6 Bab 6

Sudah beberapa hari ini Eun Kyung merasa tidak enak badan. Setiap pagi ia selalu mengeluh pusing dan terkadang mual. Ia teringat akan tidak tepatnya jam makannya, sehingga membuat asam lambungnya berulah, pikirnya. Pagi pagi sekali Eun Kyung terbangun dan berlari ke kamar mandi. Ia memuntahkan isi perutnya di kloset.

"Hoeek…Hoeek…" Eun Kyung membungkukkan tubuhnya. Setelah dirasa cukup, ia pun membasuh mulutnya dengan air. "Ada apa denganku? Mengapa sangat mual sekali." Keluh Eun Kyung. Dengan langkah gontai, Eun Kyung kembali ke kamarnya.

Ia merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Kepalanya terasa berputar. Perutnya bergejolak. Tak pernah ia mengalami yang seperti ini. Matanya terpejam, nafasnya terengah engah. Belum terlalu lama ia membaringkan tubuhnya, ia kembali bangkit dan berlari ke kamar mandi. Eun Kyung kembali muntah.

Tubuhnya sangat lemah. Ia merasa lapar tapi tiap mencium bau makanan perutnya seakan menolak makanan tsb. Sejak semalam, ia belum makan apapun hingga membuat tubuhnya lemas tak berdaya. "Ya Tuhan apa yang sebenarnya terjadi kepadaku?" gumam Eun Kyung.

Eun Kyung berjalan perlahan ke arah ruang TV. Ia mendudukkan tubuhnya di sofa depan TV. Berkali kali ia menarik dan menghembuskan nafas mencoba untuk rileks. Cara itu cukup berhasil untuk dilakukan. Ia menyalakan TV dan menampilkan tayangan yang membuatnya nyaris mengeluarkan liurnya.

Eun Kyung memajukan tubuhnya ke depan TV. Tayangan yang tengah ia tonton tentang betapa segarnya menikmati Patbingsoo (Es khas korea) dengan susu segar, sirup dan kacang merah yang begitu menggoda. "Ah…Aku ingin makan ini." Ucap Eun Kyung sambil meraba gambar Patbingsoo yang terlihat menggairahkan. Saking tak tahannya ingin segera makan es yang sangat segar itu, ia pun segera meraih ponselnya dan menelpon toko patbingsoo langganannya.

Ia tak peduli jika harus makan es pagi pagi. Eun Kyung tak sabar menanti patbingsoonya dikirim kerumah. Ia nyaris berangkat ke kedai patbingsoo jika kurir yang mengantar pesanannya tak kunjung tiba. Dengan mata berbinar-binar, Eun Kyung langsung membawa pesanannya masuk ke dalam rumah setelah tak berapa lama ketukan di pintunya berbunyi.

"Humm…Yummy…slurrrrp…"

Dengan senang hati ia menikmati sendok demi sendok patbingsoo itu hingga habis. Satu mangkuk Patbingsoo lenyap dan berpindah ke perutnya. Baru kali ini menikmati makanan yang masuk ke dalam kerongkongannya dengan aman dan tanpa dimuntahkan.

"Ya Tuhan…Bagaimana bisa aku makan senikmat ini." Perutnya sangat kenyang meski ia yakin nanti ia pasti akan kembali lapar. Nafsu makannya akhir akhir ini sangatlah meningkat. Karena merasa tidak enak badan sejak semalam, Eun Kyung memutuskan untuk tidak mengajar hari ini. Maka dari itu ia menikmati hari libur dadakannya.

Kriiiing….Kriiiing….

"Halo. Seo Hyun-a ada apa kau menelponku pagi pagi." Sapa Eun Kyung.

"Eun Kyung-a…Bisakah kau menolongku membelikan ku pembalut? Pembalutku sudah habis. Aku lupa membelinya, ku kira aku masih punya stok." Ucap Seo Hyun suaranya sedikit meringis.

"Sepertinya aku punya stok. Nanti aku bawakan ke rumahmu. Apa kau baik-baik saja?" Eun Kyung khawatir mendengar Seo Hyun meringis kesakitan karena mendapatkan hari pertama menstruasi. Ia pun sering seperti itu.

"Perutku sakit. Seperti diremas remas. Cepatlah bawakan aku pembalut. Tampaknya aku harus menggantinya lagi sekarang. Aku tunggu." Seo Hyun mematikan sambungan teleponnya. Eun Kyung pun segera menuju kamarnya dan membuka lemari pakaian. Ia menarik sebuah laci dan menemukan dua pak pembalut yang masih utuh.

Saat akan mengambil satu pak untuk Seo Hyun, tiba tiba Eun Kyung bergidik. Bukankah harusnya ia sudah waktunya mendapatkan tamu bulanan? Biasanya Eun Kyung yang akan mendapatkan menstruasi terlebih dahulu sebelum Seo Hyun. Tapi kini justru malah Seo Hyun dulu yang mendapatkan tamu bulanannya.

Ia tampak ketakutan. Ia takut sesuatu yang tidak diharapkannya itu benar-benar terjadi. "Tidak. Tidak. Mungkin sebentar lagi aku akan mendapatkan tamu bulanan juga seperti Seo Hyun." Ucap Eun Kyung mencoba menyangkal perasaan hatinya yang mulai tak menentu.

Tak ingin terlalu larut dalam pikirannya yang malah membuatnya takut, Eun Kyung pun segera mengganti pakaiannya dan bergegas menuju rumah Seo Hyun. Lima belas menit berlalu, Eun Kyung pun tiba di depan rumah Seo Hyun. Seo Hyun langsung merampas tas kresek yang berisikan satu pak pembalut miliknya saat Eun Kyung masuk ke dalam rumah. Seo Hyun segera berlari ke kamar mandi untuk mengganti pembalutnya.

"Gomawo Eun Kyung-a pembalutnya. Nanti ku ganti ya." Ucap Seo Hyun dari dalam kamar mandi.

"Tak usah aku masih punya stok satu pak lagi." Ucap Eun Kyung. Seo Hyun terdiam sejenak. Satu pak lagi?! Apa itu artinya Eun Kyung tidak menstruasi bulan lalu, pikirnya dalam hati.

"Ah~… Apa kau sudah mendapatkan tamu bulananmu?" tanya Seo Hyun penasaran. Eun Kyung cukup lama terdiam. Membuat Seo Hyun mulai berpikiran yang tidak tidak. Hati kecilnya seakan berkata ada sesuatu yang terjadi. Perasaannya tak enak. Semoga itu hanya perasaanya saja.

"Eun Kyung-a apa kau sudah mendapatkan bulanan mu?" tanya Seo Hyun sambil keluar dari kamar mandi. Eun Kyung hanya menatap wajahnya dengan tatapan yang sulit ditebak. Eun Kyung menggelengkan kepalanya lalu menunduk. Seo Hyun semakin kalut tapi ia mencoba bersikap seperti biasanya.

"Hmm… Tidak seperti biasanya aku duluan yang mendapatkan tamu bulanan. Biasanya tiap bulan kau yang terlebih dahulu mendapatkannya. Sepertinya siklus kita berubah. Mungkin seminggu lagi kau akan mendapatkan bulananmu." Ucap Seo Hyun mencoba menghibur.

"Ne…Ku rasa kau benar. Kita bertukar jadwal. Semoga minggu depan aku mendapatkan bulananku." Ucap Eun Kyung sambil tersenyum tipis.

***

Siang itu Si Hoo menjemput Min Hwa di butiknya. Ia akan mengajak kekasihnya itu makan siang bersama. Sesampainya di depan galeri, ia melihat kekasihnya tengah melucuti baju hasil rancangannya yang menempel sebuah manekin dibantu oleh salah seorang staff. Terlihat raut wajah ceria di muka kekasihnya tiap kali baju hasil rancangannya terjual dan disukai oleh pelanggan.

Si Hoo berdiam diri di dalam mobil dan terus memperhatikan gerak gerik kekasihnya itu dari dalam mobil. Ia pu menekan nomor kekasihnya dan tak lama Min Hwa pun mengangkat teleponnya.

"Halo…" sapa Min Hwa dari sebrang sana. Min Hwa punya kebiasaan akan langsung mengangkat telepon yang masuk ke ponselnya tanpa melihatnya terlebih dahulu.

"Sepertinya aku mengajak kencan wanita yang super duper sibuk di jam yang salah." Ucap Si Hoo menggoda kekasihnya. Min Hwa tertawa. Ia melihat nama kekasihnya tertera di layar ponsel.

"Mianhae… Aku tak sadar kalau sudah waktunya makan siang. Kau dimana?" tanya Eun Kyung melirik kanan kiri.

"Cepatlah bersiap. Aku akan datang secepat kilat." Ucap Si Hoo. Ia mematikan teleponnya dan memarkirkan mobilnya di depan galeri. Ia pun masuk ke dalam galeri dan disambut oleh pegawai Min Hwa.

"Selamat datang Tuan Park. Anda pasti mencari Nona Kang." Sapa Yoona yang sudah dikenalnya karena sering mengantar jemput Min Hwa bekerja. Si Hoo tersenyum.

"Iya. Apa dia ada di dalam?" tanya Si Hoo.

"Ya, Nona Kang ada di dalam. Sepertinya nona sedikit berdandan untuk kencan dengan anda tuan." Bisik Yoona seolah tak ingin di dengan Min Hwa. "Ah~ Begitukah." Si Hoo manggut manggut.

Tak lama Min Hwa pun keluar dari ruang kerjanya dan langsung menggandeng tangan kekasihnya. Ia menitipkan toko kepada Yoona dan Rose untuk menjaganya dikala ia pergi makan siang.

***

TBC

avataravatar
Next chapter