tuan Zhao benar-benar memiliki istri simpanan atau tidak. Apa yang saya tulis di novel hanyalah rekayasa..."

"Bukan itu poinnya," sebuah suara merdu menyela ucapannya.

Xiang Wan berbalik dan melihat seseorang, dengan tampilan cahaya dari pintu, itu adalah Bai Muchuan.

Dia melepas sarung tangan putih dari tangannya, dan menolehkan pandangan dari novel "Murder The Dream Guy" menuju ke arah Xiang Wan. Kedua mata Xiang Wan terlihat sedikit melebar ketika dia melihatnya.

"Poin pentingnya adalah, Zhao Jiahang meninggal sekitar pukul setengah 11 tadi malam. Sedangkan, chapter novel anda yang berkaitan dengan detail kejadian itu, dipublikasikan tepat pukul 12 pagi ini."

Di saat itu juga, Xiang Wan merasa seolah seluruh darah dalam tubuhnya telah membeku.

Hari ini cuacanya benar-benar panas, namun dia merasa kedinginan dari ujung kepala hingga kaki...

avataravatar
Next chapter