3 Bajingan Tua Menindas Anak Kecil

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Emily Ling menatap mata cerah anak itu, dalam hati ia terasa sedikit sedih. Kemudian ia pun berjalan mendekat, dan mengelus kepalanya sembari berkata, "Nakal tidak hari ini?"

Setelah ia memasuki industri hiburan, Emily Ling dengan tegas melarang putranya memanggil mami ketika sedang berada di luar rumah. Ia menyuruh putranya itu memanggilnya Bibi.

"Tidak." Jawab Sean dengan penuh semangat, wajah kecilnya tersenyum. Dalam hati ia merasa sangat senang, karena maminya ternyata menjemputnya ke sekolah.

"Apakah kamu Bibinya Sean?" Ibu Momo memandangi gadis cantik yang ada di depannya sembari bertanya. Wajahnya masih terlihat sangat imut, dan kira-kira saat ini usianya sekitar 20 tahunan.

"Bagaimana dengan orang tuanya? Bagaimana mungkin keluarga kalian bisa begitu tenang membiarkan seorang anak kecil pergi dan setiap hari selalu sendirian ketika pulang dari sekolah? Jika diculik dan dijual oleh orang lain, kalian pasti akan menangis dan sangat menyesal. Kenapa kalian begitu tenang?"

Emily Ling tahu perkataan orang itu berniat baik. Ia mengangguk dan berkata bahwa tidak akan membiarkannya berangkat dan pulang sekolah sendirian lagi. Lain kali ia akan datang menjemput Sean setiap hari, setelah bertukar salam sebentar, akhirnya mereka pun pergi.

"Ma... Bibi." Kata Sean salah memanggil. Ia menundukkan kepala kecilnya seolah menunggu omelan dari ibunya, kemudian ia berbisik, "Sean pergi sendiri."

"Tidak usah memanggil Bibi, tidak ada siapa-siapa di sini. Aku ini Mamimu." Emily Ling memandangi anak yang selalu mengerti keadaan ini. Hatinya melunak, kemudian mendekat dan mencium wajah kecil anak itu. Sean Ling adalah masalah besar bagi Emily Ling jika masuk ke dalam industri hiburan.

Setelah melihat dunia hiburan, pemilik asli tubuh ini merasa bahwa Sean adalah noda dalam hidupnya, sehingga semakin hari ia semakin tidak peduli pada Sean. Ia hanya tidak ingin dengan adanya seorang putra akan menghambat perkembangan karirnya.

"Mami!" Sean Ling yang dicium ibunya merasa sedikit bingung, dan ia juga berhati-hati saat memanggil ibunya ketika berada di luar.

Anak berusia tiga tahun telah belajar bagaimana mengamati kata-kata dan penampilannya. Ia juga tahu bahwa sejak ibunya pergi ke kota untuk mencari pekerjaan, ibunya menjadi semakin sibuk dan semakin membencinya.

Dulu Emily Lin tidak terlalu menyukai anak-anak, ia selalu merasa benci dan sebal ketika bertemu dengan anak kecil. Tetapi sejak melihat Sean Ling, entah kenapa ia menjadi sangat menyukainya. Begitu melihat Sean Ling, ia ingin menggendongnya tinggi-tinggi sambil menciuminya.

Ketika melewati pasar swalayan yang ada di ujung perumahan, seringkali Emily Ling juga membeli Tanghulu. Melihat wajah kecil Sean Ling yang berkerut menjadi bola, Emily Ling tidak bisa menahan tawa.

Emily Ling sekarang tinggal di apartemen milik Aaron Huo. Bangunan apartemen sangat elit, kontrol akses super ketat, ditambah Aaron Huo juga tidak pernah memiliki gosip. Sehingga tidak banyak wartawan yang mencari informasi tentangnya.

Tidak ada wartawan yang bisa mengambil foto apapun di sini. Umumnya jarang ada paparazi yang datang ke sini untuk diam-diam mengambil foto, karena hanya akan membuang-buang waktu dan tidak akan mendapatkan apapun.

Aaron Huo memiliki mysophobia, sehingga ia tidak suka jika berada di lingkungan yang kotor. Selain itu ia juga tidak suka melihat Emily Ling berada di sekitarnya. Awalnya, ia berniat menyewakan rumah untuk Emily Ling atau bahkan membelikan rumah, dan menyuruh Emily Ling membawa Sean Ling tinggal di sana.

Namun, Emily Ling pandai membuat perhitungan. Mana bisa seperti itu, di dalam rumah Aaron Huo, jika ingin makan atau pun minum ada pekerja paruh waktu yang menyediakan. Sehingga ia tidak perlu melakukan apapun atau membeli apapun. Jika ia hidup di luar, ia harus membayar semuanya sendiri.

Tapi untuk tinggal di sini tidak semudah itu, Aaron Huo dan Emily Ling telah menandatangani kontrak.

1. Identitas Emily Ling adalah rahasia, dan tidak boleh memberitahu siapa pun tentang hubungan mereka.

2. Ketika berada di rumah dan di luar, semuanya harus berpura-pura tidak kenal. Emily Ling tidak diizinkan memanggil Ayah, dan Sean Ling juga tidak diizinkan memanggilnya Kakek.

3. Jangan memindahkan atau menggunakan apapun di dalam rumah. Jaga apartemen tetap bersih dan rapi.

Aaron Huo yang mengaturnya. Tapi bukan Emily Ling namanya jika tidak melakukan hal-hal itu dengan patuh. Sampo, sabun mandi, krim pembersih, kosmetik dan parfum mahal selalu ia digunakan secara diam-diam.

Demi menjaga privasi, Aaron Huo memanggil pekerja paruh waktu, sehingga hanya akan datang untuk membersihkan apartemennya pada waktu yang ia ditentukan. Dan Bila perlu bisa memasak juga.

Setiap hari Emily Ling selalu melempar pakaian kotor ke sembarang tempat, dan barang-barang di dalam rumah juga seringkali tampak sangat berantakan. Aaron Huo sangat marah, sampai ingin segera membawa mereka berdua keluar rumah.

Ketika Emily Ling pulang, ia meletakkan barang-barangnya di ruangannya dan baru keluar untuk bersiap memasak. Namun saat itu di lemari es hanya ada mie, telur, dan sedikit sayur kecil, tidak ada lagi bahan makanan yang lain.

"Mami." Sean mengikuti di belakang seperti ekor kecil, "Setelah Mami masuk rumah sakit, Kakek tidak pernah pulang. Bibi juga belum datang untuk masak selama tiga hari."

"Lalu apa yang kamu makan?" Mata Emily Ling tiba-tiba menjadi gelap.

"Sean bisa masak mie dan telur." Suara lemah Sean terdengar.

Saat Emily Ling turun sambil menggendong Sean untuk membeli sayuran, mulutnya sambil bergumam sesuatu.

Si bajingan tua Aaron Huo itu sudah keterlaluan. 

Meskipun Ling sudah membuat Aaron Huo marah, tapi tetap saja Aaron Huo tidak boleh menindas anak kecil seperti ini, pria itu tidak mengatakan apapun padanya dan membiarkan anak kecil ini sendirian di rumah. Bahkan ia juga tidak memberinya makan!

avataravatar
Next chapter