35 Aku Tidak Akan Belok!

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Tidak ada yang menjawab pertanyaan Tian Xiaoya.

Siapa pembunuhnya? Apakah keserakahan? Keinginan tak berdasar? Sifat manusia?

"Ahlala! Ahlala! Ali baba –"

Tak yakin suara alarm siapa yang berdering, beberapa orang di ruang interogasi tiba-tiba tersadar dari pikiran mereka.

"Bawa dia pergi!"

Suara tajam Bai Muchuan mengakhiri interogasi itu.

Dua orang detektif mendekati Tian Xiaoya dan membantunya berdiri. Dia masih duduk tanpa bergerak dan kepalanya terkulai di kursinya. Tian Xiaoya seperti orang yang sudah mati, bergantung pada belas kasihan orang lain.

Adegan seperti itu..

Xiang Wan merasakan sensasi kesemutan di hidungnya. Hatinya terasa berat saat dia keluar dari ruang interogasi.

Kantor itu terasa jauh lebih hangat dan sedikit pengap, berbeda jauh dengan ruang interogasi.

Xiang Wan merasa kalau AC yang sangat dingin dalam ruang interogasi pasti disengaja, untuk membiarkan tersangka menlonggarkan kewaspadaan mereka...

Dengan hal itu dalam pikirannya, Xiang Wan mengambil ponselnya dan segera menulis pemikiran itu dalam 'Catatan'.

Setelah dia mulai menulis novel, ingatan Xiang Wan mulai menjadi lemah. Dia perlu mencatat segalanya atau dia akan lupa kalau dia sedikit mengalihkan pikirannya.

"Kenapa dalam hal cinta, selalu saja wanita yang menderita? Seperti apa rasa cinta dalam hati laki-laki?"

Suasana hati Zhan Se tampak sedikit turun.

Melalui bukti yang baru, serta pernyataan dari Wang Tongsheng, Xiao Cheng, dan Tian Xiaoya, mereka sudah bisa menuliskan ulang kebenaran di balik kasus itu.

Wanita adalah makhluk yang sentimental.

Suasana hati mereka dipengaruhi oleh kisah yang menyedihkan.

Tatapan Xiang Wan menyapu pada Bai Muchuan, Quan Shaoteng, dan Huang He. "Kurasa kamu harus bertanya pada mereka."

Bai Muchuan agak merapatkan bibirnya dan tetap terdiam. Dia jelas tidak tertarik dengan topik seperti itu. Huang He menggaruk kepalanya dan berpura-pura tidak mendengar apapun. Sedangkan, Quan Shaoteng, yang telah menjadi bujangan selama bertahun-tahun, bercanda sambil memberi pendapat tentang cinta.

"Itu hal yang mudah. Untuk laki-laki, cinta itu saat kamu memakai pakaian, tapi dia masih melihatmu seperti tidak memakai apapun. Saat tidak ada cinta disana, walau kamu tidak memakai pakaian apapun, dia masih akan melihatmu seperti sedang berpakaian."

"Kamu terdengar sangat berpengalaman!" goda Zhan Se, "Apakah Laowu kita sudah jatuh cinta?"

"Cih!" Quan Shaoteng tertawa dengan tingkah yang tenang dan mantap, sambil menyentuh telinganya. "Kamu masih butuh pengalaman untuk hal semacam itu?"

"Lalu, kenapa kamu bisa tahu sebanyak itu?"

"Aku tahu hanya dari melihatmu dan kakak laki-lakiku..."

"Dasar sialan! Kamu..."

"Semuanya!" Suara tajam Bai Muchuan serta tangannya yang terangkat menghentikan percakapan mereka. "Sudah cukup untuk malam ini. Laowu, Guru Zhan, kalian berdua bisa kembali dulu ke hotel. Huang He, kamu dan Tang Yuanchu kunjungilah rumah asal Nonya Zhao, yaitu kediaman Xu, pagi hari besok..."

Setelah Bai Muchuan memberikan urutan perintah, Xiang Wan tertawa.

"Jadi sekarang sudah tidak ada urusan lagi denganku? Kapten Bai, aku pergi dulu."

"Hm," Bai Muchuan mengiakan tanpa mengangkat kepalanya. Hanya saat Xiang Wan mengambil tasnya, Bai Muchuan teringat sesuatu dan berdiri dengan wajah dingin.

"Aku akan mengantarmu lebih dulu!"

Para detektif masih harus kerja semalaman.

Xiang Wan melihat kedua mata Bai Muchuan yang awalnya jernih, menjadi penuh dengan pembuluh darah merah kecil. Menjunjung tinggi tradisinya untuk mengawasi laki-laki tampan, Xiang Wan sedikit ragu menerima tawaran itu.

"Tidak apa-apa, Kapten Bai, aku akan naik taksi ke rumah sepupuku, itu sangat nyaman..."

Bai Muchuan tidak menerima jawabannya, dia pergi mengambil kunci di atas meja.

"Kita juga akan mengambil laptop di jalan!"

Dengan hal itu, Xiang Wan berhenti bicara.

Kompensasi itu adalah hak Xiang Wan, jadi dia seharusnya tidak menolak itu. Apalagi, dia telah memakai laptop Fang Yuanyuan selama beberapa hari terakhir, dan Xiang Wan hampir marah karena merasa frustasi.

Karena Detektif Bai punya waktu untuk memberikan kompensasi padanya, Xiang Wan harus menerimanya dengan anggun.

"Terima kasih!"

Xiang Wan tersenyum dengan ramah dan sopan. Lalu dia pun memegang tasnya dan menundukkan kepala, tampak mencari sesuatu.

Xiang Wan memiliki kondisi tubuh lemah dan takut kedinginan. Dia tidak akan tahan saat tinggal di ruang ber-AC untuk waktu lama, jadi Xiang Wan secara khusus membawa kardigan. Sebelumnya, Xiang Wan merasa pengap, sehingga dia melepas dan meninggalkannya di atas bangku. Kardigan itu pun menghilang saat Xiang Wan berbalik, dan menurutnya itu aneh sekali.

"Dimana baju[1]1 yang aku taruh disini tadi? Ada yang melihatnya?"

Bai Muchuan berhenti berjalan dan mengerutkan wajah ke arah Xiang Wan. "Kamu tadi memakai baju?"

Xiang Wan: "..."

Sebenarnya, Xiang Wan paham kalau maksud Bai Muchuan adalah, dia tidak tahu bahwa Xiang Wan memakai atau membawa pakaian tambahan.

Tetapi, kata-kata Bai Muchuan ditambah candaan Quan Shaoteng tentang cinta tadi, entah bagaimana itu sedikit... terdengar ambigu.

Orang-orang di kantor mengangkat kepala mereka untuk melihat ke arah Bai Muchuan. Setelah tertegun sesaat, mereka semua tertawa terbahak-bahak.

"Bai Kecil, jadi Guru Xiang tipe wanita yang tidak memakai apapun di matamu?"

Di dalam kantor, hanya Quan Shaoteng yang berani bercanda dengan santai di sekeliling Bai Muchuan, dan bertingkah seperti temannya.

"Diam!"

Beberapa detik kemudian, pandangan Bai Muchuan tertuju ke bawah meja.

"Bukankah itu bajumu?"

Entah tanpa sadar, kardigan milik Xiang Wa terdorong oleh seseorang dan jatuh di bawah meja.

Xiang Wan langsung mengambilnya seperti maling setelah mendengar kalimat itu, merasa sedikit malu. Dia memberi salam pada Zhan Se dan keluar dari kantor dengan wajah yang memerah.

...

Xiang Wan adalah wanita muda yang sensitif.

Xiang Wan dipasangkan dengan Bai Muchuan tanpa alasan yang jelas. Jadi, jelas saja hatinya berantakan.

Ini tidak ada hubungannya dengan perasaan Xiang Wan terhadap Bai Muchuan. Itu hanya murni ambiguitas antara pria dan wanita modern.

Akibatnya, Xiang Wan mengikuti Bai Muchuan ke tempat parkir dengan hati yang 'bersemangat', hanya untuk menyadari kalau Bai Muchuan tidak berekspresi sejak awal hingga akhir.

Ini canggung sekali!

Kenapa aku harus malu-malu?

Terlalu tidak berpengalaman! Bodoh!

Xiang Wan menegur dirinya dalam benaknya sendiri, sebelum bergegas keluar dari pikiran yang tak penting itu, dan mengontrol kembali ketenangannya. Bai Muchuan membuka pintu tanpa ekspresi dan naik ke mobil dengan gesit.

Ekspresi wajah Xiang Wan sangat berubah sehingga Bai Muchuan terlihat memperhatikannya. Sebelum menyalakan mobil, Bai Muchuan berbalik dan menyipitkan wajah ke arah wanita itu.

"Jenis laptop apa yang kamu mau?"

Laptop jenis apa? Kenapa ini terdengar seperti... orang tua yang sedang menanyakan apa yang anak mereka mau?

Xiang Wan memutar matanya dan tersenyum tipis. "Tergantung laptop jenis apa yang ingin Detektif Bai berikan untuk kompensasiku."

Bai Muchuan menutup erat bibirnya. Dia tidak berkata apapun dan segera menginjak akselerator.

Swish! Mobil itu melaju seperti panah yang ditembakkan dari busur, membentuk kilatan cahaya yang berlari melewati tempat parkir yang gelap.

Ada banyak mobil di parkiran mobil saat malam, dan mereka terparkir dengan sedikit tidak teratur. Bai Muchuan bermanuver di sekitar kurva besar berbentuk 'U' untuk keluar dari tempat parkir.

Kasihan sekali Xiang Wan, dia bahkan belum mengencangkan sabuk pengamannya, dan dia terhuyung ke kiri dan kanan setiap mobil itu berbelok.

"Hei! Pelan-pelan, ini bahaya–"

Xiang Wan sedang berteriak tiba-tiba saat tubuhnya terlempar ke sebelah kiri...

"Ah!" Xiang Wan berteriak secara reflek dan mencoba memegang sesuatu demi membuat dirinya stabil.

Namun, sesuatu terjadi pada benda yang Xiang Wan 'pegang'.

Tangan Xiang Wan meraih paha yang kuat dan keras.

Pada musim panas, hawa di dalam mobil terasa lembab dan panas. Suhu badan normal manusia membuat Xiang Wan merasa tangannya telah memegang sesuatu yang terbakar. Jantungnya berdetak sangat kencang, dan Xiang Wan ingin menghindarinya. Namun, mobil itu belum melewati belokan, dan kekuatan miring itu melempar tubuhnya ke kursi pengemudi. Xiang Wan hanya bisa berlanjut memegang paha Bai Muchuan, dan tidak ada tempat dimana dia bisa berpindah.

Cih! Xiang Wan merasa ingin mengumpat.

Paha laki-laki mungkin sesuatu yang bagus untuk di pegang. Tapi hal itu tidak sepenting harga dirinya!

"Tolong berhenti belok!" Xiang Wan berteriak dengan nada rendah.

"Aku tidak akan belok [2]2!" Bai Muchuan melirik Xiang Wan dari ujung matanya, lalu tetap menatap kedepan. "Duduklah!"

Huff! Mungkin Xiang Wan terlalu tergesa-gesa dan merasa malu karena memegang paha Bai Muchuan. Xiang Wan ingin memberitahunya untuk memelankan mobilnya, tapi pada akhirnya, malah kata-kata itu yang keluar. Dan Xiang Wan bingung kenapa dia merasa malu.

Bukan itu saja, ketika mobil itu akhirnya keluar dari tempat parkir, Xiang Wan masih memegang paha Bai Muchuan. Hal itu semakin memalukan karena jalanan tak lagi 'menikung'.

"Maafkan aku!"

Jari-jari Xiang Wan terasa sedikit mati rasa. Dia tersipu malu saat memindahkan tangannya dengan cepat.

Bai Muchuan mengendalikan kemudi, dan duduk tegak seolah-olah dia tak mendengar apapun.

Yah, sebenarnya itu bagus. Itu menyelamatkan Xiang Wan sehingga dia tidak perlu memberikan penjelasan.

Sebenarnya, Xiang Wan merasa kagum dengan Bai Muchuan, karena pria itu bisa memanfaatkan ketidakpeduliannya untuk menyelesaikan tiap situasi yang canggung dan hanya menyisakan kecanggungan pada pihak yang lain.

"Pada jam-jam ini, pusat perbelanjaan seharusnya sudah tutup," tiba-tib Bai Muchuan berkomentar.

Oh benar! Xiang Wan merasa kalau dia terlalu terpengaruh oleh cerita Tian Xiaoya sehingga otaknya berantakan, dan membiarkannya 'dikontrol' oleh Bai Muchuan. Kenapa Xiang Wan gagal menyadari, bahwa di belahan dunia mana dia bisa membeli laptop pada jam segini?

Namun, Bai Muchuan harusnya tahu, kalau mereka tak bisa membeli laptop di manapun pada jam-jam ini, jadi... kenapa dia masih melakukannya?

Xiang Wan menoleh, mengerutkan kedua alisnya, dan mengembungkan pipinya. "Lalu JD.com, Taobao.com, atau Suning.com? Mereka semua sangat cepat!"

Bai Muchaun mengangkat alisnya, ada senyuman tipis di ujung matanya.

"Kita akan pergi besok."

Itu senyuman yang membuat jantung berdetak! Sesaat, Xiang Wan menjadi linglung, dan merasa kalau orang ini pada dasarnya adalah masalah. Bai Muchuan tidak harus melakukan apapun, namun dia bisa memberi rasa rayuan yang kuat...

Aku tak bisa sendirian dengannya lagi! Jika tidak, aku yang akan menderita!

Sehubungan dengan masalah hati, Xiang Wan merasa seperti siput. Dia bukanlah orang yang proaktif. Jika dia merasa agak tergerak, dia akan mengambil inisiatif untuk menghilangkan pikiran-pikiran itu.

"Hm, bisakah Detektif Bai mengirimku ke tempat sepupuku? Atau, aku bisa turun di pintu masuk Unit Investigasi Kriminal, dan naik taksi sendiri..."

"Tidak!" ekspresi Bai Muchuan terlihat sedikit kaku. Cara dia menolak tegas permintaan itu sangat mendominasi, keras kepala, dan asing. Xiang Wan memiliki ketakutan sendiri terhadap polisi, sesaat, jantungnya berhenti berdetak, dan dia merasakan kedinginan di seluruh tubuhnya.

"Apa yang harus kita lakukan? Ini sudah larut malam."

Mungkinkan aku akan tinggal di rumahnya lagi?

Xiang Wan melihat sosoknya yang gagah, dan merasa sedikit bingung.

Saat ini, mobil Bai Muchuan berhenti perlahan-lahan.

Terdapat mobil lain yang mendekat, dan mobil itu berhenti saat melewati mereka.

Jendela mobil terbuka, dan wajah seorang wanita terlihat.

"Chuanzi [3]3, kamu mau kemana?"

...

avataravatar
Next chapter