webnovel

Makan Malam Penyambutan

Naya sedikit terkejut dengan sikap Putra. Perlakuannya kali ini cukup membuatnya tersentuh. Naya dapat merasakan betapa pedulinya Putra pada dirinya.

"Thanks, lo juga jaga diri baik-baik ya?" Kata Naya sambil tersenyum.

"Gue juga akan merindukan senyum manismu ini" kata Putra memandang bibir mungil Naya.

"Sudah, jangan menggoda gue terus. Gue masuk ya? Lo hati-hati pulangnya."

"Apa gue masih boleh menghubungi lo?"

"Tentu saja, lo bisa kirim pesan atau telepon gue."

"Ah, syukurlah."

"Tapi jangan protes. Kalau gue balesnya lama, mungkin gue sedang sibuk dengan kompetisi ini atau sedang ada kegiatan" jelas Naya awal-awal, takut membuat Putra salah paham.

"Ok, gue ngerti. Lo boleh masuk sekarang. Cepat masuk sebelum gue menahan lo lagi' kata Putra sambil terkekeh.

Naya segera melangkah masuk, begitu sampai ambang pintu gerbang Naya menoleh kebelakang. Naya melambaikan tangan sambil tersenyum. Putra hanya membalasnya dengan senyuman.

Putra bersyukur Naya segera masuk, cukup sulit baginya menahan kemauan dirinya sendiri yang terus berusaha menahan Naya. Sebenarnya ia tidak rela berjauhan dengan Naya, tapi mau bagaimana lagi? Kompetisi ini juga penting bagi Naya. Putra hanya bisa mendoakan semoga Naya berhasil.

Malam harinya, sepuluh peserta yang masuk ke tahap berikutnya menghadiri acara makan malam yang diadakan oleh pihak penyelenggara sebagai sambutan kepada mereka yang sudah berhasil lolos ke tahap ini.

Para peserta diarahkan menuju ke sebuah ruangan besar dalam gedung asrama. Meja makan lengkap dengan peralatan makannya sudah siap untuk di tempati oleh para peserta. Satu persatu peserta di bantu oleh para pelayan menduduki kursi mereka masing-masing. Meja berukuran besar dengan membentuk lingkaran besar, membuat para peserta dapat melihat wajah satu sama lain. Para peserta menggunakan gaun yang nampak elegan dengan beraneka warna yang menarik. Nampak serasi di tubuh mereka masing-masing.

Naya dapat melihat Fisa yang duduk tidak jauh darinya, sesaat pandangan mata mereka bertemu tapi Fisa segera buang muka. Ia bersikap seolah tidak mengenal Naya.

Gue nggak sangka, kak Fisa memainkan perannya dengan sangat bagus. Ia benar-benar bersikap tidak mengenali gue. Baiklah, mulai saat ini gue akan mengikuti permainannya. Gue juga akan bersikap seolah tidak mengenalnya. Batin Naya.

Peserta yang duduk di sebelah Naya tengah bergosip dengan peserta di sebelanya. Mereka sedang membicarakan jika mungkin saja CEO Mahardika Fashion akan muncul pada acara makan malam ini.

"Sssttt, aku tadi dengar dari para pelayan. Kata mereka tidak boleh membuat kesalahan malam ini, sebab kabarnya CEO Mahardika Fashion yang super tampan itu akan hadir."

"Benarkah? Wah aku penasaran dengan pangeran tampan itu."

"Iya kan? Aku pun berharap bisa mencuri perhatiannya. Wah pasti aku akan dijamin hidup bahagia jika bisa bersamanya. Bisa jadi nyonya besar aku."

"Aku juga mau, ajak-ajak dong. Aku kan juga mau jadi istri pengusaha kaya raya."

"Iya, nanti kita cari kesempatan bersama. Sstt jangan bagi tau yang lain. Ini rahasia antara kita berdua. Nanti yang lain bisa ikut-ikutan jika tau rencana kita ini."

"Iya, beres. Pasti aman."

Hemm jadi CEO Mahardika Fashion akan hadir dalam acara makan malam ini? Baiklah, aku juga penasaran melihat CEO kejam itu. Lihat saja, gue akan balas semua perlakuananya. Gara-gara dia, papa jadi masuk Rumah Sakit dan perusahaan juga diambang kehancuran. Aku tidak sabar ingin segera meremas-remas wajahnya. Membalas semua perbuatannya.

Naya menjadi tidak jenak, ia terus merubah posisi duduknya, geser ke kanan dan ke kiri.

Sesaat setelah semua peserta menempati kursinya masing-masing, pintu besar ruangan tersebut kembali terbuka. Semua pasang mata menatap ke arah pintu, mencari tau siapa gerangan yang datang. Para peserta berdebar menanti kemunculan sosok misterius dari arah pintu. Para peserta terkagum-kagum dengan sosok pria tampan yang memasuki ruangan tersebut diikuti oleh seorang wanita di belakangnya. Pria misterius tersebut kemudian memposisikan dirinya berdiri di bagian samping kursi yang masih kosong.

"Selamat Malam, selamat datang di asrama kompetisi model Mahardika Fashion. Semoga kalian semua akan hidup rukun di dalam w asrama ini."

"Perkenalkan, saya Vano. Asisten pribadi CEO Mahardika Fashion. Saya datang untuk mewakili beliau memberikan ucapan selamat datang untuk kalian semua. Selanjutnya kak Ana yang akan membantu kalian di dalam asrama. Kalian bisa datang padanya jika ada yang ingin di tanyakan atau ada masalah. Selanjutnya saya serahkan kepada Kak Ana. Saya izin pamit karena masih ada hal lain yang harus saya kerjakan. Selamat Malam, selamat menikmati hidangan kalian" katanya begitu manis sebelum pergi.

Beberpa peserta langsung menyukainya, menjadikan Vano sebagai idola baru mereka. Naya tetap tenang, menjaga sikap dan tetap mempelajari medan peperangan.

"Hallo semua, saya Ana. Kalian bisa panggil saya Kak Ana" kata wanita dalam umur tiga puluhan tahun itu.

"Hallo kak Ana" kata mereka kompak tanpa di koordinasi.

"Terima kasih. Saya akan menyampaikan sedikit informasi. Peraturan selama kalian berada di dalam asrama sudah saya tempel di papan pengumuman. Itu berada di salah satu dinding ruang tengah, tempat yang akan selalu kita gunakan untuk meeting. Semua informasi yang terkait dengan kompetisi ini, termasuk jadwal dan hal penting lainnya akan saya tampal disana. Saya harap kalian rajin melihat papan pengumuman. Peraturan utama yang wajib kalian ingat adalah kalian dilarang bergengkar atau terlibat perkelahian dengan peserta lain dan berbuat curang. Bagi yang ketahuan, maka pihak penyelenggara tidak akan segan-segan untuk mendiskualifikasi kalian. Kami santai tapi bisa tegas untuk hal tertentu. Baiklah. Mari kita nikmati hidangan makan malam ini" Kak Ana lalu menjentikkan jarinya dan tidak lama kemudian para pelayan mulai menyajikan jamuan makan malamnya.

Makan malam berjalan lancar. Kak Ana mampu membangun suasana hangat kepada para peserta. Mereka langsung akrab satu sama lain.

Sementara itu di tempat lain, Vano memasuki ruangan khusus dengan pintu dijaga ketat oleh dua bodyguard bertubuh kekar.

"Bagaimana? Apa semua berjalan lancar?"

"Iya, mereka terlihat berkelas dan mampu membawa diri mereka dengan baik."

"Apa kau sudah membawa daftar identitas para peserta?"

"Sudah, ini" Vano menyerahkan sebuah map berwarna hitam dengan garis berwarna emas di tepinya.

Pria tersebut memutar kursi kerjanya, kini ia dapat menatap Vano dan mulai membuka map tersebut. Senyumnya terlukis setelah ia beberapa kali membuka lembaran data di dalamnya. Ia menatap salah satu CV dengan foto gadis yang tersenyum manis. Tatapan matanya menyenangkan.

Hah! Sudah lama aku tidak melihat senyum ini. Ternyata masih sama, tapi apa hatinya juga masih sama? Tanyanya dalam hati.

Wah siapa nih karakter yang akan muncul selanjutnya? Hemm apakah ini karakter yang sudah kalian tunggu-tunggu? Yuk baca kelanjutannya agar kalian menemukan jawabannya.

Yuk absen dulu, siapa yang sudah baca sampai bab ini?

power stone kalian adalah semangatku untuk menulis. ditunggu ya votenya.

Terima kasih

Pena_aQuinacreators' thoughts
Next chapter