4 KENANGAN

"Lelucon apa ini ? Kamu hanya membicarakan hal yang tak masuk akal". Awan menyela " Ayo kita pergi, Raina " ucap Awan kemudian memegang tangan ku dan mulai berdiri.

Namun Aku hanya duduk terdiam dan membuatnya perlahan-lahan melepaskan tanganku lalu mulai duduk kembali. Setelah mendengar apa yang dikatakan peramal itu, aku mulai berfikir dan terus memandang kearah Awan.

' Peramal itu mengatakan saat kalian berusia 18 tahun dan kini Awan telah berusia 18 tahun tapi selama ini tak terjadi apapun, itu berarti…. ' pikirku beberapa saat dan mulai melanjutkan 'Kecelakaan itu akan terjadi saat Aku berusia 18 tahun '. Kini Aku memahami maksud dari ucapan peramal itu dan Aku sudah melihat sekilas kejadian itu. Aku terus saja memandangi Awan.

Lalu peramal itu mulai mengajukan sebuah pertanyaan " Jika diantara kalian di hadapkan pada sebuah peristiwa di mana hanya bisa menyelamatkan nyawa salah satu dari kalian. Siapa diantara kalian yang rela berkorban ? "

Aku memandangi peramal itu dan tanpa pikir panjang Aku langsung menjawab " Aku…!!! "

Awan terkejut dan langsung menatapku. Aku berbalik menatapnya sehingga mata kami saling bertemu. Aku langsung menaruh tangan ku di pundaknya sambil tersenyum ku jelaskan " Tentu saja Aku akan berkorban untuk sahabatku ini, Aku akan menyerahkan sisa umurku untuknya dan yang paling penting Aku harus membantunya menemukan Cinta Sejatinya. Anda tahu sahabatku ini selalu bersikap dingin kepada semua cewek jadi jika Aku tidak membantunya dia akan sulit mendapatkan pacar sedangkan Aku sangat mudah bergaul dan pasti akan cepat mendapat pacar. Jadi….. "

Awan menyela " Kamu membicarakan omong kosong apa ini, Raina ?? Berkorban, Cinta Sejati, dan apa menyerahkan sisa umurmu padaku ?? " Awan tampak sangat marah, Ia langsung berdiri dan pergi meninggalkan kami.

" Awan…!!! " panggilku. Aku melanjutkan ucapanku sembari melihat kepergiannya " Jadi, Aku rela  Berkorban untuknya" tanpa sadar sebuah cairan bening keluar dari pelupuk mataku dan mengalir di pipiku.

Akupun berdiri dan hendak berjalan keluar namun peramal itu memegang erat tanganku dan Ia mengatakan "Saat kecelakaan itu terjadi Aku akan berada di sana . Sesuatu hal yang tak terduga akan di alami oleh orang yang bersedia berkorban. Jadi, pikirkan dan ambillah keputusan yang tepat. Saat orang itu mengatakan 'Aku Mencintaimu' maka orang yang bersedia berkorban itu akan menghilang selamanya "

Aku berusaha melepaskan pegangannya dan akhirnya Ia segera melepaskan tanganku. Aku langsung pergi meninggalkannya dan keluar mencari Awan.

Saat Aku sudah berada di luar tenda Aku mencari-carinya hingga Aku melihat seseorang berdiri di dekat sebuah wahana kincir angin, Aku mendekatinya dan memintanya menemaniku menaiki kincir angin dan dia langsung menurutiku menaiki kincir angin tanpa berkata sesuatu hal apapun.

Setelah kami menaiki kincir angin, kami mulai duduk berhadapan didalamnya, tak lama kemudian kincir angin itupun mulai bergerak. Tampaknya kami berdua hanya saling diam satu sama lain, Akupun memberanikan diri memulai pembicaraan.

" Awan…. Kamu masih marah karena kejadian tadi ?" tanyaku.

Lagi-lagi Awan hanya diam, Aku mengenalnya dengan baik jika Awan hanya diam saat diajak ngobrol pasti ada sesuatu hal yang membuatnya marah. Akupun terus memohon kepadanya agar tidak marah padaku lagi.

" Baiklah…. Jika kamu marah padaku dan tidak mau berbicara lagi denganku Aku juga tidak akan mau berbicara denganmu " ucapku sambil menyilangkan tanganku didepan dada.

Dia mulai memandangiku dan tak lama kemudian " Baiklah… baiklah… Katakan padaku apa maumu ? " ucapnya.

Aku mulai tersenyum dan bertanya "Kamu sudah tidak marah lagi padaku ? "

" Iya.. cepat katakan apa yang kamu inginkan " ucapnya

" Benarkah ? benarkah ? kamu memang selalu tahu jika ada sesuatu yang Aku mau. " ucapku.

" Cepat katakan ? Sebelum Aku berubah pikiran " ucapnya.

Akupun segera mendekatinya dan duduk di sampingnya lalu melingkarkan tanganku ke lengannya.

" Sudah sejak lama kita tak pernah foto berdua, terakhir kali saat kita TK dan belum pernah lagi hingga sekarang. Jadi…. "

Awan menyela " Aku tak mau..!! Kamu tahu Aku tak suka difoto "

" Please… please…. Sekali saja Awan. Yah.. yah… mau yah… sekali.. saja " ucapku memohon.

Dia menatapku dan berkata "Baiklah… tapi hanya sekali saja ".

Aku pun mulai bersemangat dan mengeluarkan handphone ku lalu kamipun mulai berpose dan akhirnya Aku memiliki sebuah foto bersamanya setelah sekian lama.

" Nanti akan Aku berikan padamu fotonya setelah sudah ku cetak " ucapku sambil terus melihat hasil foto kami berdua.

Setelah selesai menaiki wahana kincir angin, Aku mendapat telepon dari sopir pribadi keluargaku yang katanya sudah menunggu di gerbang depan pasar malam. Kamipun buru-buru menemuinya, setelah sudah berada didalam mobil, terlebih dahulu kami mengantar Awan pulang. Sesampainya Aku dirumah, Aku langsung menuju kamarku karena sangat lelah dan hanya membutuhkan istirahat.

~💙~

🆙

avataravatar
Next chapter