2 Aku Ini Ayahmu!

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Aaron Huo menggertakkan gigi gerahamnya, kemudian tersenyum dingin sambil berkata, "Aku ini Ayahmu!"

Emily Lin tiba-tiba seperti tersambar guntur yang membuat seluruh badannya terasa lemas. Ini lelucon besar namanya! Ia berkata dalam benaknya.

* *

Emily Ling tinggal di rumah sakit selama dua hari, dan ketika sudah sore hari pada hari ketiga ia beres-beres. Ia sendiri yang mengurus administrasi untuk keluar dari rumah sakit, kemudian pergi ke gerbang taman kanak-kanak untuk menjemput putranya.

Kemampuannya dalam mengingat cukup bagus, dua hari ini ia masih bisa mengingat dengan jelas tentang kisah Emily Ling. Novel ini baru saja dimulai, Emily Ling baru menemukan Aaron Huo setengah bulan yang lalu.

Aaron Huo awalnya tidak percaya. Setelah melakukan tes DNA, ia menerima fakta tersebut dengan putus asa. Bisa dibilang sebagai bentuk untuk kemanusiaan, ia membayar biaya rumah sakit Sean Ling, kemudian memberikan uang kepada Emily Ling.

Emily Ling juga baru tahu bahwa ayahnya adalah seorang kaisar film terkenal bernama Aaron Huo, setelah melihat orangnya dengan mata kepalanya sendiri.

Hal ini juga bagus untuknya, anak-anak dari pedesaan juga punya impian menjadi bintang. Jika ingin masuk industri hiburan, biarkan Aaron Huo yang melakukannya untuk Emily Ling. 

Namun, yang namanya pemeran pendukung wanita tetap saja pemeran pendukung wanita. Jika Emily Ling memiliki kemampuan yang bagus, ia juga tidak akan menjadi pemeran pendukung wanita.

Jika Aaron Huo mengatakan tidak bersedia, maka Emily Ling akan menggunakan identitasnya untuk mengancamnya. Emily Ling mengatakan bahwa jika Aaron Huo tidak berhasil membawa dirinya masuk ke dalam industri hiburan, maka ia akan memberitahu kepada semua orang tentang identitasnya yang sebenarnya.

Dengan ancaman Emily Ling yang seperti itu, mana berani Aaron Huo membiarkan Emily Ling mengatakan kepada media tentang identitasnya. Ketika dirinya masih muda dan masih suka melakukan hal-hal konyol, mungkin ia membiarkan orang-orang tahu tentang reputasinya yang sebenarnya dan akan menerima hujatan dari masyarakat. 

Namun di usianya yang sekarang ini, ia tidak mungkin membiarkan reputasi baik yang sudah ia bangun selama ini akan hancur begitu saja. Emily Ling hanya mengandalkan hubungan antara ayah dengan anak dengan Aaron Huo. 

Hingga pada akhirnya, Emily Ling mendapatkan kesempatan menjadi pemeran pendukung dalam drama kolosal yang sedang populer. Tapi dalam hati, sebenarnya ia merasa sangat kesal dengan putrinya ini.

Pemeran tokoh antagonis jatuh pada pemeran wanita pendukung. Pemeran utama pria dan wanita dalam drama kolosal ini kebetulan adalah Dion Gu dan Stephie Luo, di dalam drama, mereka berdua adalah sepasang kekasih. 

Emily Ling semakin jatuh cinta kepada Dion Gu. Namun, Dion Gu tidak seberapa memedulikan cinta Emily Ling padanya, dan ia malah semakin dekat dengan Stephi Luo.

Tiga hari yang lalu, adegan ciuman antara pemeran utama pria dan wanita. Dion Gu dan Stephie Gu saling jatuh cinta satu sama lain. Adegan ciuman yang panas itu membuat sang Sutradara puas.

Di sisi lain, Emily Ling merasa sangat tidak puas. Ia sangat kecewa, karena ia hanya menjadi pihak pemeran wanita pendukung. Padahal ia merasa bahwa dirinya lebih cantik daripada Stephie Luo.

Apakah Dion Gu buta? Kenapa tidak menyukai Emily Ling! Pikir Emily Ling dalam benaknya. Api kecemburuan dalam hatinya itu semakin membara.

Salah satu adegan dari drama hari itu adalah Emily Ling dan Stephie Luo menuruni tangga bersama. Niat jahat Emily Ling datang, ia ingin mendorong Stephie Luo dan membuatnya jatuh hingga tubuhnya menggelinding di tangga.

Bagaimanapun juga yang namanya cerita berlebihan, tetaplah saja akan berlebihan. Si pemeran wanita utama memiliki lingkaran cahaya. Emily Ling menginjak roknya sendiri dan jatuh dari lantai dua. Setelah ia kembali bangun, jiwanya langsung berubah.

Emily Ling tenggelam dalam ingatannya. Ketika ia kembali mengingat memori masa lalunya, ia melihat gambaran tentang taman kanak-kanak ketika suasana belajar sudah selesai.

Dari kejauhan, Emily Ling dapat melihat putranya sedang berada di dalam segerombol anak-anak yang sedang bermain, saat itu penampilan Sean Ling terlihat sangat mencolok meski dilihat dari jauh

Si kecil terlihat sangat mempesona dengan penampilan yang sempurna dan fitur wajah yang tampan. Ketika sudah besar nanti, ia pasti akan menjadi pria yang tampan dan dikagumi oleh banyak orang.

"Sean, Bibi akan mengantarmu pulang!" Ibu Momo memandangi anak laki-laki kecil yang ada di depannya itu, dan dengan penuh kasih ia menyentuh kepalanya yang kecil.

Kehidupan anak kecil ini sangat menyedihkan. Setelah mendengarkan penjelasan dari wali kelas, ibunya hanya pernah sekali datang ke taman kanak-kanak ini, yaitu ketika anak ini menjalani prosedur masuk ke taman kanak-kanak. Setelah itu, anak kecil ini selalu berangkat dan pulang dari taman kanak-kanak sendirian, dan ia tidak pernah ada yang mengantar atau menjemputnya.

Anak yang baru berusia tiga tahun, sebenarnya ia tidak tahu seberapa besar perasaan orang tua mereka kepada dirinya, bagaimana mungkin orang tuanya bisa begitu tenang bahwa putra mereka pergi dan pulang dari sekolah sendirian.

Bagi ibu Momo, ketika melihat anak yang begitu manis, bijaksana dan cerdas seperti Sean Ling, dalam benaknya ia berkata, Bagaimana bisa orang tuanya begitu tega padanya!

"Tidak, terima kasih, Bibi. Aku bisa pulang sendiri." Jawab Sean Ling dengan sangat santai, kemudian ia melihat wajah gadis kecil yang dibalut kain kasa. Dengan tatapan matanya yang merasa bersalah ia berkata, "Bibi, sore tadi lututnya Momo memar hingga kulitnya berwarna keungu-unguan. Aku yang tidak menjaga dia dengan baik."

"Terima kasih, Sean. Iya Bibi sudah tahu." Ibu Momo berjongkok untuk memeriksa lutut putrinya. Ia melihat ada memar berwarna biru keungu-unguan, dan seketika matanya langsung berubah menjadi merah.

Momo memiliki kelainan hormon sejak kecil, sehingga perkembangannya menjadi lebih lambat jika dibandingkan anak kecil yang lainnya. Koordinasi tubuhnya kurang baik, sehingga sering sekali membuat wajahnya bengkak atau bahkan mimisan.

Ketika berada di taman kanak-kanak juga tidak ada anak yang mau bermain dengannya. Ibu Momo memandangi putrinya yang cemberut, dalam hati ia pun ikut merasa sedih. 

Namun belakangan ini, putrinya menjadi semakin ceria dan suka berbicara. Putrinya berkata bahwa ada seorang siswa baru di kelasnya dan anak itu adalah sahabatnya.

Ketika Emily Ling datang, saat itu Sean Ling yang sedang berbicara dengan orang lain, dan sepertinya merasakan kedatangannya. Tiba-tiba, ia berbalik dan membuka kedua matanya lebar-lebar dengan pandangan yang cerah. Ia menelan kata mami, kemudian memanggilnya, "Bibi."

avataravatar
Next chapter