webnovel

Bab 25

"Eh sudah malam kami pulang dulu," Kak Andi pamit.

"Iya sering-sering mampir ya," ujar Mamah.

"Iya nanti kalau ada waktu kami mampir," ujar Kak Andi

"Baiklah," ujar Mamah.

"Ayo sayang kita pulang," ajaknya, istrinya hanya mengangguk.

Keesokannya setelah Ayah pulang kerja, dia bercerita kalau ternyata Kak Andi bekerja di tempat Ayahku bekerja. Dia juga bekerja di bagian yang sama dengan Ayahku. Dan katanya besok mereka akan kerja lembur sampai subuh, Kak Andi bingung karena dia khawatir kalau meninggal istrinya sendirian di rumah. Jadi Ayah menyarankan agar Istrinya Menginap di rumah kami.

"Besok Ayah lembur, Andi juga kebagian lembur," ujar Ayah.

"Lembur sampai jam berapa?" tanya Mamah.

"Sampai jam 3 subuh," jawab Ayah.

"Kenapa sampai subuh?" tanya Mamah.

"Iya soalnya kita di kejar target," jawab Ayah.

"Ya sudah," ujar Mamah.

"Oh iya besok Istrinya Andi akan menginap di sini karena Andi khawatir kalau di tinggal di rumah sendirian, boleh kan Mah?" tanya Ayah.

"Iya boleh suruh saja Kemala besok ke sini," jawab Mamah.

Keesokannya aku ke rumah Kak Kemala saat sore, untuk mengajak dia menginap. Takutnya dia malu kalau harus datang ke rumah kami, Apalagi Ayah mewanti-wanti agar aku mengajaknya ke rumah. Saat aku berada di depan rumahnya, aku merasa mencium sesuatu yang anyir tapi bercampur dengan bau bunga melati, tapi aku tidak mencari sumber bau itu.

"Tok! Tok! Tok, permisi." Aku mengetuk pintu.

"Eh iya ada apa?" tanyanya pelan.

"Kak kemala di suruh Kak Andi untuk menginap di rumah kami soalnya Aya sama Kak Andi akan lembur sampai subuh," ujarku.

"Iya tunggu sebentar," dia pergi ke dalam membawa sesuatu.

"Sudah Kak?" tanyaku.

"Sudah," jawabnya.

"Kalau begitu ayo," ajakku.

"Iya ayo," jawabnya.

Sesampainya di rumah, Mamah menyambutnya dengan ramah. Bahkan Mamah mengajaknya untuk makan bersama kami, tapi saat kami sedang makan dia tampak kebingungan dan terlihat seperti tidak selera makan. Jadi Mamah bertanya kenapa, takutnya Kak Kemala sakit. Ternyata benar dia tidak berselera makan, jadi Mamah mengantar dia ke kamar tamu. Kamar yang biasa Nenek dan Kakekku tempati kalau menginap di sini.

"Kalau kamu tidak mau makan, biar Mbak antar ke kamar tamu, siapa tahu kamu mau istirahat," ujar Mamah.

"Iya," jawabnya pelan.

"krek!" suara pintu di buka.

"Nah kamu tidur di sini ya," ujar Mamah.

"Iya," jawabnya.

"Kalau kamu perlu apa-apa panggil saja Mbak atau Nina ya," ujar Mamah.

"Iya," dengan suara pelan.

"Ya sudah Mbak mau lanjut makan lagi ya," ujar Mamah sambil langsung keluar kamar.

Setelah makan seperti biasa, aku membantu Mamah membereskan meja makan dan mencuci piring kotor. Setelah itu kami menonton TV, tapi Kak kemala tidak keluar kamar mungkin dia sudah tidur. Saat aku lihat jam ternyata sudah jam 10 malam jadi kami memutuskan untuk pergi tidur.

"Wah ternyata sudah malam," ujarku.

"Iya sebainya kita tidur, besok kamu harus ke sekolah kan," ujar Mamah.

"Kamu mau tidur sama Mamah atau Kakak?" tanya Mamah.

"Sama Kakak Aja," jawab Adik.

"ya sudah yuk kita ke kamar Kakak," ajakku.

"Ayo," Adikku bersemangat.

Saat hendak ke kamar, dalam hati aku ingin sekali mengecek keadaan Kak kemala. Tapi aku juga tidak mau mengganggunya siapa tahu dia sedang tidur nyenyak, jadi aku memutuskan untuk segera tidur bersama Adikku. Saat sedang tidur Adik membangunkanku, aku kira ada apa ternyata dia haus. Jadi aku pergi ke dapur untuk mengambilkan minum.

"Kak bangun aku haus," ujar Adik.

"Iya sebentar Kakak ambilkan ya," jawabku.

"Iya jangan lama-lama aku takut," ujar Adik.

"Takut apa?" tanyaku.

"Takut Kak Kemala ke sini," jawabnya Sambil mengecilkan suaranya.

"kenapa harus takut?" tanyaku.

"Tatapannya menakutkan," jawabnya.

"Ah kamu ada-ada saja, Kakak ambilkan dulu minumnya ya," ujarku.

Lagi-lagi baru aroma yang tadi aku cium di depan rumah Kak Kemala, aku coba menghiraukannya dan bergegas mengambil minum. Setelah dari dapur karena aku penasaran, aku mengintip ke kamar yang di tempati Kak kemala. Ternyata bau menyengat itu berasal dari sana, aku buka pintu kamar itu perlahan, aku melihat ada sosok wanita memakai baju serba putih yang sudah kusam dan rambut panjang. Yang membuatku merinding adalah dia duduk di depan cermin namun bayangannya tidak ada di cermin, karena takut aku langsung bergegas ke kamar.

"Kakak kenapa lama," tanya Adik.

"Iya tadi Kakak dari kamar mandi dulu," jawabku.

"Minumnya mana?" Tanyanya.

"Oh iya ini." Sambil menyodorkan minum.

"Kakak seperti ketakutan," ujarnya.

"Ah enggak Kakak Cuma gerah, kita tidur lagi saja yuk," ajakku.

"Iya ayo," ujarnya.

Tapi aku lagi-lagi tidak bisa tidur, sosok tadi masih terngiang-ngiang di kepalaku. Sampai saat aku baru saja tertidur, aku mendengar seperti ada yang menyalakan TV dengan volume keras. Karena terganggu aku langsung mengeceknya benar saja TV itu menyala, tapi aku tidak tahu siapa yang menyalakan TV. Aku mematikan TV itu kemudian pergi ke kamar, saat hendak membuka pintu tiba-tiba di pundakku ada rambut panjang menjuntai. Saat aku tengok ke atas ternyata itu Kuntilanak di menyeringai kepadaku dan tertawa dengan suara khas Kuntilanak.

"Nin bangun." Ujar Mamah sambil menepuk pipiku.

"Kok aku ada di kamar Mah?" tanyaku.

"Mamah menemukan kamu pingsan di depan kamar kamu," jawab Mamah.

"Aku pingsan?" tanyaku.

"Iya kamu pingsan, kenapa kamu bisa pingsan begitu?" tanya Mamah.

"Aku melihat Kuntilanak," jawabku.

"Ah Masa rumah kita kan sudah bersih dari hal seperti itu," ujar Mamah.

"Sumpah Mah aku enggak bohong," ujarku.

"Kayanya kamu lagi kebingungan, sebaiknya kamu tidur lagi, masih ada waktu sampai jam berangkat sekolah," ujarnya.

"Baiklah," ujarku.

Sepertinya Mamah tidak percaya, aku haru bicarakan ini ke Nenek. Sepertinya Nenek akan percaya dan kalau terjadi sesuatu lagi, aku bisa meminta tolong kepada temannya. Karena mengantuk aku tidur lagi agar tidak mengantuk di sekolah. Alarm berbunyi aku langsung bergegas mandi dan bersiap ke sekolah.

"Nin enggak sarapan dulu?" tanya Mamah.

"Enggak Mah aku kesiangan," ujarku.

"Terus nanti kalau lapar bagaimana?" tanya Mamah.

"Nanti aku jajan roti saja di kantin Mah," jawabku.

"Ya sudah kalau begitu," ujar Mamah.

"Kalu begitu aku berangkat dulu Mah, Kak Kemala," iya jawab Mamah, sedangkan Kak kemala hanya mengangguk.

Akhirnya aku tiba di sekolah, dan syukur aku tidak kesiangan dan ada waktu buat beli roti di kantin. Saat sedang jajan datang Ana dan Sara, Mereka juga baru sampai sekolah. Aku berniat menceritakan kejadian semalam, tapi aku lapar jadi aku makan roti dulu. Saat aku hendak bercerita bel masuk sudah berbunyi jadi kami masuk kelas biar nanti saja saat jam istirahat aku menceritakan itu kepada mereka.