webnovel

02

Saat jam pelajaran terakhir Ana sudah tidak fokus karena sangat mengantuk pelajaran kimia benar-benar membosankan, Ana permisi untuk ke toilet agar bisa mencuci muka dan bisa berlama-lama di luar kelas.

Setelah selesai berlama-lama di toilet akhirnya Ana pun keluar dengan berjalan sambil menunduk mebereskan dasi, tapi tiba-tiba ia berhenti karena melihat sepasang sepatu berada didepannya, saat melihat kedepan ternyata sosok yang paling ia hindarkan di sekolah ini berada tepat didepan matanya. Sontak pikiran dan tubuh Ana bekerja sama untuk segera pergi, tapi ia malah di hadang manusia lempeng satu ini.

"Kamu kenapa sih selalu menghindar dari aku."

"Dih siapa yang menghindar kepedean banget sih jadi orang, minggir deh aku mau masuk kelas."

"Kamu bilang siapa yang menghindar heh? Ya kamu lah setiap aku panggil selalu jalan cepat-cepat berasa jadi rentenir tau gak."

"Apaan sih manggil aku kamu geli deh, udah deh minggir nanti Pak Toni liat CCTV di kira ngapa-ngapain lagi."

"Kamu gak usah ubah topik, kenapa kamu ngehindar? Apa karena ciuman itu?"

Bisa gitu ya bibirnya gak bergetar bahas-bahas ciuman, aku berusaha untuk lupa ingatan eh malah di perjelas sama dia. Heran deh apa dia gak merasa aneh gitu setelah tragedi itu, kenapa juga dia harus muncul setelah sekian lama aku menghindar agar bisa lupa dengan kejadian memalukan itu.

"Udah deh gak usah bahas-bahas itu lagi, lupain kejadian itu anggap kita gak pernah melakukan itu bila perlu anggap kamu gak pernah kenal aku, jangan pernah panggil aku lagi di sekolah tahu gak aku itu malu setengah mati, berusaha biar kejadian memalukan itu bisa dilupakan semua orang." Tuhkan Ana jadi ketularan panggil aku kamu ih geli deh.

"Kamu kenapa sih gak mungkin aku pura-pura gak kenal kamu kita satu sekolah."

"Yaudah pura-pura aja gak kenal bisa kan, udah deh minggir udah mau bel pulang."

Setelah berhasil kabur dari Bian, Ana berusaha untuk tidak bertemu lagi denganya, bila perlu sampai tamat sekolah.

***

Hari ini adalah hari kelulusan setelah tiga tahun sekolah dengan bayang-bayang memalukan yang terjadi pada Ana dan Bian, mereka bahkan tidak pernah bertemu lagi setalah percakapan Ana dan Bian terakhir kali, Ana selalu menghindar dari Bian bahkan ia tidak mau ke kantin agar tidak ketemu dengan Bian.

Hari kelulusan ini di warnai dengan berbagai macam ekspresi teman-temannya, ada yang sedih ada yang gembira. Sedih karena tidak akan bertemu lagi, apalagi Ana berniat untuk kuliah di luar kota bila perlu diluar negeri agar tidak ada yang mengenalinya dan menyebarkan berita memalukan yang pernah ia alami semasa sekolah.

Pembukaan acara ini di isi dengan penampilan band sekolah, untuk pertama kali setelah pembicaraan Ana dan Bian terakhir di depan toilet akhirnya Ana melihat Bian kembali muncul di hadapannya. Ya karena Bian sebagai salah satu personil band, ia memainkan musik drum.

"Ih yaampun Bian keren banget sih mainnya jadi makin cinta deh."

"Iya ya kalau dia nanti jadi artis aku bakalan jadi fans dia nomor satu."

Teriak heboh fans fanatik Bian di sekolah, siapa lagi kalau bukan teman-teman Ana yang sekaligus mengomporinya.

"Apaan sih biasa aja itu penampilannya, jelek banget gitu kok dibilang bagus. Itu tuh tadi aja drumnya sumbang suaranya."

"Sumbang-sumbang bibir kau itu kali sumbang An hahaha."

"Itu sumbing woy hahaha."

"Kenapa sih An masih aja kaya gitu sikapnya ke si Bian, udah mau lulus juga minta maaf deh ke Bian biar ikhlas perginya."

"Emangnya aku mau mati apa, lagian ngapain juga aku minta maaf ke dia yang ada juga harusnya dia yang minta maaf ke aku."

"Loh kenapa Bian yang musti minta maaf, kan Ana yang cium Bian duluan hahaha."

"Iya hahaha lucu banget jadi keingat masa ospek, kalau nanti aku satu kampus dengan kau An aku kasih tahu ah sama orang-orang kau cium si Bian, semoga nanti se kampus sama Bian juga."

"In your dream guys aku gak mau satu kampus sama kalian apalagi sama si Bian o-to-the-gah OGAH."

Tidak mau mendengar ejekan teman-temannya, Ana beranjak pergi dari kursi yang ia tempati.

Setelah acara selesai Ana ingin langsung pulang dengan orangtuannya, rasanya ia sangat Lelah sekali. Lelah hati dan lelah pikiran karena teman-temannya.

"Ana..." teriak Bian.

Duh ngapain tuh cowok manggil.

"An...Ana tunggu dulu aku mau ngomong, bisakan bentar aja."

"Ngomong apaan, cepat deh gak ada waktu aku mau pulang."

"Aku minta maaf ya karena kejadian ospek itu, aku harap kita bisa berteman ya... walapun terlambat karena bisa jadi bakalan gak ketemu lagi."

Sambil mengulurkan tangan Bian berharap wanita di depannya mau menerima permintaan maafnya.

"Iya yaudah udah di maafin, udah ini kan? Awas deh aku mau lewat."

"Tunggu Ana ehmm...kamu nanti kuliah dimana?"

"Ngapain tanya-tanya?"

"Ya siapa tahu kan kita sekampus."

"Ada deh yang pasti aku gak mau kita satu kampus, udah ya aku mau pulang."

Hana berharap semoga mereka tidak akan pernah bertemu kembali, bahkan jika ada acara reuni pun dia tidak akan mau datang.

Next chapter