4 Kakek Sangat Baik

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Sean Ling memandangnya dengan rasa takut, kemudian berbisik, "Mami, Kakek sangat baik. Sudah mengantar Sean ke dokter saat sakit, memberi kita uang, memberi mami pekerjaan, dan juga memberi kita tempat tinggal."

Emily Ling memandang putranya sambil menggertakkan giginya, "Itu memang yang seharusnya dia lakukan!"

Mami marah. Batin Sean.

Emily Ling pergi untuk membeli sayuran, kebutuhan sehari-hari, sampo, sabun mandi cair, dan kosmetik, yang biasa ia gunakan dulu. Ia tidak terbiasa menggunakan barang milik orang lain. Apalagi menggunakan barang milik laki-laki.

Selain itu, Emily Ling juga secara khusus membeli barang kebutuhan untuk si kecil Sean. Ia juga membelikannya piyama, boneka bayi buaya, dan semua barang-barang yang ia belikan itu sangat menggemaskan.

Setelah selesai berbelanja, Emily Ling menyadari betapa miskinnya dirinya saat ini dan ia tahu alasan mengapa pemilik aslinya tidak mau pindah dari rumah Aaron Huo. Uang yang ada di dalam kartu ATM-nya, hanya tersisa kurang dari 500 Yuan.

Aaron Huo memberinya 20.000 Yuan untuk biaya hidup setengah bulan yang lalu, waktu itu ia pun setuju, dan berpura-pura bisa menjadi orang baik ketika bersama dengan kru.

Setiap hari, ia mengajak seluruh kru untuk minum milk tea, minum minuman, dan makan buah-buahan. Ia juga membelikan hadiah untuk mereka yang dapat berbicara dalam kelompok. Dalam sekejap uang tersebut habis begitu saja.

Emily Ling baru saja selesai memasak dan menghidangkan makanannya di atas meja. Saat itu Sean juga membantu menyiapkan piring dan sumpit.

Tidak lama kemudian tiba-tiba pintu pun terbuka, Aaron Huo pulang dengan memakai kacamata dan masker, namun itu semua tetap tidak menutupi sikapnya yang elegan. Ia melihat apartemen yang bersih dan hidangan makanan dengan asap yang mengepul di atas meja.

Gadis murahan ini berubah sikapnya? Apa sekarang dia sudah tahu cara membersihkan rumah dan memasak? Batin Aaron Huo.

"Anda sudah pulang." Sean Ling adalah anak yang pintar dan penurut. Ia berlari untuk membantu Aaron Huo mengambilkan sandal dan tas.

Barang-barang yang ada di dalam tas sangat berat. Sehingga Sean Ling tampak sedikit kesulitan saat membawanya. Tubuhnya yang kecil seperti penguin saat berjalan sambil membawa tas yang berat itu. Alis Aaron Huo yang seperti pedang itu tampak sedikit mengerut, ledakan kejengkelan seolah menyeruak begitu saja.

Selama ini ia sudah terbiasa hidup sendirian, dan sekarang tiba-tiba bertambah dua orang yang disebut kerabat tinggal di apartemennya. Ia tidak terbiasa berbagi tempat tinggal dengan orang lain seperti ini. Ia pergi mengambil tas yang dibawa Sean dan memasuki kamarnya sendiri.

"Sean, ayo makan malam." Emily Ling sengaja berkata sangat keras, setelah si ayah sampah itu masuk kamar, ia mengira bahwa ia tidak akan keluar lagi.

Sean berlari sambil berjinjit-jinjit menuju ke pintu kamar Aaron Huo dan mengetuk pintu untuk membuatnya merasa senang. Dengan suaranya yang lembut dan halus itu ia berkata, "Makan."

Aaron Huo tidak mengizinkannya memanggilnya kakek. Sehingga ia bingung dan tidak tahu harus memanggilnya apa. 

Emily Ling mengira Aaron Huo tidak akan keluar untuk makan. Bagaimanapun, sudah terlihat dengan jelas bahwa Aaron Huo sangat membenci mereka berdua. Emily Ling sama sekali tidak menyangka jika Aaron Huo tiba-tiba keluar dari kamarnya.

Sean yang melihat kakeknya keluar dari kamar, seketika matanya yang besar tampak berkedip dengan senang. Langkah kaki yang masih kecil itu dengan cepat berlari untuk menarikkan kursi untuk kakeknya. Dengan badannya yang masih kecil ia berusaha sekuat tenaga menarik kuris itu.

Kakeknya adalah satu-satunya kerabat yang ia miliki selain ibunya. Ia ingin bersikap baik padanya dan menunjukkan rasa hormat kepadanya, supaya kakeknya tidak akan menelantarkan dirinya dan ibunya keluar untuk tidur di jalan dan mengemis makanan.

Emily Lin sebelum menjadi Emily Ling, ia juga memiliki orang tua tunggal. Tidak memiliki ibu, dan hanya memiliki seorang ayah. Ayahnya adalah seorang koki di China yang terkenal secara internasional. 

Semua leluhurnya bekerja sebagai koki kekaisaran di istana. Keluarganya memiliki restoran pribadi yang sudah dibuka selama 100 tahun. Semua tamu yang biasanya datang ke restoran tersebut adalah para pejabat nasional.

Setiap kali ada tamu asing yang datang untuk menghadiri perjamuan kenegaraan, ayahnya akan selalu menjadi kepala koki, dan ketika melihat pemandangan itu ia merasa sangat kagum.

Sejak kecil, Emily Lin sudah mendapatkan pengaruh dari lingkungannya. Sehingga ketika ia memasak, bahkan hanya menggunakan satu tangan saja ia bisa menghasilkan makanan yang sangat enak. 

Sayangnya, ayahnya meninggal karena kanker perut ketika ia masih berusia 15 tahun. Ia tidak ingin berada di dapur. Restoran di keluarganya yang sudah berdiri selama seratus tahun pun kini tidak mempunyai koki yang berbakat, dan hanya bertahan beberapa saat, hingga akhirnya tutup.

Emily Lin memasuki industri hiburan dengan bantuan teman lama ayahnya. Ia dipuji karena kemampuan aktingnya yang luar biasa. Ia memenangkan ratu film pada usia 17 tahun.

Sejak saat itu, karirnya menjadi lebih mulus dan sangat menjanjikan. Hingga puncak kehidupannya, ia tidak menyangka setelah membaca novel, hingga tertidur dan ketika bangun ia malah berubah menjadi seorang Emily Ling.

avataravatar
Next chapter