1 Bab 1

Kang Min Hwa (Pov)

Min Hwa berkali kali mematut dirinya di depan cermin. Ia tak ingin ada yang salah pada penampilannya. Ia membuka sebuah laci kecil di samping meja riasnya dan memakai anting anting cantik yang akan menunjang penampilannya hari itu.

Raut wajah ceria tak pernah luntur dari wajahnya. Ia memeriksa lagi penampilannya barulah ia segera pergi menuju Cafe di daerah Myeongdong untuk menemui tunangannya Park Si Hoo.

Dengan menggunakan bus dari halte tak jauh dari kediamannya, Min Hwa akhirnya sampai di sebuah cafe tempat pertama kali dirinya bertemu dengan Si Hoo. Dari luar cafe, Min Hwa mencari cari keberadaan tunangannya itu tapi Si Hoo belum juga terlihat. Sambil menunggu Si Hoo, Min Hwa memesan Greentea Latte dan satu slice Red Velvet kesukaannya.

Hampir satu jam Min Hwa menunggu tapi Si Hoo belum juga datang. Ia mencoba menelpon Si Hoo untuk memastikan bahwa Si Hoo tidak lupa dengan janji mereka. Tak lama Min Hwa pun tersenyum melihat kedatangan Si Hoo. Si Hoo melambaikan tangannya dari balik kaca.

Min Hwa tersenyum membalas lambaian tangan Si Hoo. Si Hoo segera masuk ke dalam cafe. "Aku merindukan mu." ucap Min Hwa kepada Si Hoo. Min Hwa memeluk erat Si Hoo tapi Si Hoo tidak membalas pelukannya.

Si Hoo mendorong tubuh Min Hwa saat Min Hwa bergelayut manja di tangan tunangannya. Si Hoo merasa risih. Lagi lagi Si Hoo bersikap aneh dengan menarik tangannya. Min Hwa merasa aneh.

"Kenapa sih? Kau sangat aneh hari ini. Kau tidak suka dipeluk. Kau tahu aku sangat merindukan mu." Min Hwa menggerutu.

"Duduklah, aku ingin kita bicara. Kau sudah pesan makanan?" ucap Si Hoo. Min Hwa mengangguk.

"Kenapa datangnya lama? Apa pekerjaan mu lebih penting dari pada aku?" tanya Min Hwa.

"Maaf. Ada hal yang harus aku selesaikan dulu sebelum aku kemari."

"Baiklah. Karena suasana hatiku sedang baik, aku memaafkanmu. Tapi lain kali tidak." Ucap Min Hwa yang hanya dibalas anggukan oleh Si Hoo.

***

Mata Min Hwa berbinar saat melihat sepotong Red Velvet & Greentea latte kesukaannya sudah tersaji di depan mata. "Bicara apa? Kau pasti deg degan kan menghadapi hari pernikahan kita. Aku juga begitu." ucap Min Hwa sambil memakan kue kesukaannya.

"Bukan itu yang ingin ku katakan." Ucap Si Hoo menggantung.

"Lalu apa yang ingin kau sampaikan?" Si Hoo terdiam sejenak. Min Hwa dibuat kebingungan. "Aku ingin kita putus." ucap Si Hoo. Min Hwa menghentikan kunyahannya. Ia menatap Si Hoo yang kini juga tengah menatapnya.

"Mari kita hentikan sampai disini." ucap Si Hoo lagi. Si Hoo tak tahu apa yang tengah dipikirkan oleh Min Hwa. Tiba-tiba...

"Huahahaha.... Ya Tuhan. Kau keterlaluan becandanya sayang." Min Hwa tertawa menanggapi ucapan Si Hoo yang terdengar gurauan baginya.

"Aku tidak bercanda. Kita hentikan sampai disini, Min Hwa." Ucap Si Hoo terdengar serius. Tatapan Si Hoo berubah dan Min Hwa baru menyadarinya. Tatapan cinta yang selalu diberikan oleh Si Hoo kepadanya seolah menghilang.

"Apa kau bilang? Kau ingin kita putus? Tolong jangan bercanda. Lusa adalah hari pernikahan kita Oppa." Min Hwa mulai panik. Matanya berkaca-kaca.

"Mianhae... Aku sudah tak tahan lagi menjalani semuanya. Sudah dua tahun ini aku mencoba bertahan dengan mu tapi... Aku tak bisa. Lebih baik kita akhiri sampai disini." ungkap Si Hoo.

"Apa... Apa kesalahan ku? Aku akan memperbaikinya untukmu. Tolong katakan apa yang harus aku rubah. Tolong jangan katakan kita batal menikah."

Min Hwa memohon kepada Si Hoo agar tak serius membatalkan pernikahan mereka yang akan digelar dua hari lagi. Si Hoo menjelaskan bahwa ia tak suka dengan kebiasaan tidurnya yang mengorok. Tampak jelek saat bangun tidur dengan rambut acak acakan dan berbagai alasan yang tak masuk di akal oleh Min Hwa.

"Hh... Aku tak tahu jika aku adalah wanita menjijikan seperti itu di matamu." ucap Min Hwa yang terlanjur sakit hati dengan ucapan Si Hoo.

"Kau benar. Aku memang tak pantas untuk mu. Bukan... Tapi kau yang tak pantas untukku. Lebih baik kita batal menikah. Aku membatalkan pernikahan ini. Anggap saja kita tak pernah bertemu." ucap Min Hwa sambil pergi meninggalkan Si Hoo.

Tanpa menoleh lagi ke belakang, Min Hwa terus berjalan sambil menangis.

***

Han Joon Young (Pov)

Di sebuah taman indah akan menjadi saksi bersatunya dua insan manusia yang saling mencintai. Joon Young sang mempelai pria sudah berdiri tampan di dampingi orang tuanya mengalami tamu tamu undangan yang sudah hadir disana.

Tiba-tiba seorang wanita berlari kearah Joon Young. Joon Young menatap adik perempuannya Youmi yang tampak terengah engah. "O...oppa... Gawat." ucap Youmi tergagap.

"Ada apa? Apanya yang gawat? Kau sudah memberi tahu Eun Kyung untuk segera bersiap kan."

"Itu.. Itu.." Youmi tergagap. Youmi di pukul oleh ibunya karena bicara tergagap. "Oppa... Eun Kyung eonnie tidak ada diruang tunggu pengantin." Pekik Youmi.

"Apa?!" Joon Young mulai panik.

"Eun Kyung eonnie menghilang." pekik Youmi membuat Joon Young, orang tua Joon Young dan juga orang tua Eun Kyung kaget.

"Jangan asal bicara. Eun Kyung tidak mungkin menghilang. Dia mungkin pergi ke kamar mandi." Joon Young berusaha berpikiran positif.

Saat Joon Young akan menemui calon pengantinnya, Youmi menahan tangannya lalu menyerahkan sepucuk surat. "Aku sudah mencarinya kemana mana tapi tidak menemukannya dimana pun. Aku malah menemukan sepucuk surat ini."

Joon Young menerima surat itu dengan perasaan tak menentu. Dengan tangan bergetar ia perlahan membuka surat yang ditinggalkan oleh Eun Kyung untuknya.

Joon Young Oppa

Maafkan aku.

Jika kau membaca surat ini itu artinya aku sudah pergi.

Maaf... Aku tak bisa melanjutkan pernikahan ini.

Aku belum siap dengan pernikahan ini

Ku mohon maafkan aku...

Eun Kyung...

Joon Young meremas surat itu lalu membuangnya. Ian berlari menuju ruang ganti pengantin wanita. Disana ia melihat gaun pengantin yang seharusnya dipakai Eun Kyung di hari bahagia mereka, kini malah tergantung di dinding.

Joon Young memeriksa setiap sudut yang memungkinkan Eun Kyungnya bersembunyi. Berkali kali ia menelpon calon tunangannya tapi nomornya sudah tidak aktif.

"AAAAARRRGGGHH!!!" teriak Joon Young frustasi. Pernikahannya yang sudah di depan mata batal begitu saja.

Joon Young masih berharap Eun Kyung akan kembali dan mereka bisa melanjutkan pernikahan mereka. Tapi sayang sampai malam hari dan hujan turun dengan lebat, Eun Kyung tak menunjukkan dirinya disana. Hanya Joon Young sendiri yang basah kuyup kehujanan menunggu Eun Kyung.

***

avataravatar
Next chapter