8 Kamulah Pembunuhnya

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Semua orang menghela nafas lega.

Seorang pria dan wanita memasuki ruangan konferensi. Pria itu adalah pimpinan dari tim forensik, Cheng Zheng.

Dia terlihat berusia sekitar 27 sampai 28 tahun. Seperti terpengaruh oleh profesinya yang berurusan dengan mayat selama bertahun-tahun, dia memiliki aura yang "tak dapat disentuh" dan itu membuatnya terlihat dingin dan tidak ramah. Dia sedang memakai mantel putih dan sepasang sarung tangan yang berwarna putih juga, membuatnya terlihat rapi dan menawan. Pada saat yang sama, dia terlihat jarang bersosialisasi dengan makhluk hidup. Ada semacam rasa asing dalam dirinya – ketika dia berdiri disana, dia terlihat paling berbeda.

Chen Zheng baru saja datang ke kota Jin beberapa waktu yang lalu, sama seperti Bai Muchuan. Dia telah belajar di luar negeri selama bertahun-tahun dan dia sangat berbakat dalam hal biologi forensik. Ada yang mengatakan kalau bekerja pada Biro Kota di kota Jin sebagai Kapten Forensik membuat talentanya yang luar biasa terbuang sia-sia.

"Maafkan saya karena terlambat," ucap Chen Zheng sambil menatap ke Bai Muchuan.

Tim forensik lainnya seperti tiada bagi Bai Muchuan.

Kemudian Bai Muchuan melihat jam tangannya, "42 jam."

Sekarang sudah pukul 4 sore.

Tepat 42 jam sejak waktu kematian Zhao Jiahang hingga sekarang. Jelas sekali kalau Bai Muchuan tidak puas dengan kinerja Chen Zheng.

Chen Zheng tidak peduli, dia menoleh ke arah asistennya. "PPT[1]1."

Ruang konferensi menjadi sunyi.

Cheng Zheng berjalan menuju Bai Muchuan lalu menunduk padanya, kemudian dia memulai presentasinya tentang temuan-temuannya.

Dia kembali membahas tempat kejadian perkara dimana Zhao Jiahang menemui ajalnya hanya dalam 10 menit. Dia menjelaskan dengan bahasa yang profesional. Dia memberikan kesimpulan untuk semua bukti fisik, hasil autopsi, dan juga tes pemeriksaan mobil. Lebih tepatnya, bisa mendapatkan laporan yang lengkap dalam waktu 42 jam di bawah peralatan teknologi dan fasilitas dari Unit Investigasi Kriminal sudah termasuk sangat efisien.

Beberapa detektif baru di dalam tim mendengarkannya dengan rasa ingin tahu yang besar, namun ternyata hasilnya sangat luar biasa.

Menilai hasil autopsi dan bukti dari tempat kejadian perkara, kematian Zhao Jiahang benar-benar murni karena kecelakaan.

Teknisi mobil telah melakukan pemeriksaan yang detail pada SUV milik Zhao Jiahang. Hasil akhirnya menunjukkan bahwa penyebab sebenarnya dari kecelakaan itu adalah karena Zhao Jiahang membuat modifikasi yang aneh pada kendaraannya, dan itu membuat koplingnya tersangkut dan tidak bisa kembali ke posisi asalnya. Ketika Zhao Jiahang keluar dan memeriksa atap SUV-nya untuk mencari keanehan, kopling yang tersangkut menjadi longgar namun tidak dapat kembali ke posisi semula dengan tepat. Hal itu membuat SUV bergerak dengan sendirinya dan mengaktifkan alat pengaman, karena itulah Zhao Jiahang terdorong ke dinding garasi dan terbunuh di tempat.

"Kebetulan sekali!" Tang Yuanchu terkesiap.

"Kalau itu adalah sebuah kebetulan, bagaimana novel milik penulis itu bisa mirip dengan kasusnya?"

"...Mungkinkah ada hubungannya dengan hantu?"

Bai Muchuan mengetuk meja agar semua orang menjadi tenang lalu dia melihat ke arah Cheng Zheng.

"Bagaimana dengan tiga kucing yang terbakar?" Ucapnya.

Tiga kucing...?

Suasana di dalam ruangan konferensi langsung menjadi tegang.

Cheng Zheng berbicara perlahan, "Kenapa kamu bisa tahu kalau jumlah kucing itu ada tiga?"

"Dari segi psikologi kriminal," Bai Muchuan mengangkat dagunya, "semua hal terlihat sempurna. Kenapa kesalahan sekecil ini bisa ditoleransi?"

Cheng Zheng menatap tajam ke arah Bai Muchuan lalu dia menoleh ke orang-orang yang ada di ruangan konferensi. "Kapten Bai benar. Kita melakukan autopsi pada kucing itu dan ternyata bukan hanya dua, tapi tiga kucing."

"Apa?!" Suara terkejut terdengar dari seluruh ruangan.

Orang-orang yang bertugas di tempat kejadian jelas melihat ada dua kucing yang dibawa oleh tim forensik.

Terutama Kapten Bai – dia bukan seorang pemeriksa medis dan tidak bergabung dalam pekerjaan tim forensik, kenapa dia sangat yakin kalau ada tiga kucing yang mati?

Chen Zheng menunggu semua orang berhenti terkejut sebelum dia melanjutkan ucapannya dengan stabil, "Temuan yang kita dapatkan memperlihatkan tiga ekor kucing yang berusia sekitar tiga bulan. Mereka adalah saudara, dua jantan dan satu betina. Mereka dianiaya dengan keji selama hidupnya. banyak tulang mereka yang patah, dan tubuh mereka dipotong oleh sang penganiaya... Satu kucing tidak memiliki kepala, sedangkan yang lain tidak memiliki tubuh. Bagian tubuh mereka tidak sempurna."

Ada banyak foto jahat yang "tidak cocok untuk dilihat oleh anak di bawah umur" sedang diperlihatkan di layar.

Ruangan konferensi menjadi sunyi ketika orang-orang mendengarkan dengan seksama.

Tiba-tiba Bai Muchuan tertawa lalu berkata: "Apakah ini hasil kesimpulanmu? Sebuah kecelakaan yang aneh?"

"Hasil kesimpulan harus diselesaikan oleh Kapten Bai." Chen Zheng menoleh ke arahnya. "Saya hanya memberikan referensi. Apakah ada hal lain yang tidak Kapten Bai mengerti soal temuan ini?"

"Chen Zheng, aku tidak mengerti." Ucap Bai Muchuan dengan santai, "dengan keahlian yang kamu miliki, kenapa hasil temuanmu hanya menunjuk pada kecelakaan?"

Chen Zheng menatap ke dalam matanya. Beberapa detik kemudian, dia mengambil alih mouse dari asisten perempuannya lalu mengoperasikan presentasi itu sendiri.

"Tambahan lain, saya berhasil menyaring separuh dari satu buah sidik jari pada SUV yang ditinggalkan lebih dari sebulan yang lalu. Satu-satunya sidik jari yang bukan milik Zhao Jiahang..."

Zhao Jiahang adalah orang yang aneh.

Orang-orang sekaya dirinya memiliki sopir pribadi, namun dia tidak memiliki sopir sama sekali. dia sangat mencintai mobilnya seperti dia mencintai istrinya sendiri, dan dia tidak akan membiarkan seorangpun menyentuhnya sedikitpun.

Semua orang di dalam ruang konferensi tahu jika penyaringan sidik jari itu dilakukan lebih awal, tentu hasilnya akan jadi lebih baik. Sidik jari yang sudah lebih dari satu bulan akan menunjukkan kalau penyelidikan akan menjadi melelahkan. Cheng Zheng menyebutkan ada separuh sidik jari, dan itu bukanlah hal yang berhasil diselidiki oleh profesional forensik lain. Faktanya, kemampuannya inilah yang dihargai oleh Bai Muchuan.

Wajah acuhnya menjadi lemas. "Hasil penyamaan sidik jari?"

"Tidak ditemukan data saat dicocokkan dengan database." Ucap Cheng Zheng. Lalu dia mengangguk pada semua orang di dalam ruangan. "Kita akan memberikan sisanya pada Kapten Bai."

Dia menutup laptopnya lalu memberikan kesempatan pada asisten, kemudian dia bersiap keluar.

Bai Muchuan memanggilnya: "Kasus 720 belum selesai. Kita mungkin akan merepotkan Kapten Chang untuk malam ini..."

Cheng Zheng membalikkan badannya dan menyela kalimat Bai Muchuan, "Saya ada urusan nanti sore, tidak ada lembur."

Bai Muchuan menatap ke arahnya, tiba-tiba alisnya terangkat naik. "Semoga beruntung."

Dia bukanlah orang yang hangat. Untuk mendapatkan izinnya, membuat Cheng Zheng tertegun sesaat.

Dengan tenang Bai Muchuan berbalik arah lalu melambaikan tangan pada timnya. "Siap pecahkan sekarang!"

Setelah laporan tim forensik keluar, semuanya membagi tugasnya masing-masing lalu mulai bekerja.

Investigasi kriminal di dunia nyata sangatlah berbeda dari yang ada di film, drama televisi, dan novel. Tidak ada orang jenius seperti "Conan" yang bisa menyelesaikan segala kasus dengan mudah.

Pekerjaan para detektif lebih tertuju pada penanganan kasus digital modern seperti jalur perakitan. Tim forensik bertanggung jawab pada investigasi di tempat kejadian perkara, seperti mengumpulkan bukti, dan proses identifikasi lainnya. Tim pekerja lapangan akan mengumpulkan informasi dan langsung terlibat pada pengawasan aktivitas dan juga investigasi di tempat. Tim intel bertanggung jawab untuk mencari petunjuk. Dan terakhir, tim pekerja lapangan akan membuat ringkasan dan analisis konklusif.

Para profesional harus mengerjakan pekerjaan yang benar-benar mereka kuasai untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

Bai Muchuan baru saja selesai mengatur pekerjaan saat dia mendapat sebuah panggilan.

"Istri Zhao Jiahang sudah membuat rumah duka pada pintu masuk Biro Kota. Dimana laporan kasusnya?"

Orang yang menelpon itu adalah komisaris dari Biro Kota. Dia mungkin marah karena opini publik akhir-akhir ini, suaranya menjadi terdengar keras dan sedikit nyaring.

Bai Muchuan berpikir sesaat lalu menjawab dengan hangat, "Katakan padanya kalau itu adalah kecelakaan aneh. Kalau dia bisa menerimanya, dia bisa segera pergi dan mengambil jenazahnya!"

"..." Komisaris itu terdiam.

...

Semua orang di Unit Investigasi Kriminal sedang sibuk, namun Bai Muchuan selesai bekerja tepat waktu.

Bagi Huang He, bos barunya itu sangat menjengkelkan, tapi dia tidak bisa melakukan apapun untuk hal itu.

Gaya Bai Muchuan saat menangani kasus sangatlah tegas, teliti dan pantang menyerah.

Dia menolak persetujuan bersama untuk "segera menginterogasi Xiang Wan", dan dia juga menjadi yang pertama pulang untuk membebaskan Xiang Wan yang sedang "ditahan" oleh pengasuh Li.

Kalimat "ditahan" mungkin terdengar serius, tapi memang itulah faktanya.

Dua jam yang lalu, Xiang Wan meminta keluar rumah namun ditolak. Pengasuh Li hanya menguncinya di dalam kamar.

"Tuan Muda Bai, gadis muda ini sangat lemah. Anda seharusnya... sedikit lebih lembut." Ucap pengasuh Li saat dia melihat wajah Bai Muchuan yang sedikit suram, dan khawatir kalau dia akan menyakiti Xiang Wan. Karena itu dia menggunakan kalimat yang halus untuk memberitahunya. "...Anak muda memang penuh energi, bersemangat, dan tidak sabaran. Jangan terlalu dipikirkan kalau ada suatu masalah. Jika ada kesalahpahaman, cukup saling berkomunikasi..."

"..." Bai Muchuan dan Xiang Wan pun terdiam.

Mereka sedang dalam hubungan macam apa yang dipikirkan oleh pengasuh Li?

"Pengasuh Li, turunlah terlebih dahulu." Ucap Bai Muchuan dengan nada dingin.

Ini adalah perintah. Dia hanya seorang pengasuh, jadi tidak sopan rasanya kalau dia ingin berbicara lebih banyak.

Pengasuh Li menghela nafasnya. Dia berkedip ke arah Xiang Wan, mencoba mengingatkannya agar dia mengerti kapan saat yang tepat untuk menyerah sebelum kemudian pergi dari sana.

Sekarang hanya ada dua orang di ruangan itu. Xiang Wan sedikit takut dengan wajah Bai Muchuan saat sedang kesal.

"Detektif Bai, kamu tidak punya hak mengurungku..."

"Seingatku bukankah kamu yang meminta untuk tinggal di rumahku?"

"Itukan tadi malam!" dengan cepat Xiang Wan membalas, namun tiba-tiba dia menjadi tenang. Dia tidak ingin berdebat hanya karena hal kecil. "Detektif Bai, aku ingin keluar bukan karena kencan buta itu, tapi ada suatu hal mendadak yang ingin aku laporkan padamu..."

Pergi ke kencan buta sebenarnya tidak ada hubungannya dengan Bai Muchuan. Dia tidak perlu menjelaskannya.

Namun dia merasa sudah sepantasnya jika dia terlihat seolah-olah "seluruh perhatiannya berada pada kasus ini".

Tentu saja, ketika Bai Muchuan mendengarnya, dia langsung mengangguk.

"Lanjutkan."

"!"

Apakah detektif ini terbiasa menginterogasi orang sehingga menjadi kebiasaan? Pikir Xiang Wan. Setiap kata yang dia ucapkan seakan-akan bahwa dia adalah tersangkanya.

Xiang Wan mengerutkan wajahnya sebagai tanda dia sedang protes, namun nadanya terdengar ringan. "Seseorang meninggalkan komentar aneh di kolom ulasan dan komentar milikku. Tapi saat aku me-refresh halamannya, komentar itu sudah dihapus."

Bai Muchuan menyipitkan kedua matanya seolah sedang memeriksa kebenaran dari perkataannya.

Dia menunjukkan laptop padanya saat dia merasa khawatir kalau-kalau Bai Muchuan tidak akan mempercayainya. "Lihatlah, aku bahkan menyimpan screenshot." Dia menunjuk ke layar.

Di dalam screenshot itu, sebuah pesan telah ditinggalkan oleh sebuah ID yang menggunakan deretan angka nomor ponsel. Isi pesan itu cukup menarik:

"Lakukan yang terbaik, aku yakin kamu akan menjadi populer! Terkenal dan ternama! Tunjukkan seluruh iblis dalam dirimu..."

Bai Muchuan mengirimkan screenshot itu pada Huang He agar nomor ID tersebut dapat diinvestigasi. Kemudian dia berkata pada Xiang Wan: "Kenapa kamu tidak langsung menghubungiku?"

"Apartemenku telah diintai, dan ponselku..." Xiang Wan menertawai dirinya sendiri. "Bagaimana kalau itu diintai juga? Jadi aku berpikir untuk pergi ke biro sendirian. Uhuk! Aku pikir akan lebih aman. Tapi aku sedikit marah waktu pengasuh Li tidak membiarkanku pergi. Entah kasusnya sudah selesai atau belum, sama sekali tidak ada hubungannya denganku. Kenapa aku harus peduli?"

Ketika Xiang Wan berkata bahwa dia marah, sepertinya memang terlihat begitu. Dia mengangkat wajahnya yang terlihat keras dan ujung bibirnya sedikit melengkung hingga memperlihatkan ekspresi wajah yang jijik. Seolah dia adalah tikus yang terjatuh dari atas oven setelah mencuri labu, terlihat penuh kebencian namun juga kasihan.

Bai Muchuan melirik ke arahnya, kemudian dia duduk dan mengambil laptop milik gadis itu.

"Apa yang kamu lakukan?" Xiang Wan terkejut lalu segera mencoba mengambil laptopnya kembali.

Sikapnya saat melindungi laptop itu terlihat sangat menyedihkan.

"Tunjukkan padaku obrolan dari grupmu itu!" Ucap Bai Muchuan dengan tanpa ekspresi.

Tangannya yang akan mengambil laptop itu terhenti. "Kamu tidak mempercayaiku?"

Bai Muchuan tidak menjawabnya tapi memberi isyarat agar dia segera membuka QQ. Xiang Wan terlihat tidak bersedia karena laptopnya dia anggap sebagai barang pribadi, dan itu melibatkan privasinya. Namun, sekarang dia terlibat ke dalam kasus kriminal dan Detektif Bai ingin menginvestigasinya, jadi dia tidak berani mengatakan hal itu.

Memasuki grup QQ miliknya, dia langsung mencari dalam catatan obrolannya. Dengan segera, dia berhenti lalu menatap tak berdaya ke arah Bai Muchuan.

"Aku lupa kalau laptopku telah ter-install ulang beberapa waktu lalu... Aku tidak punya cadangannya."

"Sudah berapa lama sejak kamu memposting naskah alur itu?"

"Sekitar... Sebulan yang lalu? Aku lupa. Bagaimana aku bisa tahu kalau hal seperti ini akan terjadi? Kalau aku tahu, aku akan menyimpannya dengan baik."

"Xiang. Wan" Bai Muchuan menggertakkan giginya dan menatap tajam ke arahnya. "Semua petunjuk menunjukkan kalau kamu adalah pembunuhnya!"

avataravatar
Next chapter