18 Dua lelaki itu

18. Dua lelaki itu?

 

Sebelumnya, Alex tidak pwrnah berfikir bahwa dirinya akan bertemu dengan dua orang yang telah menghancurkan hidupnya secepat ini. 

Ia justru kalut, di saat perasaanya campur aduk, orang yang selama ini di carinya justru menampakan batang hidungnya. 

Dan yang membuat Alex lebih terkejut lagi adalah dua orang itu berkuliah di tempat Chika kuliah saat ini. 

Tentu saja itu akan sangat membahayakan untuk Chika jika mereka tau bahwa Chika dekat dengannya. 

"Apa yang harus gue lakukan, sial benar-benar sial!" umpat Alex tak henti-hentinya. 

Seketika semua bayangan tentang masa kehancurannya melintas begitu saja di fikirannya. Bayangan dimana saat kedua orang itu berpura-pura baik kepadanya tanpa sedikit pun Alex merasa curiga saat itu.

Dan andaikan saja waktu bisa di ulangnya, Alex tidak akan mau menerima ajakan kedua orang itu waktu itu. 

"Chika, gue gak boleh biarin dia dalam keadaan yang berbahaya. Dan satu-satunya orang yang bisa bantuin gue adalah Rio, yaa gue yakin Rio bisa jagain Chika. Mungkin saat ini adalah saat gue melepaskan Chika, membiarkab dia bahagia tanpa adanya gue di sampingnya." 

Alex kemudian langsung menghubungi Rio yang kebetulan langsung di angkat oleh lelaki itu. 

"Halo Lex, ada apa?" tanya Rio yang terdengar sedang menguap. 

"Lo bisa ke Apartemen gue gak, nanti gue sharlock tempatnya," ucap Alex yang tanpa basa-basi. 

"Hmmm, gimana ya gue itu baru aja mau tidur setelah menyelesaikan banyak tugas," keluh Rio. 

"Plis lah Yo, gue benar-benar butuh bantuan elo!" pinta Alex memohon. 

Sebenarnya oa sendiri tidak tega kalau harus memaksakan kehendaknya kepada Rio.  Namun Alex benar-benar sangat membutuhkan. Bantuan Rio untuk saat ini. 

"Ya udah deh, gue mandi dulu deh biar agak segeran. Lo share lock aja gue ntar langsung meluncur kesitu," sahut Rio. 

"Makasih banyak ya Brow, gue langsung share lock sekarang," ucap Alex. 

Lega sekali rasanya Alex mendengar sahabatnya itu mau ke Apartemennya. 

"Ada-ada aja sih itu anak, malam-malam gini yang katanya butuh bantuan gue buat apa coba," tukas Rio. 

Lelaki itu sambil membersihkan dirinya di kamar mandi. 

Hari ini tugas Rio memanglah tengah sednag banyak-banyaknya sehingga saat waktu kini sudah menunjukan pukul setengah 1 dini hari Rio masih belum terpejam.

Bahkan dirinya rela mandi di waktu yang seharusnya ia sudah terlelap demi sang sahabat yang me.butuhkan bantuannya. 

"Aduh, lama-lama kerasa juga ya dinginnya," keluh Rio. 

Ia pun segera bangkit dari bathup tempatnya berendam.

Mseki pun seoramg cowok, tapi Rio paling gemar jika mandi sembari berendam di bathup. Untung saja fasilitas di apartemennya ini sangat memadai, jadi kalau perasaan atau pun fikiran Rio tengah kacau ia bisa langsung berendam. 

Selain suka berendam, Rio juga suka sekali mandi dengan aroma terapi yang membuatnya semakin rileks. 

"Kira-kira bantuan apa ya yang Alex minta," ujar Rio. 

Kini ia sudah rapi dengan celana jeans yang di padukan dengan switer hitam andalannya. Rio memanglah penyuka warna hitam dan hampir semua bajunya itu bewarna hitam. 

 

Setelah menyelesaikan ritualnya di depan meja rias, Rio pun segera menuju ke Apartemen Alex. 

15 menit kemudian Rio telah sampai di depan pintu Apartemen Alex. 

"Hay Brow, akhirnya lo datang juga!" ujar Alex. 

"Ada apaan sih emanngnya, sampai elo segelisah itu?" tanya Rio. 

"Masuk dulu, gue akan ceritakan semuanya ke elo!" sahut Rio.

Lelaki itu pun kemudian langsung masuk karena sudah tidak sabar ingin tau apa yang di ceritakan oleh Alex. 

"Jadi?" tanya Rio. 

"Sabar, buru-buru amat sih lo," ketus Alex. 

"Gue itu keburu ngantuk kalau elo ceritanya kelamaan. Lo tau gak ini tuh jamnya gue tidur di balinselimut," oceh Rio.

"Iya-iya gue langsung ceritain sekarang. Jadi gini, Chika udah tau kalau sebenarnya gue itu adalah Alex. Nah dia marah dong pastinya dia juga sangat kecewa. Dan lo tau tadi gue tadi siang ketemu sama siapa," ujar Alex. 

"Ya mana gue tau," sahut Rio. 

"Gue itu tadi lihat dua orang yang udah bikin hidup gue berantakan seperti sekarang ini. Dan lo tau orang itu sekarang satu kampus sama elo dan Chika," jelas Alex. 

"Hah? Terus kenapa emangnya kalau satu kampus sama gue," ucap Rio. 

"Ya tentu saja Chika pasti dalam bahaya. Lo bayangin aja, orang sekelas Albert atau siapa itu yang lo ceritain kemarin aja bisa langsung suka kan sama Chika, apalagi mereka berdua yang cuma anak nakal yang masuk kampus itu pasti karena punya uang!" tegas Alex. 

"Terus apa yang harus gue lakuin?" tanya Rio. 

"Lo harusdeketin Chika terus. Jangan biarkan Chika itu sendirian. Gue mohon sama elo Yo," pinta Alex. 

"Gue..." 

"Udah lo gak perlu alasan lagi. Pokoknya elo itu harus mau," tukas Alex. 

"Dihh, maksa!" protes Rio. 

"Pliss, cuma elo satu-satunya orang yang bisa bantuin gue di sini," ucap Alex. 

"Iya-iya, elo tenang aja gue pasti bakalan bantuin elo kok."

Kini Alex boleh lega setelah mendengar bahwa Rio mau membantunya. 

"Ada yang mau gue ceritain sebenarnya sama elo, tapi gue mohon elo jangan bilang sama siapa pun ya," ucap Alex. 

"Oke, gue gak akan bilang sama siapa pun!" sahut Rio. 

"Gue itu kena narkoba Yo, itu sebabnnya selama setahun ini gue menghilabg dari Chika. Ini bukan atas kemauan gue, semuanya gue lakuin karena terpaksa," ujar Alex. 

"Terus kenapa lo bisa kena narkoba seperti itu?" tanya Rio. 

"Itu gara-gara dua orang yang gue maksut tadi Yo. Karena mereka dunia gue hancur, gue kehilangan semuanya. Gue kehilangan cinta gue, masa depan gue, danbahkan gue merasa kalau hidup gue itu sudah gak ada artinya lagi," cetus Alex. 

"Lo gak boleh ngomong seperti itu, masih banyak yang bisa lo lakuin Lex. Lo masih bisa berusaha untuk bersih dari narkoba. Dan setelah itu lo bisa kembali menata hidup elo," saran Rio. 

Lelaki itu terus menyemangati sahabatnya agar tidak down.

"Gue pasti akan selalu jagain Chika buat elo Lex. Lo jangan kawatir ya," ujar Rio. 

"Thanks ya brow, lo emang bener-bener sahabat gue ter the best pokoknya." 

"Gak usah terlalu berlebihan. Gue hanya melakukan apa yang bisa gue lakukan."

Setelah kepulangan Rio Alex kini merasa lebih lega. Bebannya yang selama setahun ini ia pendam sendirian kini akhirnya ia bisa berbagi kepada orang lain. 

"Gue harap lo akan selalu baik-baik aja Chik, maaf gue tidak bisa selalu jagain elo seperti dulu!" ujar Alex. 

Meski pun demikian, Alex akan selalu jagain Chika dari jauh. 

avataravatar
Next chapter