3 kesalahan yang tak di sengaja!

Siapa sih yang mau menjadi korban dari kesalahan orang yang tidak bettanggung jawab. Tentu saja semua tidak akan mau bukan, lalu bagaimana jika kesalahan itu terjadi pada Alex. Cowok.yang sudah berjuang demi mendapatkan beasiswa di Jerman.

Cowok itu merasa sangat hancur, bahkan lebih hancur dari putus cinta. Semua petjuangannya itu sekaan sia-sia begitu saja.

"Brengsek!" umpat Alex.

Cowok itu kini tengah berada di sungai Seine, ia berdiri di tepat di sebelah utara sungai tersebut.

Pada saat matanya meneranwang jauh, tak sengaja ia menangkap bayangan gadis yang 1 tahun ini membebani fikirannya.

"Chika dan itu siapa?" tanya Alex dalam hati.

Chika memang tengah berada di sungai Seine. Seperti impiannya waktu masih SMA dulu kalau sehabis pulang kuliah maka ia akan selalu datang ke tempat itu.

"Mengapa anda setiap hari ke tempat ini?" tanya Albert.

"Karena saya sangat menyukai tempat ini Al, bagi saya sungai dan mebara Eifel ini sangat indah untuk di pandang setiap harinya," jelas Chika.

"Apakah kamu sedang dalam masalah?" tanya Albert lagi.

"No, i am okay," jawab Chika.

"Baiklah kalau begitu, tetapi jika kamu sedang dalam masalah jangan sungkan-sungkan untuk menceritakannya dengan saya," tuturnya.

"Baik, saya pasti akan berbagi dengan kamu," sahut Chika.

Albert pun kemudian pamit karena ia sebentar lagi akan ada kelas. Tadi mereka hanya tidak sengaja bertemu saat Chika memgambil gambar menara eifel.

"Saya permisi dulu, nanti setelah kelas selesai saya akan kembali lagi!" ujar Albert.

Albert telah berlalu, kini Chika kembali menatap sungai Seine itu dalam diam. Ia teringat dulu sering sekali dirinya dan Alex menatap pemandangan air bersama.

"Dulu kita sering ke Danau Lex, dan sekarang impian yang ku ucapkan waktu itu sudah tercapai," ujarnya dengan suara yang bergetar.

Tidak terasa bulir-bulor air mata kini telah membasahi kedua pipinya.

"Bodoh! Kenapa aku menangis. Harusnya aku gak boleh nangisin dia lagi, kita telah selesai dan sudah saatnya aku membuka lembaran baru setelah satu tahun lamanya aku menunggu penjelasan darinya," ucap Chika.

Waktu satu tahun itu bukanlah waktu yang sebentar untuk menunggu sebuah kepastian. Karena pasti akan banyak hari terlewati dengan kesedihan yang tak berujung.

Dari jauh Alex menatap Chika dengan sedih. Seandainya keadaannya sekarang tidak sesulit ini, pasti sekarang cowok itu akan langsung mendekat ke arah Chika dan langsung memeluknya.

"Maafin gue Chik, bukan ini yang gue mau!. Tapi gue terpaksa Lex buat lakuin ini semua. Gak ada pilihan lain untuk gue!" ujar Alex.

"Kalau saja ada cara lain yang bisa membuat gue kembali seperti dulu, pasti akan gue tempuh cara itu meski sesulit apa pun. Tapi gue sama sekali tidak menemukan cara itu, gue justru semakin hari semakin terlihat seperti orang yang gak waras yang sering berbicara sendiri Chik," ucapnya lagi.

Alex memandangi wajah Chika yang terlihat begitu sayu, gadis itu memang terlihat sangat tidak bersemangat sekali. Dan ia tau semua itu pasti karena dirinya.

"Apa gue harus menghapus air matamu itu Chik, karena hal yang tidak bisa gue lihat adalah elo menitikan air mata karena gue!" tukasnya.

"Tetap saja, rasanya masih sama Lex, rasanya masih sangat sakit sekali!" ucapnya.

Gadis itu kemudian berjalan menyusuri tepi sungai Seine. Ia mengarahkan pandangan matanya ke segela arah, berharap bahwa ia bisa mengalihkan kesedihannya saat ini.

Tanpa sengaja pandangan matanya itu jatuh apda seorang laki-laki yang tengah berdiri di tepi sungai seine. Jaraknya lumayan jauh darinya, namun Chika sangat mengenali sosok itu.

1 tahun bersama jelasnya ia paham betul bagiamana postur tubuh Alex. Yaa, orang itu adalah Alex.

"Ternnyata selain impianku di Paris ini juga ada kamu," ujar Chika.

Tidak ingin menunda waktu lagi Chika.segera berlari untuk menghampiri orang tersebut.

Alex yang tau kalau Chika akan mendekat pun segera pergi dari tempat itu dan memakai maskernya.

"Gawat, jangan sampai Chika tau kalau gue di sini!" ucap Alex.

Cowok itu pun segera berlalu menjauh dari sungai Seine.

Sementara Chika yang baru sampai justru terheran.

"Loh, tadi aku lihat Alex jelas di sini! Kemana dia sekarang?" tanyanya dalam hati.

"Gak mungkin kan kalau gue itu halu," tukas Chika.

Ia pun melangkah ke arah kana dan kiri untuk mencari keberadaan Alex yang baru 5 menit yang lalu ia lihat.

"Gak ada," ucapnya pasrah.

"Jangan-jangan gue emang cuma halu aja," ujar Chika.

Ya, bisa jadi dirinya memang tengah halu. Karena sangat tidak mungkin sekali kalau Alex itu ada di sini.

Gadis itu akhirnya memutuskan untuk pulang ke Apartemennya.

"Gue kira hari ini gue akan dapatin jawaban itu, tapi-" ucapaannya tertahan.

Hanya kesedihan yang harus ia telan kembali. Alex menghilang begitu saja bagaiakan di telan bumi.

"Aku yakin kalau aku pasti akan menemukanmu Lex," ujarnya.

Mungkin akan banyak kata yang seharunya aku pertanyakan nanti saat kita di pertemukan kembali, dan saat waktunya nanti itu tiba aku akan memastikan bahwa hatiku sudah mati dan pettemuan kita itu sebagai perpisahan yang sesungguhnya. Karena mulai detik itu juga aku akan benar-benar melupakanmu.

~ Chika ~

Gadis itu kini sudah sampai di depan pintu Apartemennya. Ia pun segera membuka kuncinya dan masuk ke dalam.

Sementara Alex masih berada di luar pintu. Ia sangat terkejut karena ternyata Chika juga menyewa Apartemen ini.

"Gawat, kenapa Chika juga menyewa Apartemen ini sih. Gue gak bisa pindah, uang gue udah semakin nipis dan gue sama sekali belum menemukan hasilnya!" keluh Alex.

Bekerja sebagai desainer yang belum terkenal membuat Alex agak kesulitan masalah perekonomiannya. Sementara ia tidak mungkin sekali untuk meminta pada sang Ayah di Indonesia. Karena sampai saat ini ia tidak pernah menghubungi ayahnya setelah ia pergi 1 tahun yang lalu.

"Gue harus lebih hati-hati karena gak mungkin sekali kalau gue harus bertemu dengan Chika saat ini," ujarnya.

Tiba-tiba saja pintu di sebelahnya terbuka, Alex pun langsung masuk ke dalam.

"Duh, kenapa bisa lupa sih beli perlengkapanannya!" tukas Chika.

Hari ini gadis itu rupanya sedang kedatangan tamu bulanan dan ia lupa untuk membeli pembalut.

Chika pun kemudian menekan lift menuju lantai bawah. Karena di lantai bawah adalah market dan ia bisa membeli kebutuhannya di sana.

"Untung aja masih ada satu, jadi bisa gue pakek sekarang!" tukasnya.

Setelah sampai di Market bawah, chika pun langsung membeli beberapa pembalut untuk stoknya dan juga membeli beberapa camilan kuga mie instan sebagai stok kalau nanti ia lapar tengah malam.

avataravatar
Next chapter