1 Prolog

Namaku Kigahara Kazuto pelajar kelas 2 SMA umur 17 tahun. Tidak ada yang spesial dariku yang hanya spesial dariku adalah nama keluargaku. Kigahara adalah nama keluarga pengusaha yang terkenal di pasar dunia bahkan seluruh rakyat Jepang pasti mengenal nama Kigahara. Sebagai anak penerus pengusaha aku dituntut untuk belajar menjadi pengusaha sukses seperti Ayahku. Aku menuruti setiap perkataan Ayahku karena bagiku Ayah adalah panutan ku menjadi Laki-laki sempurna karena itu aku akan terus mengikuti jalan Ayahku.

Namun sekarang ini aku mendapat masalah yang sangat membuatku ingin mati saja.

"Jadi Kazuto. Mulai hari ini kau akan menikahi Yuuki Reina-san dan mulai hari ini juga kalian berdua akan tinggal serumah."

Yuuki Reina adalah teman masa kecilku dan satu-satunya teman perempuan yang pernah aku punya. Namun dia 4 tahun lebih tua dariku dan sekarang dia sudah menjadi guru di sekolah SMA.

"Se-sebentar Ayah! Rei-chan pasti tidak setuju" Rei-chan adalah panggilan ku kepada Reina.

"Benarkah?" Ayah melihat kearah Rei-chan "Apa kau tidak setuju Reina-san?".

"Aku sangat setuju Ayah."

A-Ayah?! Dia sudah memanggil Ayahku dengan sebutan Ayah?!! Jadi selama ini Rei-chan menyukai ku?.

"Jadi begitu Kazuto. Pernikahan akan dilaksanakan saat kau lulus dan Reina-san harus mendukung Kazuto agar dia mendapat nilai bagus."

"Baik!" Rei-chan membalasnya dengan cepat! Apa dia benar-benar mencintai ku atau dia hanya dipaksa Ayah?!.

"Sebentar Ayah!".

"Kini apa lagi Kazuto kau sangat bersemangat."

Aku membantahnya "Tidak aku tidak bersemangat! Tapi apa alasan Ayah menikahkan aku dengan Rei-chan?!".

Ayahku mendekati ku dan menekuk kedua pundak ku "Sebagai penerus ku, Kazuto kau harus memiliki seseorang yang akan terus mendukungmu! Ayah saja sudah dinikahkan oleh Kakek saat Ayah seumuran denganku tau tidak?".

"Jadi Ibu lebih tua dari Ayah?".

Ibuku melempar alas teh kepadaku "Tentu saja tidak, umur Ibu dan Ayah sama tahu."

"Jadi kenapa Aku harus menikah dengan Rei-chan yang lebih tua dariku?!".

"Karena kau tidak memiliki teman perempuan yang dekat denganmu dan seumuran denganmu. Dan Reina-san lah satu-satunya yang dekat denganmu."

Aku tidak tahu apa yang ada di kepala orang tuaku yang satu ini. Namun kelihatannya Rei-chan sangat bersemangat dan senang dengan keputusan pernikahan sepihak ini.

Aku melihat kearah Rei-chan dan Rei-chan melihatku. Aku merasa canggung dan mengalihkan pandanganku dan begitu juga Rei-chan.

"Lihat Ayah mereka berdua malu-malu kucing."

"I-Ibu?!".

Ayahku tertawa lepas "Baiklah. Mari kuantar kalian berdua dirumahnya baru kalian."

Sungguh semuanya telah dipersiapkan matang oleh Ayahku, Barang kami sudah dikemasi di koper dan semua peralatan kami juga sudah dibawakan kerumahnya baru kami.

"Kazu-kun...Apa aku membuatmu canggung."

Aku melihat kearah Rei-chan yang terlihat sedih "Iyalah tiba-tiba kita dinikahkan oleh Ayahku. Lagipula apakah Orang Tua Rei-chan setuju."

"Iya. Mungkin ini terlambat Kazu-kun tapi dengarkanlah baik-baik" Rei-chan menegang tanganku "Aku sudah lama menyukai Kazu-kun karena itulah aku tidak keberatan jika harus menikah dengan Kazu-kun karena itulah yang aku impikan sejak dulu."

Sudah kuduga Rei-chan menyukai ku, walau aku mengganggap Rei-chan sebagai Kakak namun jika dia sungguh mencintaimu maka akan kuterima dan kubalas cinta nya "Baiklah itu cukup, Rei-chan tolonglah rawatlah aku mulai sekarang."

Rei-chan kaget melihat respon ku yang menerima dia memelukku dan menangis "Baiklah! Kazu-kun tolong bantuannya mulai sekarang."

Lalu kami berdua berkemas-kemas barang kami dan menentukan kamar kami masing-masing. Rei-chan ingin aku sekamar dengannya namun aku menolaknya, dia menangis dan akhirnya dengan terpaksa aku setuju sekamar dengannya. Rumah kami yang diberikan Ayah bisa dibilang sangatlah besar untuk 2 orang penghuni, saat aku berkata seperti itu Rei-chan berkata "Rumah ini aku yang milih. Memang besar untuk kita berdua namun kalau kita punya anak kan..."

Aku langsung pergi ke kamar mandi saat dia berkata seperti itu. Aku tidak menyangka jika Rei-chan memiliki sifat berimajinasi yang sangat hebat, namun jika memiliki seseorang yang akan terus disamping kita itu rasanya sedikit menyenangkan.

"Rei-chan bisa taruhkan Manga dan Novel dirak buku?".

"Ah baiklah."

Aku suka membaca buku, jika buku tentang pelajaran sudah kubaca habis maka manga dan novel adalah bacaan ku yang akan dibaca jika bosan. Sebentar rasanya ada yang aneh, kalau tidak salah box yang berisi manga dan novel ku ada juga majalah terkutuk di box tersebut...Sialan!

Aku langsung pergi ke kamar dan melihat Rei-chan bergetar dengan wajah merah membaca majalah terkutuk...Matilah aku.

"Rei-chan? A-Aku bisa jelaskan."

"J-Jadi selera Kazu-kun adalah Tipe Kakak ya...Hehhhh. Syukurlah HH."

Benar seleraku adalah Tipe Kakak yang baik dan perhatian!! Karena itulah Rei-chan kuanggap sebagai Kakak "Rei-chan pergilah keruang makan. Dan terima kasih merapikan Manga dan Novelku aku saja yang melanjutkannya."

Aku khawatir jika Rei-chan membenciku "Kazu-kun..."

"A-ada apa Rei-chan?".

"Apa kau suka jika aku telanjang dan hanya memakai pita sambil telanjang?".

"Tidak! Aku tidak akan senang! Lupakanlah Rei-chan! Kita selesaikan cepat dan setelah itu tidur! Besok aku ada upacara pembukaan hari pertama sekolah dan Rei-chan juga akan mulai mengajarkan besok."

Setelah itu kami berdua membereskan barang kami masing-masing dengan cepat dan selesai tepat tengah malam. Rei-chan duluan mandi setelah itu aku mandi, namun Rei-chan duluan tidur.

"Baiklah kalau begitu aku akan tidur dilantai saja."

Saat aku mengambil bantal dan selimut tiba-tiba tangan Rei-chan menarik lengan bajuku "Tidurlah diatasi..."

Akhirnya aku tidur di kasur bersama Rei-chan walaupun aku terlalu malu menghadap mukanya jadinya aku membelakangi Rei-chan.

"Kazu-kun berbalik lah."

Aku pura-pura tidur agar Rei-chan bisa tidur juga namun tiba-tiba dia memelukku dan dia menangis "Kazu-kun...maaf jika aku membuatmu kesal."

"Kesal apa maksudmu" tanpa sadar aku langsung menjawabnya.

"Kau pasti kesal kan jika tadi aku berkata aneh-aneh saat melihat majalahnya."

Aduh ternyata dia kira aku marah saat dia membaca majalah terkutuk "Tidak aku tidak marah malahan aku malu dengan Rei-chan."

"Kenapa?".

"Ya sesorang yang menyukaiku malah melihat hal yang memalukan bagiku. Jadi Rei-chan akan dijawab jujur pertanyaannya yang tadi" Akan kujawab jika aku menginginkan Rei-chan telanjang dengan pita "Aku ingin minat Rei-chan telanjang dengan pita."

Muka Rei-chan memerah dan memukul diriku "Bodoh! Mesum! Jadi Kazu-kun ternyata orang mesum."

Benarkan jika aku jujur maka aku akan mendapat reaksi begini "Baiklah maafkan aku. Tapi ingatlah Rei-chan" aku berbalik dan memeluk Rei-chan "Aku akan menunggu Rei-chan siap denganku dan jika saat itu aku ingin Rei-chan jadi milikku selamanya."

"Baiklah, Kazu-kun aku mencintaimu."

Sial, Rei-chan jadi kelihatan imut sekali "Sudah! Mari tidur nanti kita bisa terlambat."

Malam itu juga Rei-chan bergumam hal yang aneh-aneh sendiri dengan rasa senang dan itu membuat ku malu mendengarnya akibatnya aku susah tidur. Yah aku berharap jika hubunganku dengan Rei-chan tidak diketahui oleh orang sekolah terutama guru-guru.

avataravatar
Next chapter