11 Pergi Jangan Kembali Lagi!

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Evan Jun menutup matanya, kemudian napasnya yang stabil mulai terdengar. Emily Ling saat itu berada dalam jarak satu meter dari Evan Jun. Ia menatap pria yang sudah tertidur itu, seolah ia lebih menghipnotis daripada obat tidur. 

Apakah pria ini benar-benar tertidur begitu cepat? Bahkan masih menyentuhku? Apa-apaan ini? Tanya Emily Ling dalam benaknya.

Mungkin karena sudah melihat kontraknya, ingatan si pemilik tubuh ini mulai terbuka. Emily Ling mulai mengingatnya. Ketika hari pertama ia pergi ke lokasi syuting, Aaron Huo menyuruh sopir untuk mengantarnya ke lokasi syuting.

Ketika Emily Ling keluar di malam hari, ia mengira Aaron Huo akan menyuruh sopir untuk menjemputnya. Ia tidak tahu bahwa mobil milik Aaron Huo dan Evan Jun sama. Secara tidak sengaja ia masuk ke dalam mobil yang salah.

Evan Jun menderita insomnia morbid parah. Ia tidak bisa tidur sepanjang tahun. Ia mengandalkan hipnotis dan meminum obat untuk meredakan gejala insomnianya. Ketika Emily Ling memukul dadanya, ia langsung tertidur begitu saja.

Emily Ling dipeluk secara tidak sopan, dan pria yang memeluknya ini masih tertidur. Entah bagaimana caranya ia bisa bergerak. Sebelum ia membuat kegaduhan, ia dihentikan oleh si sopir pribadi Evan Jun. 

Sopir itu berkata bahwa pria yang memeluknya itu bukanlah pria yang bisa diprovokasi. Emily Ling yang malang dipeluk selama empat jam oleh pria yang tertidur ini.

Keesokan harinya, Evan Jun mengirim surat kontrak untuk Emily Ling. Di dalam surat kontrak tersebut menyatakan bahwa ia akan membayar sebesar 10.000 Yuan per jam, dan berjanji tidak menyentuh Emily Ling. Uang tersebut akan dibayar sekali setiap bulan.

Pemilik asli tubuh ini berasal dari sebuah desa kecil. Matanya langsung terbuka ketika melihat nominal uang dalam jumlah yang besar, apalagi saat ini ia sangat membutuhkan uang. 

Jangankan 10.000 Yuan per jam, ia bahkan rela melakukan apapun untuk bisa mendapatkan 1.000 Yuan. Tanpa berpikir panjang, ia langsung menandatangani kontrak tersebut.

Emily Ling menatap pria yang tidur nyenyak di sebelahnya sambil sedikit mengerutkan keningnya. Pria yang memeluknya ini adalah orang terkaya di dunia. Tapi kenapa ia sangat pelit. Hanya membayar 10.000 Yuan untuk 1 jamnya, seharusnya paling tidak ia memberi 100.000 Yuan untuk 1 jamnya!

Ketika Evan Jun tidur, Emily Ling meminjam ponsel milik sopir yang ada di depannya dan mengirim pesan kepada Aaron Huo, ia mengatakan kepada Aaron Huo bahwa tidak perlu mengkhawatirkannya.

Di sisi lain Aaron Huo sedang mencari-cari keberadaan Emily Ling, bahkan ia juga melapor ke polisi. Ia berlari pulang seperti orang gila sambil mencari Emily Ling di sepanjang jalan. 

Namun tetap saja Aaron Huo sama sekali tidak menemukan jejak keberadaan Emily Ling. Hingga akhirnya ia hanya bisa pulang sambil menunggu informasi dari polisi.

Dan saat ini, ia tiba-tiba menerima pesan singkat dari Emily Ling yang membuatnya sangat emosi. Ia dengan marah melempar ponselnya, kemudian menggertakkan gigi dan mengumpat, "Sialan!"

Gadis sialan! Aaron Huo mengumpat dalam hati. Anak ini dengan sengaja mempermainkanku!

Sean Ling yang saat itu duduk di samping Aaron Huo memeluk bantal dengan mata memerah, ia ketakutan sampai membuat badannya gemetaran. Namun ia berusaha mengumpulkan keberanian untuk bertanya kepada Aaron Huo, "Kakek, apa Mami sudah ketemu?"

"Pergi tidur sana! Dia lebih baik mati di luar!" Kata Aaron Huo tanpa ampun sambil memelototi Sean. Aaron Huo melihat Sean Ling yang matanya mulai memerah karena menangis, dalam hati Aaron Huo merasa sangat kesal saat melihatnya, "Kenapa menangis?! Sudah besar masih saja suka menangis."

Sean Ling yang dibentak oleh Aaron Huo hanya bisa merasa ketakutan, ia menggigit bibirnya dengan penuh rasa ketakutan. Air mata yang sejak tadi ia tahan, kini jatuh begitu saja dan menetes di pipinya. Ia dengan keras kepala menatap Aaron Huo dan kembali bertanya, "Apa Mamiku sudah ketemu?"

"Anak kecil, aku menyuruhmu untuk pergi tidur, apa kamu tidak mendengarku?" Aaron Huo sangat marah. Ia mengangkat tangannya sambil menunjuk ke arah kamar untuk memberi isyarat kepadanya.

Apa yang sudah Aaron Huo lakukan di kehidupan sebelumnya? Sungguh sial, Tuhan memberikan dua mainan kepadanya yang selalu membuat masalah. Apalagi putranya itu benar-benar sangat merepotkan!

"Kamu tidak pergi cari Mamiku." Kata Sean Ling sambil menangis lebih keras daripada sebelumnya, ia merasa sangat sedih dan putus asa. Kemudian ia pun melempar bantalnya, berbalik dan berlari keluar, "Aku akan pergi cari Mami sendiri."

Aaron Huo melihat anak kecil itu yang langsung berlari pergi. Ia sangat marah bahkan ia sampai menunjuk-nunjuk anak itu dan berkata dengan kasar, "Pergi! Keluar dari sini! Pergi tidak usah pulang sekalian!"

Pergi yang jauh dan jangan pernah kembali ke hadapanku lagi! Aaron Huo mengumpat dalam hatinya.

Sean Ling membuka pintu, kemudian menggesek kartu dan menekan tombol yang ada di lift.

Aaron Huo melihat pintu lift terbuka, wajah yang tampan kini terlihat sangat pucat. Ia marah hingga membuat tubuhnya gemetar. Kemudian ia langsung mengejar anak kecil itu, menggendongnya dan langsung melemparkannya ke atas tempat tidurnya. 

Setelah itu Aaron Huo mengunci Sean Ling di dalam kamarnya, dan berkata dengan nada yang datar, "Tidur yang nyenyak. Mamimu baik-baik saja, sebentar lagi dia akan pulang."

Sean Ling sama sekali tidak mempercayainya. Ia menangis semakin keras. Kemudian ia pun menggedor-gedor pintu kamarnya dan meminta kakeknya untuk membukakan pintu untuknya. Ia ingin sekali bisa pergi untuk mencari maminya.

avataravatar
Next chapter