4 Bab 4

"Aaaakkhhh!!! Sakit...." erang Eun Kyung saat lubang miliknya dipaksa masuk oleh benda yang cukup besar, panjang dan juga sangat keras. Sangat berbeda dengan milik tunangannya Joon Young. Si Hoo terdiam sejenak mendengar pekikan wanita yang nyaris telanjang dibawahnya.

"Hiks…Hiks…Hentikan aku mohon. Jangan lakukan ini…" mohon Eun Kyung dengan berderai air mata. Si Hoo sempat bingung dan merasa iba tapi sedetik kemudian ia malah menggauli wanita itu dengan cepat. Sembari bergerak kasar, Si Hoo meneteskan air mata karena telah mengkhianati tunangannya.

Tapi apa daya, Si Hoo tak bisa pulang untuk minta di puaskan oleh sang kekasih. Ia ingin secepatnay menuntaskan gairah yang teramat sangat menyiksa ini. Si Hoo membayangkan tengah menggauli Min Hwa dengan cepat dan kasar.

Eun Kyung yang sudah tak bisa berkutik hanya bisa berharap pria yang tengah memperokosanya itu tidak membuang spermanya di dalam, karena ini adalah masa suburnya. Eun Kyung dibuat klimaks berkali kali. Tubuhnya sudah banjir oleh peluh dan cairan cinta miliknya.

"Eugh…Aaah…" erang Si Hoo saat merasa akan segera sampai. Ia bergerak semakin cepat. Eun Kyung berusaha mendorong tubuh Si Hoo dengan kuat karena ia tahu pria itu sebentar lagi akan segera memuntahkan cairannya.

"Lepaskan aku…Ku Mohon jangan didalam…Hummpht…" Si Hoo membungkam mulut Eun Kyung dengan mesra dan ia pun menekan pinggul Eun Kyung dan…

"Aaaahhh…Aaaahh…" Si Hoo menghentakkan miliknya dalam dalam. Cairan miliknya keluar sangat banyak. Eun Kyung berteriak sembari memukuli dada bidang Si Hoo. Si Hoo memeluk tubuh Eun Kyung erat erat dan sembari menikmati pelepasannya.

Malam itu, Si Hoo tak hanya sekali menggauli Eun Kyung. Entah berapa kali wanita cantik itu hingga ia benar benar puas. Si Hoo pun terlelap setelah mendapat kepuasannya, sedangkan Eun Kyung hanya bisa menangisi nasibnya. Eun Kyung sadar dengan apa yang telah terjadi.

Di rahimnya telah tertanam benih pria yang telah menodainya. Ia hanya bisa berharap segera keluar dari kamar terkutuk ini. Harapannya untuk menikah dengan Joon Young pupus. Apa jadinya jika Joon Young tahu apa yang telah dialaminya saat ini. Tangisan penyesalan Eun Kyung pun tak bisa dielakkan.

Sementara itu, Seo Hyun kebingungan mencari cari keberadaan Eun Kyung. Tadi ia meminta Eun Kyung untuk menemaninya ke kamar mandi, tapi saat ia kembali Eun Kyung sudah tidak ada disana. "Kemana perginya? Apa dia pulang lebih dulu meninggalkanku?" tanya Seo Hyun sambil terus menghubungi handphone Eun Kyung tapi tidak mendapat jawaban. "Sepertinya dia pulang duluan. Awas kau Eun Kyung, berani beraninya pulang sendirian." Omel Seo Hyun. Lantas ia pun bergegas keluar dari sana.

***

Keesokan harinya, Si Hoo terbangun lebih awal. Tubuhnya terasa sangat ringan. Pusing di kepalanya masih terasa. Tak hanya itu efek obat perangsangnya pun belum hilang. Padahal ia yakin semalam Min Hwa sudah memuaskannya. Si Hoo tersenyum mengingat tunangannya. Meski keduanya pernah melakukan hubungan intim, tapi semalam dirinya melakukannya tanpa pengaman. Ia sangat yakin kalau benihnya sengaja di tanam di dalam rahim Min Hwa.

Mengingat sebentar lagi mereka akan menikah, tak masalah jika membuangnya di dalam, pikir Si Hoo. Si hoo melihat ke sebelahnya. Tampak punggung indah dan polos tengah memunggunginya. Si Hoo menarik tubuh polos itu semakin menempel pada tubuhnya. Bahkan Si Hoo merasa miliknya masih menancap cukup dalam di bawah sana.

Si Hoo memeluk erat tubuh polos yang di kira Min Hwa itu dengan erat. Bahkan kedua tangannya menangkup gundukan besar di depannya, meremasnya dengan lembut sembari mengecupi punggung polos itu. Gairahnya pun kembali bangkit. Dengan perlahan Si Hoo mendorong kembali miliknya, membuat si wanita itu mengerang kesakitan.

"Morning sayang." sapa Si Hoo manja. Eun Kyung yang baru saja terbangun langsung menepiskan tangan pria yang memeluknya dengan sangat intim.

Si Hoo tampak kaget karena wanita yang ia sangka Min Hwa menepis tangannya. Betapa kagetnya Si Hoo saat melihat wajah wanita tsb. Wanita yang semalam digaulinya bukanlah Min Hwa.

"Si....Siapa kau?!" tanya Si Hoo kaget. Ia bergegas memakai kembali baju bajunya. "Ah... sial." umpatnya. Si Hoo menatap wanita yang tengah menangis sambil menutupi seluruh tubuh polosnya dengan selimut tebal.

"Maaf nona. Aku... Aku tahu aku tak pantas mengatakan ini. Tapi... aku hanya bisa mengatakan maaf. Ku kira kau adalah tunanganku... Ku kiraa..."

Eun Kyung yang sedari tadi menangis langsung memotong ucapan pria di depannya. "Maaf katamu?! Kau pikir aku terima kau perlakukan seperti ini?!" ucap Eun Kyung mulai meninggikan suaranya.

"Nona... Aku..."

"Dasar brengsek. Pernikahan ku sebentar lagi dan kau mengacaukan segalanya. Kau...Tidak kah kau tahu kalau kau membuangnya di dalam dan ini masa subur ku?!"

Si Hoo membelalakkan matanya. Brengsek kau Si Hoo. Bagaimana kalau wanita ini hamil? Apa yang akan kau lakukan? Tapi bukankah aku melakukannya secara tidak sengaja?! Mana ku tahu ia tengah masa subur. Pikirnya.

Perdebatan pun tak bisa di elakkan. Si Hoo tetap merasa tak bersalah sepenuhnya karena ia pun terpaksa melakukannya karena ia dalam pengaruh alkohol dan obat perangsang.

Tak ingin berdebat terlalu panjang, Si Hoo memutuskan keluar dari kamar, dan meninggalkan Eun Kyung seorang diri dikamar. Eun Kyung berteriak kencang sambil melempar bantal ke arah pintu.

***

Satu jam berlalu. Si Hoo yang kalut tak benar benar meninggalkan wanita itu. Ia hanya butuh menghirup udara segar agar pikirannya bisa terbuka. Tapi tak tetap saja pikirannya seakan ditutupi kabut yang sangat tebal.

Sementara itu, Eun Kyung telah membersihkan dirinya. Ia menggosok seluruh tubuhnya dengan sabun agar kenangan buruk semalam hilang. Eun Kyung menatap tubuhnya jijik karena terdapat bekas bekas tanda kepemilikan pria yang menodainya.

Tangis Eun Kyung pun terus terdengar. Ia memijat mijat kuat perutnya untuk mengeluarkan sisa sisa cairan milik pria tadi dari dalam tubuhnya. Ia berharap tak ada pembuahan dirahimnya karena ia tak menginginkan itu. Mungkin pria tadi pun juga tak menginginkannya juga.

Setelah puas menangis, Eun Kyung dengan terseok-seok berjalan keluar dari kamar mandi. Air matanya kembali menyeruak tatkala melihat kacaunya isi kamar bekas pergulatan semalam.

Eun Kyun terduduk di depan pintu kamar mandi sambil memeluk kedua lututnya. "Apa yang harus ku lakukan?" isaknya pilu.

Si Hoo memutuskan untuk check out dari sana. Ia di beri tahu kalau wanita yang bersamanya semalam masih ada disana. Si Hoo pun memutuskan untuk menemui wanita itu lagi. Saat membuka pintu kamar, ia melihat wanita itu sudah kembali mengenakan pakaiannya yang semalam ia lucuti, tengah duduk menekuk lutut di depan kamar mandi sambil menangis pilu.

Perlahan ia pun mendekat. "Ku kira kau sudah pergi. Ayo keluar kita bicarakan baik baik." ucap Si Hoo menawarkan diri untuk damai.

Wanita cantik itu mengangkat wajahnya dan menatap penuh benci pria yang ada di hadapannya. "Pergi! Aku tak ingin bicara denganmu." tolak Eun Kyung sambil menatapnya tajam.

***

TBC

avataravatar
Next chapter