2 Bab 2

Seorang wanita cantik berambut panjang berjalan keluar dari dalam kamarnya setelah seharian kemarin mengurung diri di kamar meratapi nasibnya yang gagal menikah. Wajahnya memang masih tampak memerah dan agak bengkak tapi hatinya sedikit lebih lega setelah menumpahkan rasa sakit hatinya.

Ia bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Hari ini harusnya menjadi hari yang sangat membahagiakan baginya dimana nanti pukul sepuluh pagi ia akan melangsungkan pemberkatan di sebuah gereja di pinggir kota Seoul bersama pria yang dicintainya. Namun sayang semua itu hanyalah mimpi semata.

Setelah selesai mandi dan berpakaian, ia pun berkutat di dapur menyiapkan sarapan untuk ibu, ayah dan adik laki lakinya Min Joon. Pagi ini ia memasak sup tahu kimchi dan juga ikan goreng. Ia sesekali mencici sup yang dibuatnya agar rasanya tidak buruk, seburuk dan sehancur hatinya.

"Eomma, Appa, Min Joon-a ayo bangun. Kita sarapan." Teriak Min Hwa membangunkan anggota keluarganya. Namun tak ada satupun yang menyahut. Min Hwa membereskan mangkuk, sendok dan sumpit untuk keluarganya.

Ia pun duduk di depan meja yang tersedia sarapan yang di masaknya. "Eomma, Appa, Min Joon-a cepatlah. Aku masak sup tahu kimchi yang sangat enak. Kalian akan rugi jika kehabisan sup buatanku."

Min Hwa mulai sarapan sendirian. Sementara Nyonya Park Sun Hee ibunda Min Hwa sangat kesal karena bisa bisanya putrinya bersikap seolah olah tak ada pembatalan pernikahan. "Gadis itu benar benar." Ucap Nyonya Sun hee sambil beranjak keluar dari kamarnya.

Pintu kamar pun terbuka. Amarahnya semakin menjadi melihat wajah putrinya. Ia masih amat kesal saat putrinya mengatakan bahwa dirinya tidak jadi menikah. Sun Hee mengira putrinya tengah bercanda, tapi putrinya menegaskan bahwa ia tak ingin menikah karena hal hal konyol.

"Aw…Eomma. Sakit…" pekik Min Hwa karena Sun Hee berlari kearahnya dan memukul punggungnya berkali kali. Ia meringis kesakitan. Sang ayah Kim Ro Woon berusaha mencegah istrinya memukuli Min Hwa tapi tidak berhasil.

"Kau ini. Dimana akal sehat mu hah. Setelah membuat kekacauan bisa bisanya kau makan dengan nyaman sementara aku ingin sekali mati sekarang juga karena malu." Ucap Sun Hee sambil mengejar putrinya. Tangannya terus memukuli punggung putrinya.

"Eomma hentikan. Lebih baik eomma bunuh aku saja dari pada memukuli kau seperti ini." Hardik Min Hwa.

"Sayang sudahlah. Semua ini sudah terjadi. Pernikahan itu batal." Ucap Ro Woon sambil memeluk istrinya. Sun Hee terduduk di lantai dan menangis. Min Hwa semakin sedih melihat bersedih. Tapi apa daya semua sudah terjadi. Tak hanya sang ibu, Min Hwa pun kembali menangis.

Min Joon keluar dari kamar setelah mendengar keributan. Dia melihat ibu dan kakanya menangis. Hatinya ikut merasa sedih atas pernikahan kakaknya. Ia tahu kakaknya membatalkan pernikahan mereka yang seharusnya hari ini di gelar pasti ada sebabnya. Kakaknya berbohong dan pasti mengarang cerita demi menutupi kebenarannya. Ia sangat mengetahui gimana kakaknya. Ia akan mencari tahu sendiri apa yang sedang terjadi.

***

Sementara itu di tempat lain, Joon Young tengah berkutat dengan pasien di ruang operasi. Ia dan beberapa timnya tengah menyelesaikan operasi pemasangan implan untuk mengganti sendi lutut pasien yang telah rusak.

Suara bunyi keras seperti orang yang tengah mereparasi terdengar cukup nyaring. Operasi siang itu tampak tidak bersahabat. Pasalnya semua orang sudah tahu tentang batalnya pernikahan Dokter Han Joon Young dengan tunangannya yang berprofesi sebagai guru taman kanak kanak.

Sejak peristiwa menyedihkan itu, Joon Young meliburkan dirinya selama seminggu dan hari ini ia kembali bekerja dan langsung dipercaya untuk menangani pasien yang akan melakukan penggantian sendi lututnya.

Jika dulu dokter Han Joon Young adalah seorang dokter yang ramah dan baik hati serta banyak senyum, tapi kini ia berubah 360 derajat. Ia lebih pendiam dan tak ada senyum yang tercipta di wajah tampannya.

Operasi yang hampir memakan waktu satu jam lebih itu terasa sangat berat bagi tim dokter dan perawat yang membantunya. Pasalnya tak ada candaan receh yang sering mereka lontarkan untuk mengurangi ketegangan tapi sepertinya tidak berlaku untuk hari ini.

"Oke operasi sudah selesai dilakukan. Sisanya ku serahkan kepada kalian. Ku mohon bantuannya." Ucap Joon Young kaku setelah menyelesaikan bagiannya. Ia membungkukkan badan lalu keluar dari ruang operasi.

"Fiuuuh…!" Semua orang di ruang operasi menghela nafas lega. Seolah semua beban mereka terangkat dengan kepergian Joon Young dari sana.

Keriuhan pun terjadi di ruang operasi. Untungnya Joon Young sudah pergi menjauh dari sana hingga mereka dengan bebas membicarakannya. Joon Young kembali ke ruangannya. Ia merebahkan tubuhnya yang lelah di sofa.

Matanya dicoba untuk dipejamkan namun tak bisa. Bayangan gagalnya pernikahan terus terbayang dibenaknya. Ia terus bertanya tanya dimana keberadaan Eun Kyung hingga kini. Apa alasannya meninggalkan dirinya di hari pernikahan mereka. Joon Young masih tak percaya dengan apa yang telah terjadi.

"Katakan kepadaku apa yang sebenarnya telah terjadi. Aku akan memaafkanmu jika kau berkata yang sesungguhnya dan menerima mu lagi, Eun Kyung-ah." Gumam Joon Young.

Setelah menunggu beberapa saat, Joon Young mengemasi barang barangnya. Hari pertamanya bekerja terasa sangat berat. Terlalu banyak omongan omongan miring tentangnya. Ia memang tidak terlalu memperdulikannya, tapi tetap saja terdengar oleh telinganya dan membuat telinganya sakit dan panas.

Joon Young melepas jas kebesarannya dan menggantungnya lalu menggantinya dengan Long coat. Ia pun keluar dari ruangannya. "Joon Young-a kau akan pulang?" sapa Daniel Kim saat ia keluar dari ruangannya.

"Ya." Jawab Joon Young pendek.

"Hm…Kau mau menemaniku minum?" tanya Daniel. Daniel adalah salah satu senior di tempatnya bekerja. Sahabat baiknya. Ia seorang dokter kandungan.

Joon Young menggaruk kepalanya. "hm…Maafkan aku Hyung. Aku sedang tidak ingin minum alkohol. Aku tak boleh minum malam ini, pagi pagi sekali akan ada operasi lanjutan."

"Ah~ Sayang sekali. Baiklah kalau begitu. Pulanglah dan hati hati di jalan." Joon Young mengangguk lalu pergi meninggalkan Daniel.

Dalam perjalanan pulang, Joon Young menyalakan radio. Sebuah lagu yang sangat indah mulai mengalun. Di bagian reffrain, Joon Young menambah volume suara radionya, dan ia pun ikut bernyanyi dengan air mata yang mulai turun membasahi wajah tampannya.

너였다면 어떨 것 같아

Neoyeotdamyeon eotteol geot gata

Seandainya itu kau, bagaimana itu akan terjadi?

이런 미친 날들이

Ireon michin naldeuri

Jika hari-hari gila ini

네 하루가 되면 말야

Ni haruga doemyeon marya

Menjadi milikmu?

너도 나만큼 혼자

Neodo namankeum honja

Jika kau hancur sebanyak aku

부서져 본다면 알게 될까

Buseojyeo bondamyeon alge doelkka

Akankah kau tahu?

Jung Seung Hwan – If it is you (Ost Another Miss Oh)

***

TBC

avataravatar
Next chapter